Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dari input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Produksi menunjukkan jumlah input yang dipakai dan jumlah fisik output yang hasilkan, sedangkan biaya produksi menunjukkan pada biaya perolehan input tersebut (nilai uangnya). Biaya produksi penting peranannya bagi perusahaan untuk menentukan jumlah output.
Menurut Mulyadi (1999:8), pengertian biaya dalam arti luas adalah :
“ Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”
2. Biaya Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, ada dua kelompok biaya: Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, Mulyadi, (1999:17).
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan pendukung / penolong biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi menurut objek pengeluaran.
3. Jenis-jenis Biaya Produksi.
Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bagian yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi bahan baku yang diolah dalam suatu perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. Dalam banyak industri, biaya bahan baku merupakan bagian terpenting dari seluruh biaya produksi.Tapi pada industri tertentu biaya bahan baku saja tidak material jumlahnya, bahkan bisa jadi tidak memerlukan pengorbanan untuk mendapatkanya. Bahan merupakan komponen utama yang diolah menjadi produk selesai dalam setiap proses produksi. Atau bisa dikatakan sebagai bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Biaya Tenaga kerja langsung.
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau metode yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja merupakan elemen biaya yang penting pada tahap pengkonsumsian bahan baku menjadi produk akhir tersebut. Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji,upah dan macam-macam tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan. Untuk menghitung harga pokok produk, biaya tenaga kerja yang temasuk biaya produksi dikelompokkan kedalam kategori langsung dan tak langsung. Biaya tenaga tenaga kerja yang termasuk biaya produksi diklasifikasikan kedalam kategori langsung dan tak langsung. Biaya tenaga kerja langsung dibebanan secara langsung kepada setiap produk yang dihasilkan, sedangkan biaya tenaga kerja tak langsung dikumpulkan sebagai elemen biaya overhead pabrik dan dibebankan kepada produk melalui berbagai tahap alokasi.
Menurut Mulyadi (1993:14), biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:
” Batas jasa yang diberikan pengolahan kepada tenaga kerja langsung dan juga manfaatnya dapat diidentifikasikan bagi produk tertentu.”
Biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik terdiri dari berbagai macam biaya, baik yang memerlukan maupun yang tidak memerlukan pengeluaran pada saat terjadinya biaya.
Dengan kata lain semua biaya produksi yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung yang bersifat tidak langsung.
Menurut Mulyadi (1973:14), biaya Overhead Pabrik adalah sebagai berikut:
”Biaya produksi yang tidak dapat ditentukan secraa langsung kepada produk, yaitu semua biaya produk diluar biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.”
H. Biaya Perencanaan Produksi Agregat.
Pemilihan biaya perencanaan produksi agregat dilakukan atas dasar biaya yang paling minimal. Biaya produksi yang dihitung, haruslah biaya produksi yang relevan saja.
Pengertian biaya relevan menurut Horngren, Foster, Datar (2000:378) adalah sebagai berikut:
“ Relevan costs are those expected future costs that differ among alternative courses of action.”
Sedangkan menurut Fogarty, Blackstone, dan Hoffmann (1991:182), adalah sebagai berikut :
“Relevan cost are cost that are incurred because of a decision.”
Jadi biaya relevan disini adalah suatu biaya yang akan terjadi diakibatkan adanya keputusan untuk memilih suatu alternatif.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan Perencanaan Agregat menurut Roger G.Schroeder (1993:447), adalah sebagai berikut:
- Hiring and Layoff costs.
- Overtime and Undertime costs.
- Inventory-Carrying costs.
- Sub-Contracting.
- Part time Labor cost.
1. Hiring and Layoff Costs.
Biaya hiring meliputi biaya perekrutan, penyaringan dan pelatihan tenaga kerja baru agar menjadi tenaga kerja yang produktive sepenuhnya. Semakin tinggi keahlian yang diperlukan semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan biaya penghentian (Layoff) meliputi biaya PHK, tunjangan pekerjaan dan sebagainya.
2. Overtime and Undertime Costs.
Biaya jam kerja lembur biasanya lebih besar dari biaya jam kerja reguler. Sedangkan biaya jam kerja reguler dilihat dari penggunaan tenaga kerja yang berkurang dari produktivitas penuh.
3. Inventory - Carrying cost.
Merupakan biaya penyimpanan persediaan barang jadi yang meliputi biaya modal yang tertanaman dalam persediaan, biaya kerusakan barang dalam persediaan, biaya asuransi persediaan, dan lain-lain. Biaya persediaan sering dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang disimpan dan tergantung pada banyaknya unit barang yang disimpan.
4. Sub Contracting costs.
Biaya sub-kontrak adalah biaya yang harus di bayarkan kepada sub-kontraktor yang menghasilkan sejumlah satuan produk yang diinginkan, biasanya biaya sub kontrak lebih besar dari biaya produksi itu sendiri.
5. Part- Time labor Costs.
Biaya pekerja paruh waktu biasanya lebih murah dari pekerja tetap, karena pekerja paruh waktu tidak mendapatkan tunjangan
6. Costs of Stockout or Backorder
Biaya kekurangan persediaan atau pengiriman yang terlambat dapat menyebabkan berkurangnya pelayanan konsumen. Biaya ini sulit diukur tetapi dapat di tentukan dengan hilangnya kepercayaan konsumen.
0 komentar:
Posting Komentar