F. 1. Pengertian Istilah Ekonomi dan Produksi
Istilah ekonomi yang kita kenal saat ini berasal dari kata “Oikonomie” yang ditulis oleh Aristoteles dalam kitabnya yang berjudul“Negara”. Di dalam kitab itu dibedakan antara arti oikonomi yang menyelidiki peraturan-peraturan rumah tangga dan “Chremastiti” yang mempelajari peraturan-peraturan tukar-menukar. Aristoteles dengan kitabnya itu telah diakui sebagai kaum perintis jalan bagi ekonomi yang bersifat teori. Peraturan-peraturan rumah tangga mengandung makna bahwa kepala rumah tangga mengandung makna bahwa kepala rumah tangganya. Jika suatu “oikos” (rumah tangga) mempunyai kelebihan sesuatu, maka sudah menjadi kewajaran untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa lain yang berlebihan di rumah tangga yang lain.
Dalam perkembangan lebih lanjut, pengetahuan ekonomi telah menjadi suatu “ilmu pengetahuan” karena memiliki sifat-sifat “ilmu” yaitu :
- Pengetahuan ekonomi diperoleh dengan metode/tata cara ilmiah. Metode ilmiah menekankan pada keruntutan berpikir (sistematika), asumsi atau anggapan untuk berlakunya pengetahuan yang diperoleh, dan pengujian di alam yang nyata.
- Pengetahuan ekonomi mampu menjelaskan fenomena/gejala di alam yang nyata menjadi suatu abstraksi/sari yang bersifat general (berlaku umum).
- Pengetahuan ekonomi mampu memprediksikan/memperkirakan kejadian yang akan datang.
Dalam hal ini tentu saja harus didukung oleh asumsi dasarnya karena sering prediksi tidak cocok disebabkan asumsi tersebut tidak berlaku lagi. Ilmu ekonomi termasuk golongan Ilmu Sosial dan adakalanya dinamakan “ratu” ilmu-ilmu sosial mengingat di dalam kelompok ilmu-ilmu sosial tersebut ilmu ekonomilah yang pertama menggunakan metode kuantitatif dalam analisa-analisanya. Perhatian yang utama dalam Ilmu Ekonomi adalah untuk menelaah “Bagaimana seharusnya menggunakan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kepuasan akhir”. Sekarang ini ada banyak definisi mengenai Ilmu Ekonomi. Samuelson, P. A (1973) dalam buku “Ekonomics” mendefinisikan Ilmu Ekonomi sebagai berikut : “Ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenaibagaimana seharusnya manusia/masyarakat menentukan pilihannya, baik dengan atau tanpa menggunakan uang dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas jumlahnya dan yang mempunyai alternatif penggunaan untuk menghasilkan barang serta jasa kemudianmenyebarkannya baik untuk keperluan sekarang atau masa yang akan datang di antaraanggota-anggota masyarakat”.
Definisi lain dapat dibuat sebagai berikut : “ Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan materiil sepuasnya-puasnya dengan sumberdaya yang terbatas:. Hal penting yang harus menjadi perhatian bagi mahasiswa adalah bahwa : “Definisi bukanlah Hukum, melainkan keterangan pemakaian kata yang didefinisikan tersebut”. Dengan demikian sudah sewajarnya setiap orang dapat mendefinisikan berdasarkan pengertiannya masing-masing untuk membuat perkataan maupun pernyataan yang diungkapkan. Perkataan Ekonomi dapat didefinisikan dengan baik jika definisi itu terdapat ungkapan :
- Kebutuhan materiil (barang dan jasa yang dapat di ukur) yang harus dipuaskan.
- Sumberdaya (alam, tenaga kerja, modal, kecakapan) yang tebatas (langka) jumlah dan kwalitas
- Adanya upaya (aktifitas) manusia untuk memenuhi kebutuhan materiil tersebut.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut tidak tersedia begitu saja, tetapi harus dibuat dengan pengorbanan tertentu. Daging sapi yang menjadi bahan pangan untuk kepuasan manusia tidak tersedia secara langsung tetapi melalui proses yang panjang. Bermula dari rumput kemudian melibatkan kegiatan manusia untuk mengelola lahan, sapi dan modal sampai menjadi daging yang siap dimakan telah terjadi perubahan bentuk, sifat, tempat dan waktu. Perubahan-perubahan tersebut mengarah pada suatu perubahan barang dan jasa yang kurang berguna menjadi barang yang lebih berguna untuk memenuhi kepuasan manusia.
Produksi dalam artian yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda untuk memenuhi kebutuhan kepuasan manusia. Setiap proses untuk menghasilkan barang dan jasa dinamakan “Proses Produksi”. Produksi dalam artian lebih “operasional” adalah suatu proses dimana satu atau beberapa barang dan jasa yang di sebut “input” diubah menjadi barang dan jasa yang di sebut “output”.
Banyak jenis kegiatan yang terjadi dalam proses produksi karena ada perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan tersebut menentukan penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Ekonomi Produksi dapat diartikan sebagai “Peraturan rumah tangga di bidang produksi oleh karena terbatasnya sumberdaya sedangkan kebutuhanprodusen tidak kunjungdipuaskan”.
F. 2. Tujuan Mempelajari Ekonomi Produksi
Mata kuliah Ekonomi Produksi memberiakn landasan teoritis tentang bagaimana seorang produsen menentukan keputusan optimasi kegiatan produksinya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Optimasi kegiatan produksi mengandung pengertian bahwa produsen selalu mengambil keputusan yang optimal dalam bekerja. Keputusan yang optimal adalah bekerja dengan kuantitas dan harga produk yang mendatangkan keuntungan maksimum atau jika rugi maka kerugian tersebut harus minimum. Optimasi kegiatan produksi mencakup optimasi input-output, input-input, output-output, dan optimasi suatu perusahaan (firm). Disamping bahasan optimasi yang merupakan puncak pengetahuan ekonomi produksi, maka dibahas pula mengenai teori produksi dan biaya produksi sebagai landasan untuk menuju optimasi kegiatan produksi.
F.3. Ruang Lingkup Ekonomi Produksi Peternakan
Secara khusus, ruang lingkup ekonomi produksi peternakan mencakup telaah kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging bagi usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya.Sedangkan yang termasuk input adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan, peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan dan uang. Batasan ruang lingkup tersebut penting dikemukakan mengingat “makna produksi” secara mendasar dapat mencakup semua kegiatan yang memasukkan input untuk mendapat output.
F.4. Konsep dan Hukum Ekonomi Produksi
Konsep adalah lambang-lambang yang dipergunakan untuk menyatakan buah pikiran yang mempunyai arti khusus. Sedangkan hukum adalah peraturan-peraturan tentang sesuatu hal yang telah disepakati kebenarannya. Konsep dan hukum ekonomi di bidang produksi yang sering dijumpai di bab yang lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1. Konsep Efisiensi
Ada dua konsep efisiensi dalam penyelenggaraan produksi yaitu efisiensi teknis dan ekonomis. Efisiensi teknis menyatakan perbandingan output fisik dengan input fisik elah mencapai maksimum. Efisiensi ekonomismenyatakan kondisi proses produksi elah mencapai keuntungan yang maksimum berupa nilai uang (bukan berupa hasil produk fisik).
2. Konsep Biaya Alternatif Terbaik/Opportunity Cost Opportunity Cost adalah nilai produk yang tidak diproduksikan karena inputnya telah digunakan untuk menghasilkan produk lain. Jika input X telah digunakan untuk produksi Y1 dengan laba Rp 1000,-, sedangkan penggunaan input X untuk produksi alternatifnya Y2 adalah Rp 2000,-, maka Opportunity Cost Y1 adalah Rp 2000,-. (Rp 2000,- adalah laba terbaik dari laba yang mungkin dapat diperoleh).
3. Konsep Keuntungan Maksimum dan Kerugian Minimum
Keuntungan maksimum dan kerugian minimum merupakan perwujudan perilaku produsen yang mengejar kepuasan maksimum dari apa yang dikerjakan. Dengan menggunakan konsep tersebut memudahkan analisis kuantitatif dari perilaku produsen yang bersifat abstrak.
4. Konsep Optimasi
Optimasi adalah keputusan produsen bekerja dengan optimal (optimum = seimbang = baik). Keadaan ini tercapai jika keuntungan maksimum tercapai atau dalam kerugian minimum.
5. Konsep Jangka Waktu Produksi
Ada dua jangka waktu yang menjadi perhatian dalam analisis produksi yaitu jangka pendek (Short Run) dan jangka panjang (Long Run). Short Run adalah waktu yang cukup lamauntuk mengubah output tanpa mengubah kapasitas usaha (perusahaan).
Sedangkan Long Rn adalah jangka waktu yang cukup lama untuk mengubah output dengan mengubahkapasitas usaha (perusahaan).
6. Konsep Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar adalah bekerjanya perekonomian melalui pasar. Dalam mekanisme pasar, tingkat harga ditentukan oleh kebebasan bertindak agen-agen ekonomi yang menghasilkan kekuatan permintaan dan penawaran.
7. Konsep Marjinal/Marginal Konsep adalah perbandingan antara nilai tambahan produk dengan nilai tambahan satu satuan input. Konsep ini untuk menentukan tingkat optimalisasi produksi.
8. Law of Increasing Return
Hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan input kepada input yang tetap, akan menghasilkan tambahan output yang semakin besar dibanding tambahan inputnya.
9. Law of Diminishing Return
Hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan input kepada input yang tetap akan menghasilkan tambahan output yang semakin lama menjadi semakin kecil dibandingkan tambahan inputnya.
10. Law of Decreashing Return
Hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan input kepada input yang tetap akan menghasilkan penurunan output yang semakin lama menjadi semakin besar dibandingkan tambahan inputnya.
11. Economics of Scale dan Diseconomic of Scale Economics of Scale adalah penghematan kegiatan produksi karena skala usaha menjadi lebih besar. Sedangkan Diseconomicof Scale adalah pemborosan kegiatan produksi karena skala usaha menjadi lebih besar
G. Pustaka yang Menunjang Pemahaman
Bishop, C. E. dan Toussaint, W. D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Mutiara. Jakarta. h : 28 –47.
Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Ilmu-ilmu Ekonomi. BPFE-UGM. Yogyakarta. H : 1 - 4.
Ferguson, C. E. Dan Gould JP. 1975. Micro Economic Theory. Richard D. Irwin Inc. Homewood. Illinois. England. H : 1 – 6.
Partadiredja, A. 1981. Pengantar Ekonomika. BPFE – UGM. Yogyakarta. H : 21 – 23.
Sudarman, A. 1980. Teori Ekonomi Mikro. BPFE – UGM. Yogyakarta. H : 1 – 3.
Samuelson, PA. 1973. Economics. 9thEdition. Tokyo. Mc. Graw Hill Kogakusha. H : 3
Zimmerman, L. J. 1967. Sejarah Pendapat-pendapat Tentang Ekonomi. Sumur Bandung. Bandung. H : 13
H. Tugas
- Jelaskan definisi Ekonomi Produksi!
- Jelaskan persoalan yang termasuk lingkup Ekonomi Produksi!
- Jelaskan pengertian Law of Increasing Return, Law of Diminishing Return, Law Of
Decreashing Return, dan Optimasi kegiatan produksi
F. Teori :
F.1. Kaitan Faktor Produksi dengan Produksi
Telah dijelaskan dalam Pokok Bahasan I, bahwa produksi melibatkan aktivitas memasukkan barang dan jasa yang dinamakan input untuk memperoleh barang dan jasa lain yang dinamakan output. Input dan output merupakan barang dan jasa yang belum dinilai dengansatuan harga, jadi masih dalam wujud satuan fisik seperti apa adanya.
Istilah yang populer dari input adalah sumberdaya. Ada banyak sekali sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan dapat digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu :
- Sumberdaya alam : lahan, air, cuaca dan iklim.
- Sumberdaya manusia : kuantitas dan kualitas tenaga kerja.
- Sumberdaya tanaman dan hewan : kuantitas dan kualitas spesiesnya.
- Sumberdaya buatan manusia : modal uang maupun barang, dan semua hasil budidaya dapat digunakan sebagai sumber daya untuk produksi.
Sumber yang adanya bersifat mutlak untuk menghasilkan produk dinamakan “Faktor Produksi”. Keadaan jumlah dan kualitas faktor produksi menentukan jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan dalam proses produksi. Dalam keadaan teknologi tertentu, hubungan antara faktor produksi dengan produknya tercermin dalam spesifikasi fungsi produksinya.
Ada juga yang menggolongkan sumberdaya menjadi dua bagian besar, yaitu :
1). Sumberdaya manusia (human resources)dan 2). Sumberdaya bukan manusia (non-human resources). Sumberdaya tersebut mempunyai karakteristik yaitu : 1). Terbatas dalam jumlahnya, 2). Dapat berubah-ubah untuk dipakai dalam berbagai penggunaan alternatif, dan 3). Dapat dikombinasikan dalam berbagai proporsi untuk menghasilkan suatu produk. Dengan mempelajari kaitan faktor produksi dengan produksinya seperti di atas, maka sekilas nampak mudah untuk membedakan mana faktor produksi dan mana yang termasuk produknya. Kesulitan yang dapat timbul adalah “adanya produk yang butuhkan untuk memproduksi produk lain”. Sebagai contoh :
- Pakan jadi yang berupa ransum. Apakah ransum ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output?
- Daging sapi. Apakah daging sapi ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output?
3. Kecakapan atau skill. Apakah skill ini termasuk faktor produksi/input ataukah
produk/output?
Agar dapat lebih jelas dalam membedakan mana faktor produksi dan mana hasil produksinya maka perlu diingat “Tujuan akhir dari seorang produsen itu sendiri”. Berdasarkan hal tersebut maka contoh diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Ransum ternak bagi produsen makanan ternak merupakan hasil akhir yang dituju sehingga ransum ternak tersebut yang menjadi produknya. Faktor produksinya mungkin saja berupa tenaga kerja dan modal. Bagi produsen susu sapi, ransum jadi tersebut bukan menjaditujuan akhir. Tujuan akhir produsen adalah produk air susu sapi, dengan demikian ransum diperlukan untuk menghasilkan air susu sapi. Sehingga ransum tersebut merupakan faktor produksi sedangkan air susu sapi sebagai produknya.
- Daging sapi bagi produsen “dendeng” merupakan faktor produksi, sedangkan bagi produsen sapi merupakan hasil produksi.
- Kecakapan/skill bagi produsen ternak merupakan faktor produksi, tetapi bagi produsen pakar (perguruan tinggi) merupakan hasil produksi.
F. 2. Fungsi Produksi
Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi ciri khusus berupa suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan “dependent variabel” dan jumlah faktor produksinya sebagai “independent variabel”.
F. Teori :
F.1. Pengertian dan Unsur-unsur Biaya Produksi Biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua “beban” yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap dipakai konsumen. Dalam bidang produksi, biaya adalah “beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk menyelenggarakan proses produksi dinyatakan dalam bentuk uang. Pengertian “beban” yang harus ditanggung meliputi semua bentuk pengeluaran uang maupun yang bukan pengeluaran uang nyata.
Golongan-golongan biaya termasuk :
- Biaya Expenditure / biaya eksplisit / Pengeluaran nyata. Sebagai contoh adalah pembelian tunai pakan, obat-obatan dan upah tenaga kerja.
- Biaya Implisit / Pengeluaran yang tidak nyata. Sebagai contoh adalah penyusutan alat yang dipakai lebih dari satu tahun yaitu bangunan kandang, mesin-mesin, dan peralatan tempat pakan. Penyusutan merupakan taksiran kerugian uang karena kerusakan alat tersebut.
- Biaya sosial / external cost yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kerugian-kerugian fisik luar akibat adanya produksi dari suatu perusahaan. Sebagai contoh yaitu biaya pencemaran lingkungan, biaya keramaian.
- Biaya Internal / private cost yaitu biaya yang memang dikeluarkan untuk proses produksi itu sendiri. Sebagai contoh biaya pembelian pakan, obat-obatan, dan bibit ternak.
- Biaya alternative / Opportunity cost adalah merupakan biaya ganti kerugian dari keuntungan rata-rata. Sebagai contoh jika uang yang digunakan dalam proses produksi itu sendiridimasukkan dalam bank. Tanpa kerja dari produsen, bank akan memberikan keuntungan berupa bunga. Bunga dari bank inilah sebagai biaya
- lternatif rata-rata yang harus diperhitungkan oleh produsen.
- Biaya tetap / Fixed Cost adalah biaya yang besarnya tidak berubah total dengan berubahnya produk. Sebagai contoh adalah biaya penyusutan bangunan dan peralatan yang tahan lama (lebihdari satu tahun), bunga bank dan gaji pegawai tetap.
- Biaya variabel / Varibel Cost adalah biaya yang totalnya berubah-ubah dengan berubahnya produk. Sebagai contoh adalah biaya pembelian pakan, upah pekerja harian, dan perbaikan peralatan dan bangunan. Biaya variabel diperlukan untuk membiayai input yang habis dipakai sekali dalam proses produksi.
Suatu hal yang harus mendapat perhatian adalah bahwa pembedaan biaya tersebut merupakan beban yang seharusnya diperhitungkan dalam proses produksi. Pada kenyataan sehari-hari, prinsip perhitungan biaya tersebut dilaksanakan oleh “Perusahaan komersiil”. Dalam bidang usahatani, prinsip perhitungan biaya berdasarkan apa yang dirasakan sebagi beban karena petani bertindak sebagai investor, manager dan sekaligus pekerja kasarnya sehingga menyulitkan perhitungannya.
Sebagai contoh, unsur biaya dalam produksi ayam pedaging/petelur skala kecil
meliputi :
- Biaya pembelian bibit / DOC (Day Old Chick)
- Biaya pembelian pakan konsentrat
- Biaya pembelian obat-obatan
- Biaya pembelian pakan tambahan (Feed Suplement)
- Biaya upah tenaga kerja
- Biaya pembelian litter / alas kandang
- Biaya pembelian bahan baker
- Biaya transportasi
- Biaya perbaikan kandang dan peralatan
- Biaya penyusutan kandang dan peralatan tahan lama
- Biaya pembayaran bunga bank
- Biaya untuk perizinan dan iuran
F. 2. Fungsi Biaya Produksi
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya variabel ditentukan oleh besarnya produk yang dihasilkan sehingga biaya totalpun akan ditentukan oleh besarnya produk yang dihasilkan. Sehingga, biaya total merupakan fungsi dari produk atau Biaya (x) = f (produk = Y).
Fungsi biaya total mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Fungsi biaya total terletak di kuadran pertama karena jatah produksi Y dan biaya total X positif.
- Penggalnya dengan sumbu X positif, karena menunjukkan biaya tetap.
- Setiap tambahan produksi Y akan menambah biaya produksi X
F. 3. Perilaku Biaya Produksi
Perilaku biaya produksi dalam jangka pendek seperti terlihat dalam gambar 6. Adapun sifat-sifat kurva biaya per satuan produk adalah sebagai berikut :
- Biaya tetap rata-rata (BTR) dengan bertambahnya produk menurun secara terus-menerus mendekati sumbu horizontal secara asimtotik.
- Biaya variabel rata-rata (BVR) dengan bertambahnya produk mula-mula menurun kemudian menaik setelah mencapai minimumnya. Jika BVR minimum maka biaya marginal (BM) = BVR. BVR mendekati kurva biaya rata-rata (BR) secara asimtotik.
- BR dengan bertambahnya produk mula-mula menurun, kemudian menaik setelah mencapai minimumnya. Jika BR minimum maka BM = BR.
- BM dengan bertambahnya produk kurvanya mula-mula menurun kemudian menaik setelah mencapai minimumnya. Jika BR dan BVR menurun dengan bertambahnya produk, maka BM beradadi bawah kurva BR dan BVR. Tetapi, jika BR dan BVR menaik maka BM akan berada di atas kurva BR dan BVR tersebut.
Dalam jangka panjang, maka perilaku biaya berbeda dengan perilaku biaya jangka pendek. Hal ini penting dipahami mengingat pengambilan keputusan optimasi juga berbeda pada ke dua perilaku biaya tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar