Jumat, 03 Februari 2017

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS

Rancangan Usaha Agribisnis 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
DESKRIPSI
Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pola dasar (building block/framework/guideline), atas usaha agribisnis yang direncanakan mahasiswa serta review pengetahuan pendukung yang relevan termasuk aspek teknis, pemasaran produk,manajemen keuangan dan organisasi usaha. Tim pengampu mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis saat ini sedang menyusun satu seri modul sesuai dengan algoritma bahan kajian yang dirancang untuk dipelajari secara berurutan sesuai kode penomoran. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan akan dapat memahami pengertian dan ruang lingkup rancangan usaha agribisnis serta tujuan dan manfaat penyusunan rancangan usaha agribisnis (agribusiness plan).

PRASYARAT
Metode pembelajaran yang digunakan dalam mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis adalah metode konstruktivistik yang menempatkan mahasiswa sebagai subyek pembelajar aktif (student centered learing). Untuk itu sebagai prasyarat mempelajari modul ini mahasiswa terlebih dahulu harus memiliki wawasan tentang: 

  1. logika berpikir kreatif
  2. keterampilan berkomunikasi dalam kelompok belajar
  3. keterampilan mengakses dan mengelola informasi dari berbagai sumber
  4. cara-cara bekerja sama dalam kelompok secara efektif
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL BAGI MAHASISWA

  1. Bacalah dengan cermat RKPS (Rancangan Kegiatan Pembelajaran Semester) mata kuliah, hingga Anda memahami apa, untuk apa dan bagaimana Anda menjalani seluruh proses perkuliahan Rancangan Usaha Agribisnis. Dalam RKPS diberikan algoritma bahan kajian sebagai road map proses belajar Anda secara sistematis. Modul 1 merupakan dasar bagi penguasaan bahan kajian pada modul-modul berikutnya.
  2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata atau konsep kunci atau istilah-istilah yang baru Anda ketahui. Setelah itu, cari dan baca pengertian kata dan konsep kunci serta istilah baru atau kata sulit dalam kamus dan sumber-sumber tertulis lain yang relevan. Bagian akhir modul ini menyertakan daftar pustaka yang dapat Anda gunakan sebagai rujukan.
  3. Baca kembali bagian demi bagian modul ini dengan lebih seksama dan buatlah catatan atau ringkasan untuk mempermudah Anda memahami dan mengingatnya.
  4. Uji kemampuan penguasaan materi modul ini secara mandiri, Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan latihan dan tugas yang telah disediakan.
  5. Bila Anda masih merasakan kesulitan menguasai materi modul ini, diskusikan dengan teman, atau tanyakan hal-hal yang tidak Anda pahami pada asisten dan atau dosen tutor.
BAGI DOSEN
Modul ini dirancang sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode pembelajaran konstruktif dan berpusat pada mahasiswa (student centered learning, SCL). Dengan demikian dalam modul disertakan seluruh proses rancangan, penjelasan, organisasi materi ajar dan arahan serta evaluasi belajar secara mandiri. Peran Anda sebagai Dosen antara lain adalah:

  1. Membaca dengan cermat seluruh isi modul, serta memperkaya materi modul dengan suplemen-suplemen pembelajaran secara terpisah
  2. Membantu proses belajar mahasiswa dan mengarahkan asisten dosen agar dapat melakukan tugasnya dalam pendampingan dan pelaksanaan tugas mahasiswa
  3. Membimbing mahasiswa agar dapat memahami konsep teoritis dan aplikatif serta mengatasi kendala-kendala yang mungkin muncul dalam proses belajar
  4. Memfasilitasi mahasiswa dalam memilih dan mengakses sumber pembelajaran lain yang diperlukan dalam proses belajar
  5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok dan diskusi kelas
  6. Melatih asisten untuk dapat menyusun catatan dan laporan hasil belajar mahasiswa
  7. Mengevaluasi hasil belajar
KOMPETENSI
Posisi mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis dalam struktur Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Studi Agribisnis adalah sebagai back bone atau mata kuliah inti keilmuan. Peran mata kuliah inti keilmuan adalah membidik penguasaan kompetensi utama bidang keilmuan. Adapun kompetensi utama yang akan dicapai melalui mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis bersama dengan tiga mata kuliah inti lainnya (Usahatani, Pemberdayaan Masyarakat dalam Agribisnis dan Manajemen Produksi dan Operasi Perusahaan Agribisnis) dapat dipetakan menjadi sejumlah area kompetensi sebagai berikut:

  1. Komunikasi efektif : area kompetensi ini mencakup kecakapan berkomunikasi dengan stake holder, kolega, anggota tim dan atau mitra kerja, berkomunikasi dengan masyarakat dan komunikasi multidisipliner dan intas profesi
  2. Pengelolaan informasi : area kompetensi ini merujuk pada aspek penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu pengambilan keputusan manajerial dan perancangan unit dan atau kawasan agribisnis
  3. Landasan keilmuan agribisnis : mencakup komponen kompetensi prosedur teknis produksi tanaman, pengolahan hasil hingga pemasaran produk pertanian baik primer maupun olahan
  4. Keterampilan merancang unit agribisnis
  5. Etika moral, profesionalisme serta pengembangan diri sebagai profesional agribisnis
Modul 1 ini hanya merupakan salah satu elemen road map konstruksi proses akademik yang telah dibangun untuk menghasilkan lulusan yang mampu berpikir analitis, kritis dan sintesis; terampil merancang unit agribisnis berbasis masyarakat serta bersikap etis dan profesional. Penguasaan kompetensi tersebut antara lain diukur berdasarkan tingkat ketercapaian hasil belajar mahasiswa dalam perancangan unit agribisnis.

Sesuai sifat modul yang mandiri dan user friendly, maka modul ini dapat dipelajari sebagai unit bahan kajian tersendiri. Namun demikian, mahasiswa harus memahami bahwa penguasaan kompetensi akhir yang diharapkan hanya dapat dicapai dengan mempelajari seluruh seri modul mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis.

RANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)
Pengertian dan Ruang Lingkup Rancangan Usaha Agribisnis
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Sesuai dengan sifat pertanian sebagai unit produksi biologis primer, usahatani atau sistem agronomi pada umumnya berlokasi di pedesaan. Dengan demikian profitabilitas sistem usahatani akan berdampak langsung pada eksistensi pembangunan wilayah pedesaan. Di sisi lain secara alamiah sistem usahatani dan industri merupakan dua sektor yang saling terkait satu sama lain baik langsung maupun tak langsung. Pada umumnya produk pertanian berupa bahan pangan dan serat yang berperan memenuhi kebutuhan konsumsi rumahtangga dan bahan baku industri.

Meski demikian, karakteristik sektor pertanian dan industri berbeda cukup kontras. Karakteristik produk pertanian antara lain voluminous (bulky), mudah rusak, bersifat musiman, dan unit produksinya terpencar. Produk industri di lain pihak, dicirikan oleh karakteristik yang fleksibel, terdifersifikasi dalam jenis dan kualitas, memiliki aksesibilitas pasar yang baik dan mampu beradaptasi sesuai lokasi.

Untuk memperoleh nilai tambah tinggi perlu dibangun integrasi sistematis antara sektor pertanian dan industri yang lazim diistilahkan sebagai pendekatan industrial. Hal ini bermakna bahwa kegiatan pertanian harus dipandang sebagai bagian kegiatan industrial (­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ Badan Agribisnis,1997). Konsep industri pertanian bukan berarti mendirikan pabrik, namun lebih ditekankan pada upaya membangun sikap mental dan budaya industrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Pengetahuan menjadi landasan utama pangambilan keputusan produksi (tidak hanya mengandalkan intuisi dan kebiasaan saja)
  2. Kemajuan teknologi merupakan instrumen utama pemanfaatan sumberdayaMekanisme pasar adalah media utama transaksi barang dan jasa
  3. Efisiensi dan produktivitas menjadi dasar alokasi sumberdaya 
  4. Keunggulan kualitas merupakan orientasi, media sekaligus tujuan transaksi
  5. Profesionalisme adalah karakteristik yang dominan dan pada akhirnya
  6. Teknologi akan menggantikan ketergantungan pada alam, sehingga setiap produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan kualitas, jumlah, berat, volume, bentuk, ukuran, warna rasa dan sebagainya yang telah ditetapkan lebih dulu. Selain itu produk juga harus dipasok tepat waktu. 
Membangun pertanian industrial adalah mengembangkan ciri-ciri tersebut di sektor pertanian sehingga kelemahan produk pertanian tradisional dapat diperbaiki. Salah satu pendekatan pembangunan pertanian industrial adalah sistem agribisnis. Secara konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usahatani dan nelayan serta agroindustri yang saling terkait satu sama lainnya. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yaitu:

  1. sub sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia
  2. sub sistem budidaya atau usahatani
  3. sub sistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri
  4. sub sistem pemasaran hasil pertanian
Dengan kata lain sistem agribisnis (agroindustri) merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu (up stream agribusiness), subsistem usahatani (on-farm agribusiness), subsistem agribisnis pengolahan (down stream agribusiness), subsistem pemasaran dan subsistem penunjang termasuk sarana, prasarana, jasa dan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis. Sistem agribisnis dapat digambarkan sebagai berikut:

Diagram pada gambar 1. mengilustrasikan bagaimana antara sub sistem usahatani dan sub sistem agroindustri terdapat keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage). Keterkaitan agroindustri dalam pengembangan agribisnis menjadi sangat penting dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi, penyaluran dana dan investasi serta teknologi dengan dukungan sistem tataniaga dan perdagangan yang efektif. Hanani (2003) menjelaskan bahwa sebagai sektor yang diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian pedesaan, maka penumbuhan agroindustri pedesaan direkayasa dengan prinsip :

  1. Memacu keunggulan kompetitif produk atau komoditi serta keunggulan komparatif wilayah.
  2. Memacu peningkatan sumberdaya manusia dan penumbuhan agroindustri yang sesuai dengan kondisi setempat.
  3. Memperluas kawasan sentra – sentra komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai pemasok bahan baku yang berkelanjutan.
  4. Memacu pertumbuhan subsistem lainnya serta menghadirkan berbagai sarana pendukung, berkembangnya industri pedesaan.
Dengan pendekatan sistem agribisnis, rancang bangun seluruh sub sistem agribisnis harus dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan pengelolaan sumberdaya pertanian yang berkelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup. Untuk mewujudkan rancang bangun sistem agribisnis sebagai salah satu sektor perekonomian unggulan di Indonesia, peningkatan kualitas SDM pertanian baik dari aspek teknis maupun manajerial menjadi prasyarat yang mendesak. Untuk itu pengembangan aspek kewirausahaan (enterpreunership) pelaku pertanian merupakan strategi strategis dalam kaitannya dengan pemberdayaan komunitas agraris, pengentasan kemiskinan dan peningkatan produktivitas sektor pertanian. 
Gambar Sistem Agribisnis 

Diadaptasi dari: Austin, J.E., 1992, Agroindustrial Project Analysis, The John Hopkins University Press, Baltimore and London

AGRIBISNIS DAN ENTERPREUNERSHIP LANDSCAPE
Perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi dan kesejahteraan telah menciptakan kesenjangan (gap) yang menyebabkan perubahan status sosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan, selera dan sebagainya. Hal ini membangkitkan inspirasi bisnis yang pada akhirnya memunculkan banyak peluang usaha. Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya banyak enterpreuner muda. Menurut Hendro dan Chandra (2006) beberapa faktor yang menjadi stimulus spirit enterpreunership antara lain adalah:

  1. Evolusi produk
  2. Evolusi ilmu pengetahuan
  3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
  4. Perubahan teknologi
  5. Perubahan budaya
  6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
  7. Intrapreneruship (kapabilitas usaha internal perusahaan yang disebabkan oleh inovasi, daya saing, perubahan organisasi dsb yang pada gilirannya akan memotivasi pengembangan spirit enterpreunership orang per orang).
Selanjutnya Hendro dan Chandra (2006) menjelaskan bahwa untuk memulai suatu bisnis seorang enterpreneur harus memiliki kunci enterpreneruship yang terdiri dari empat bagian pokok sebagai berikut:

  1. Bagian pemutar (pengungkit) à leverage key yaitu:
  2. Great decision
  3. Lingkaran dan peluang emas (golden opportunity):

  • enterpreneur, bisnis dan pasar à benang merah bisnis Anda
  • segitiga kreativitas à teori kesempurnaan, inspirasi dan intuisi
  • peluang 
  • riset dan trial
2. Bagian batang kunci à the body of key. Bagian ini adalah bagian yang sangat penting untuk mewujudkan sebuah bisnis yang solid setelah Anda mulai berbisnis. The body of key terdiri dari:
a. bagian sambungan (translation): 

  • membentuk keterampilan kelompok bisnis
  • strategi memasuki pasar
  • penetapan sistem bisnis
b. bagian batang (transitional): 

  • konsep kualitas
  • 8S : kunci sukses adalah keterampilan manajerial yang baik
  • Aspek finansial: cash flow dan strategi investasi
3. Bagian anak kunci (the primary key) terdiri dari:

  • marketing concept
  • how to promote your business
  • seliing skill is an embryo of enterpreneurial skill 
Konsep The Key of Enterpreunership dapat dicermati pada gambar 2 berikut ini:

Dikutip dari : Hendro dan Candra,2006, Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA Publishing, Bekasi
Di Jawa Timur, Bakpao Telo produksi SPAT (Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu) yang unit produksinya berlokasi di Jl Raya Simping No 1 Purwodadi telah sangat terkenal. Sukses Bakpao Telo tak terlepas dari kisah seorang enterpreneur agribisnis alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yaitu Ir. Unggul Abinowo. Didirikan pada tahun 1984, SPAT merupakan implementasi konsep agribisnis sebagai suatu sistem. Maskot SPAT yaitu bakpao telo, adalah sebuah contoh evolusi produk. Telo yang pada awalnya identik dengan citra bahan pangan inferior, di tangan seorang Unggul Abinowo berubah menjadi produk bergengsi, yang selain unik, memiliki banyak keunggulan lainnya sebab diolah dari bahan baku alami yang kaya antioksidan. Ide kreatif yang melahirkan bakpao telo tentu tak dimungkinkan tanpa evolusi ilmu pengetahuan penggagasnya yang sejak masa kuliah telah menjajal berbagai peluang bisnis.

Selain bakpao telo SPAT juga mendiversifikasikan produk olahan ubi jalar ungu lain antara lain mie, tepung telo, ice cream, juice, pizza dan sebagainya. Seluruh bahan baku produk-produk ini dipasok dari kebun inti seluas 8 hektar yang dikelola oleh SPAT. Bila pasokan bahan baku kurang, SPAT membeli dari petani mitra dengan menetapkan standar kualitas produk. Ubi jalar yang digunakan sebagai bahan baku produksi bakpao telo adalah ubi jalar organik. Penggunaan bahan baku organik dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan gaya hidup dan budaya hidup sehat yang saat ini telah menjadi trend. Dengan menetapkan standar food safety yang tinggi, produk SPAT telah dipersiapkan untuk dapat menembus pasar global.

Jumlah produk yang dihasilkan SPAT yaitu ± 50.000 bakpao/bulan, ± 40.000 bungkus mie/bulan, ± 5000 cup ice cream/bulan. Selama proses produksi SPAT mengantisipasi over stock, karena produk dibuat dalam bentuk sistem rolling. Selain itu produk diproduksi berdasarkan estimasi permintaan konsumen. Karena berorientasi pada produk berbasis permintaan, maka dalam manajemen pemasarannya SPAT melakukan evaluasi pasokan, produksi dan stok setiap saat.

SPAT Bakpao Telo terdiri dari enam divisi yang saling terkait dan mendukung. Divisi-divisi tersebut memiliki program-program yang bertujuan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat pertanian dengan meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kemandirian dalam mengelola potensi SDA dan SDM di lingkungannya.
Divisi-divisi tersebut antara lain:

  1. Center of data and information.
  2. The center of education and training.
  3. The center of study and village development strategies
  4. The center of adapted technology development
  5. Investment and micro credit
  6. Agribussines terminal
Foto: Dokumentasi Studi Lapang Program Studi Agribisnis (2004) 

Dengan visi : To Create an integrated Farming Model which is efficient, strong, modern, on going and people-friendly, SPAT berupaya mewujudkan model pertanian terpadu yang efisien, tangguh, modern, berkelanjutan dan berdimensi kerakyatan. SPAT juga memiliki target sebagai berikut :

  • To produce agribusiness products which are competitive in the marketplace (menghasilkan produk agribisnis yang mempunyai daya saing).
  • To work for welfare of the farmers (mensejahterakan kehidupan petani)
  • To develop the small and medium enterprises (mengembangkan usaha kecil dan menengah)
  • To impart training to make competent farmers (melatih dan mencetak petani yang handal)
  • To rebuild the image of local products (membangun image produk lokal)
Pengolahan Tersier Air Limbah Industri

Sukses bisnis SPAT sebagaimana diilustrasikan di atas merupakan salah satu contoh kasus bagaimana enterpreneurship landscape, yang dipetakan pada sistem agribisnis dapat dikembangkan menjadi sebuah industri.

AGRIBISNIS DAN PROSES ENTERPRENEURIAL 
Hendro dan Candra (2006) menjelaskan, seorang enterpreneur yang smart and good adalah enterpreneur yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Strategic thinker and strong emotional attachment
  2. Motivator yang handal bagi diri sendiri atau tim dan self leader 
  3. Ambisius karena high achiever (tidak mengenal kata puas)
  4. Risk manager, not just a risk taker
  5. Totalitas dalam bekerja dan target oriented (penuh komitmen dan konsisten terhadap pekerjaan)
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk memilih jalur enterpreneurship antara lain adalah:

  1. Pengalaman personal: pengalaman pada masa kanak-kanak yang berhubungan dengan bisnis, pengalaman bergaul dengan rekan-rekan dari kalangan bisnis umumnya sangat memotivasi seseorang untuk berkeinginan menerjuni dunia bisnis
  2. Suasana kerja: lingkungan kerja yang nyaman umumnya tidak akan mendorong seseorang untuk berwirausaha. 
  3. Pendidikan: pada umumnya tingkat pendidikan yang tidak tinggilah yang memberikan dorongan lebih kuat pada seseorang untuk memulai berwirausaha
  4. Kepribadian: ada banyak tipe kepribadian seperti controller, advocator, analitic dan fasilitator. Dari tipe-tipe tersebut yang cenderung berhasrat tinggi untuk berkarier sebagai pengusaha adalah controller dan advocator, meskipun hal ini bukan suatu hal yang mutlak. 
  5. Dorongan keluarga: keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan dan mempercepat pengambilan keputusan berkarier sebagai enterpreneur karena umumnya keluarga sangat efektif berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach dan atau mentor
  6. Lingkungan dan pergaulan: untuk sukses seseorang perlu bergaul dengan orang yang sukses agar memperoleh pengaruh yang positip
  7. Self esteem: posisi tertentu yang dicapai seseorang akan mempengaruhi arah kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, setelah terpenuhi kebutuhannya akan pangan, sandang dan papan, maka kebutuhan berikutnya yang ingin diraih adalah self esteem yaitu perasaan ingin diakui dan dihargai. Dorongan self esteem juga mendorong orang untuk mengambil keputusan menjadi wirausaha
  8. Keadaan atau keterpaksaan: ketiadaan pilihan misalnya karena terus-terusan menganggur, terkena PHK, pensiun dan sebagainya akan mendorong seseorang untuk memilih menjadi enterpreneur. 
Untuk lebih memahami bagaimana proses enterpreneural agribisnis berikut dikutip pengalaman Ir. Unggul Abinowo saat memutuskan untuk mengembangkan SPAT (Bakpao Telo): 

  1. Perjalanan SPAT dimulai pada periode 1980-1990, ketika Unggul muda memulai perintisan usaha budidaya pertanian tanaman pangan (padi, jagung, ubi jalar), buah-buahan (jeruk, tomat, melon) dan sayur-sayuran di Desa Parerejo, Kabupaten Pasuruan, sejak masih menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Modal awal diperolehnya dari mengjukan sejumlah dana kredit bank dengan menjaminkan sertifikat rumah yang dipinjamnya dari orangtua. 
  2. Pada periode tahun 1981-1997 Unggul mencoba cabang usaha ternak bebek dan sapi dan mulai berminat mendirikan agroindustri. Dalam kurun waktu yang sama, SPAT mulai menerima kunjungan, dan mengadakan magang serta pelatihan dari petani, kelompok tani, LSM, dinas pemerintah serta instansi/lembaga lain. Pada kesempatan tersebut jejaring kerja (networking) SPAT mulai dikembangkan dengan merintis kerjasama yang saling menguntungkan dengan instansi pemerintah dan pihak-pihak lain yang saling menguntungkan. Dalam proses yang berlangsung, dalam periode waktu yang sama, SPAT juga berbisnis pupuk. Ekstensifikasi dan intensifikasi komoditi pertanian SPAT terus berkembang. Untuk menimba ilmu tentang agribisnis, Unggul mengikuti kursus singkat Agribisnis di Australia Barat tahun 1991. Sepulang dari perjalanan belajarnya, pada tahun 1993 Unggul terpilih sebagai Ketua Litbang Asosiasi Pupuk Cair. Atas prestasinya mengembangkan agribisnis pada tahun 1996 Unggul menerima penghargaan sebagai pemuda pelopor dan menjadi Ketua Brigade Pemuda Pelopor Pembangunan Desa (BP3D) tahun 1997. 
  3. SPAT terus berkembang dengan pasang surutnya. Memasuki periode 1998-2003 SPAT ditunjuk sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) oleh Menteri Pertanian tahun 1998 dan kemudian dikukuhkan kembali tahun 2003. Unggul sendiri pada tahun 1999 diangkat menjadi Sekjen KTNA Nasional. Terminal SPAT berdiri dan disahkan oleh Mentri Pemuda dan Olahraga tanggal 16 April 1999. Sejak terminal SPAT yang lebih dikenal sebagai outlet Bakpao Telo itu diresmikan, SPAT mulai serius menekuni pengolahan pasca panen khususnya ubi jalar dan pemasaran produk UKM sejak tahun 2000. SPAT juga berkembang dari aspek organisasi menjadi 6 divisi kerja yakni Data & Informasi, TTG, Diklat, Kajian Pembangunan Desa, Investasi & Pembiayaan dan Terminal Agribisnis. Unggul sendiri pada tahun 2003 menyempatkan magang agribisnis di Jepang. 
  4. Sepulang dari Jepang pada tahun 2004 Unggul mulai mengembangkan pemasaran produk SPAT berbasis WEB dengan membuka web site www.spat-indonesia.or.id. Dalam kurun waktu 2004 hingga sekarang, SPAT telah memantapkan diri sebagai unit agribisnis besar yang bermitra dengan lebih dari 300 petani, meraih banyak penghargaan nasional dan internasional, berkembang dari aspek organisasi dan produk dan telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam dan luar negeri.
GAMBARAN UMUM RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS 
Pengertian Rancangan Usaha Agribisnis
Rancangan usaha agribisnis adalah dokumen yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan kegiatan bisnis Walaupun unit bisnis yang akan dikembangkan mungkin beragam dalam aspek produk atau jasa yang diberikan, namun setiap rancangan bisnis memiliki beberapa elemen yang lebih kurang sama. Elemen pokok tersebut antara lain diskripsi bisnis, produk/barang dan jasa, analisis daya saing, rencana pemasaran, rencana pengelolaan (management plan), dan rencana pembiayaan (financial plan). Dokumen tersebut sangat penting bila di kelak kemudian hari perusahaan akan menjual seluruh atau sebagian dari hasil usahanya ke masyarakat (go public).Fakta membuktikan bahwa bank tidak akan mengucurkan dana pinjaman tanpa adanya dokumen rencana bisnis yang baik (Depdiknas,2006).
Gambar Elemen Business Plan 

Dikutip dari : Depdiknas, 2006, Pengembangan Rencana Bisnis, Jakarta
Bagi kreditor atau investor, dokumen rancangan bisnis tidak hanya menyediakan informasi yang mengungkap evaluasi visibilitas perusahaan, tetapi juga mencerminkan kemampuan manajemen. Kreditor, dengan melihat dan menganalisis secara kritis tujuan dalam rencana bisnis, akan merasa yakin bahwa pengusaha mampu dan tertata usahanya. Bila rencana bisnis tidak didukung oleh data dan asumsi yang baik maka akan mengindikasikan bahwa pengusaha tidak berpengalaman, bahkan menurut pandangan kreditor dapat dikategorikan ceroboh. Hal ini berarti bahwa dokumen rancangan bisnis harus berfungsi sebagai alat promosi awal yang dapat memberikan kesan baik karena hanya memiliki waktu sedikit untuk dievaluasi. Oleh karena itu, buatlah rancangan bisnis terbaik karena dokumen tersebut dapat menunjukkan bahwa anda adalah seorang wirausahawan (enterpreneur) yang memiliki kompetensi dan kemampuan untuk mengelolanya.

TUJUAN DAN MANFAAT RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Menyiapkan rencana bisnis yang baik membutuhkan waktu, namun dalam jangka panjang akan sangat bermanfaat. Manfaat tersebut bukan hanya bagi investor atau kreditor saja namun yang lebih penting adalah akan menjadi kerangka dasar jalannya perusahaan atau cetak biru (blue print) keseluruhan operasional usaha dalam mencapai tujuannya. Rencana bisnis yang baik adalah berbasis kewirausahaan, komprehensif dalam seluruh bagian dokumen, akurat dan didukung oleh data serta fakta (Depdiknas,2006). 

Dikutip dari: Depdiknas, 2006, Pengembangan Rencana Bisnis, Jakarta
Sesuai dengan ilustrasi pada gambar 6. fungsi rancangan bisnis adalah:
1. Sebagai rencana aksi (Action Plan)
Rencana bisnis membantu dalam menjalankan dan mengambil tindakan bisnis. Jika Anda akan memulai sebuah usaha, tetapi prosesnya terlalu kompleks, maka. rencana bisnis membantu dalam mengambil tindakan bisnis dengan membagi masalah besar ke dalam masalah-masalah kecil yang mudah diterapkan. 

2. Peta Jalan (Road Map).
Rencana bisnis menjadi alat yang sangat berguna agar bisnis tetap pada arah yang diinginkan. Rencana bisnis akan membantu pihak lain untuk memahami visi usaha Anda, termasuk supplier, pekerja, mitra bisnis, teman dan keluarga.

3. Sebagai promosi dini (Sales Tool).
Rencana bisnis juga dapat digunakan sebagai alat bantu penjualan. Rencana Bisnis merupakan alat yang bisa dipergunakan untuk meyakinkan investor untuk menempatkan uangnya di usaha tersebut, disamping itu dapat meningkatkan kepercayaan dari supplier dan pelanggan.

4. Misi dan tujuan bisnis (Business Mision and Goals)
Misi akan memperjelas arah dan sasaran bisnis yang hendak dicapai.

Secara umum penyusunan atau penulisan rancangan bisnis memiliki dua tujuan sebagai berikut:

  1. Memberikan pegangan dalam menjalankan usaha agar tetap berada dalam alur yang diinginkan. Supaya tetap bermanfaat, dokumen rancangan usaha ini sebaiknya senantiasa diperbaharui sesuai dengan perubahan dan permasalahan yang dihadapi.
  2. Rencana usaha dapat digunakan untuk meyakinkan pihak-pihak yang akan memberikan dukungan pendanaan. Untuk tujuan ini, rencana usaha hendaknya memberikan informasi rinci tentang berbagai aspek di masa lalu, kondisi operasi saat ini dan rencana atau proyeksi ke masa depan.
Investor dan atau calon pemberi pinjaman modal (lenders/creditors) tertarik perhatiannya hanya pada rencana bisnis yang jelas dan mudah dipahami tujuan, strategi serta kelayakan pembiayaannya (financial viability). Jadi rancangan bisnis adalah suatu rencana yang komprehensif dan akan memiliki banyak perbedaan analisis tergantung pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan.
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan sebelum menyusun rencana bisnis yang baik:

  1. Persiapkan dan sediakan waktu (dalam hitungan minggu atau bulan) untuk menyelesaikan rencana bisnis. Karena kegiatan ini memerlukan kerja keras dan konsentrasi penuh.
  2. Walaupun akan sangat rumit diawalnya jangan patah semangat, caranya yaitu bagi pekerjaan ini menjadi beberapa bagian yang dapat dengan mudah dikelola dan masing-masing bagian tetap berorientasi pada tujuan akhir.
  3. Sertakan semua hal penting atau isu pokok yang mendukung bisnis secara ringkas kedalam dokumen. Sebuah proposal rencana bisnis yang ideal cukup 10-15 halaman yang diketik dalam dua spasi. Tinggalkan pendukung lain yang lebih rinci untuk bahan diskusi pada pertemuan pembahasan berikutnya.
  4. Investor atau kreditor hanya tertarik pada aspek yang dapat meyakinkan apakah anda mampu mencapai tujuan usaha. Oleh karena itu, tulis segala cara dan berbagai upaya yang mendasar untuk mencapai tujuan usaha serta fokus hanya pada apa yang diharapkan pembaca.
  5. Hindarkan terminologi yang sangat teknis dalam operasional usaha (proses produksi dan produk). Upayakan gunakan terminologi yang umum.
  6. Rencana bisnis adalah dokumen yang fleksibel, oleh karena itu menjadi subyek untuk senantiasa di perbaharui sejalan dengan perkembangan pengetahuan sehingga strategi yang dipilih akan semakin jelas.
  7. Rencana bisnis harus realistis dan berdasar pada hasil analisis data serta jujur dalam mengungkapkan temuan-temuan positif maupun negatif.
  8. Jelaskan resiko bisnis yang mungkin terjadi. Kredibilitas anda akan berkurang bila yang menemukan adanya risiko dan permasalahan usaha anda adalah calon kreditor atau investor.
  9. Jangan membuat pernyataan yang tidak jelas atau tidak berhubungan dengan substansi. Misalnya jangan hanya menyatakan bahwa penjualan akan berlipat ganda pada tahun mendatang atau jika kita dapat menambah unit produksi baru. Pernyataan tersebut harus didukung oleh data dan informasi pasar.
  10. Rencana bisnis internal dan eksternal dapat disusun secara terpisah agar lebih efektif. Rencana bisnis internal biasanya disusun lebih rinci agar dapat menjadi alat manajemen yang lebih efisien.
RANCANGAN TUGAS 
Tujuan Tugas :

  1. Mampu menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas
  2. Mampu mengidentifikasi peluang pengembangan usaha agribisnis dan resiko yang dihadapi sesuai informasi pohon industri yang telah dihimpun
  3. Mampu mengomunikasikan gagasan kreatif ide bisnis dengan anggota kelompok
  4. Mampu bekerja sama dalam tim untuk menyusun gagasan awal rancangan agribisnis
  5. Mampu menghimpun dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menyusun draft rancangan agribisnis secara berkelompok
Uraian Tugas:
1. Obyek garapan:
a. Menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas sebagaimana telah ditetapkan oleh tim dosen pengampu mata kuliah yaitu:

  • Padi-apel à kelas A
  • Kedelai-nangka à kelas B
  • Ubikayu-mangga à kelas C
  • Jagung-pisang à kelas D
  • Kelapa-ubi jalar à kelas E
  • Salak-jamur à kelas F
b. Menginventarisasi alternatif unit agribisnis yang dapat dikembangkan dari pohon industri berbasis komoditas. Masing-masing komoditas akan dikembangkan menjadi 4 unit agribisnis, sehingga dalam setiap kelas terdapat 8 kelompok unit agribisnis. 

2. Batasan tugas:

  • Pohon industri berbasis komoditas telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan team teaching, yaitu sebanyak 2 komoditas per kelas
  • Dengan rata-rata 40 orang mahasiswa per kelas, diperkirakan dalam setiap kelas terdapat 8 kelompok beranggotakan lima orang mahasiswa. Untuk setiap komoditas seleksi alternatif unit bisnis yang diminati akan dikerjakan oleh empat kelompok (20 orang mahasiswa)
  • Alternatif unit bisnis yang akan diseleksi dapat merupakan unit usahatani, unit agroindustri hulu dan hilir atau unit agroniaga selingkung pohon industri
  • Setiap kelompok akan memilih satu unit agribisnis yang akan dikembangkan dalam rancangan unit agribisnis.
  • Unit agribisnis yang dipilih oleh kelompok harus spesifik, tidak diperkenankan memilih unit usaha yang sama dengan kelompok lain. Pemilihan unit usaha dikonsultasikan dalam kelompok, kepada asisten dan dosen tutor.
3. Metodologi dan acuan tugas:

  • Bentuk kelompok kecil dengan anggota lima orang per kelompok. Segera lengkapi kelengkapan organisasi kelompok (ketua, sekretaris, bendahara) dan job description masing-masing anggota à dua orang anggota bertugas sebagai bagian lapang. 
  • Asisten dan dosen tutor membagi kelas menjadi dua kelompok komoditi. Setiap kelompok komoditi terdiri dari 4 kelompok kecil
  • Setiap kelompok komoditas mencari dan menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas à browsing internet
  • Baca modul, dan rujukan pustaka yang dianjurkan yaitu: 1. Hendro dan Candra, 2006, Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA Publishing, Bekas 2, Austin, J.A., 1992, Agroindustrial Project Analysis, The Johns Hopkins University Press, Baltimore dan Londo 3, Zubir, Z., 2006,Kelayakan Studi Usaha, Lembaga Penerbitan FE UI, Jakart 4,Badan Agribisnis, 1997, Rumusan Pemikiran Pembangunan Pertanian Masa Depan, Departemen Pertanian RI.
  • Himpun informasi tentang: definisi dan ruang lingkup pohon industri serta skema pohon industri berbasis komoditas yang ditugaskan 
  • Setiap kelompok kecil mulai menghimpun informasi unit agribisnis yang dapat dikembangkan berdasarkan informasi pohon industri yang telah diketahui
  • Adakan musyawarah kelas dalam dua kelompok komoditas untuk menetapkan jenis unit agribisnis yang akan dikembangkan oleh setiap kelompok kecil sebagai rancangan usaha agribisnis. Ingat, dalam mata kuliah ini penetapan rancangan usaha akan digunakan sebagai dasar membuat rancangan usaha. Jenis usaha tidak boleh sama dengan kelompok lain, dan harus konsisten hingga akhir perkuliahan. 
  • Kelompok kecil mencari 2 perusahaan yang telah menekuni bisnis yang sama dengan jenis agribisnis yang akan dikembangkan sebagai rujukan. Selanjutnya kelompok harus mengidentifikasi profil kedua perusahaan tersebut serta menyusun analisis komparatif terkait kelebihan dan kekurangan dari aspek enterpreunerial landscape dan proses enterpreunership- nya. 
  • Seluruh mahasiswa harus menyusun kontrak belajar, yang ditandatangani oleh asisten/ dosen tutor. Konsultasi dilaksanakan secara terjadual. Jadual disepakati dan diatur lebih lanjut oleh asisten. 
  • Sebagai kelengkapan administrasi kelompok harus membeli satu ordner dan pervorator untuk mengarsipkan file dan dokumen proses belajar mengajar selama satu semester. Untuk kerapian, seluruh print out tugas dicetak pada kertas kerja berukuran folio. Sedangkan untuk tugas-tugas yang harus ditulis tangan dikerjakan pada kertas folio bergaris. 
4. Keluaran tugas: 

  • Dua dokumen pohon industri berbasis komoditas yang akan dijadikan acuan seleksi unit agribisnis kelompok.
  • Dokumen profil unit agribisnis yang telah ditetapkan kelompok sebagai tema rancangan unit agribisnis, dengan menyertakan analisis komparatif yang telah dilakukan kelompok atas dua perusahaan rujukan yang sejenis à 8 dokumen per kelas
  • Seluruh dokumen keluaran proses pembelajaran diketik dan diprint pada kertas folio 70 mgr. Pengetikan menggunakan font Arial 11, spasi 1 dan margin kiri, kanan, atas dan bawah masing-masing 3, dan 2,5. Dokumen tidak dijilid, tetapi diperforasi dan dihimpun dalam ordner kelompok.
  • Dokumen assesment pribadi berupa tulisan reflektif dikerjakan pada kertas folio bergaris dengan margin lipat kiri sebesar 3 cm.
Kriteria Penilaian:

  1. Timbulnya minat untuk mengeksplorasi ide kreatif usaha à assesment dilakukan dari tulisan reflektif perorangan yang ditulis tangan sepanjang 1 halaman folio
  2. Menyadari bahwa setiap bisnis mengandung resiko à assesment dilakukan berdasarkan dokumen profil unit agribisnis dan analisis komparatif yang dilakukan atas dua perusahaan rujukan sejenis 
  3. Kejelasan dan kelengkapan penguasaan konsep konsep pohon industri berbasis komoditas 
  4. Tersusunnya gagasan awal rancangan unit agribisnis à orisinalitas, kelengkapan, kejelasan dan organisasi data.
  5. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kreatif dan kerja sama tim à assesment dilakukan oleh asisten selama berlangsungnya proses diskusi dan praktikum dalam kelas 
  6. Kontrak Belajar Mahasiswa:

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

0 komentar:

Posting Komentar