2.1 Pengertian Total Prodwwtive Maintenance ( TPM)
Salah satu cara yang sangat efektif dan efesien untuk meningkatkan pendayagunaan peralatan kerja dalam suatu perusabaan adalah dengan menerapkan suatu konsep, yaitu konsep Tbtal Productive maintenance ( TPM )
Total Productive A1aintenance ( TPM ) adalah gerakan pemeliharaan secara productive yang melibatkan selumh karyawan melalui kegiatan yang dilakukan oleh keiompok- kelompok kecil. Teori in' pertama kali diperkenalkan eli jepang pada tahun 1969 oleb Nippondenso Co., Ltd., yaitu anak perusahaan dari group Toyota
Sebelum Total Productive Maintenance ( TP:\1 ) eliberlakukan di Jepang, tepatnya pada tahun 1951 eli Amerika Serikat sudah melai"11ka.n kegiatan pemeliharaan preventive yang kemuelian menjadi pemeliharaan producttve yaitu seorang operator hanya peduli pada soal produksi saja sedang masalah pemeliharaan berada pada pekerja bagian pemeliharaan (l\1aintenance )
Dengan makin berkembangnya otomatis produksmaka cara pemeliharaan pada mesin produksi atau pada peralatan otomatis oleh pekerja bagian pemeliharaan ( A1aintenance ) yang konvensional menjadi :rulit dilaksankan. Oleh karena itu diperkenalkanlah teori konsep Total Productive A1aintenance
( TPM) tepatnya pada tahun 1969. pada tahap awai, konsep ini menguba.h tugas seorang operator pada peralatan otomatis dengan menugasi mereka tentang masaia. pemeliharaan secara rutin. Selanjutnva dengan semaki..'J berkembangnya penegrtian serta pnerapa:1 Pengendaiian Mutu Terpadu ( PMT) maka berlakulah teori konsep Total Productive Maintenance ( TPM ) seperti sekarang banyak dijurr:pai pada perusahaan - pemsahaan maju, khusunya perusahaan berbasis jepa.'lg.
Sedangkan menurut pengertian Japan lnsitute of Plan Engineers ( JIPE's 1971 ) Total Productive Maintenance ( TPM) adaiah;
- Bertujuan memaksirrilllkan efektivitas peraiatan kerja.
- 1embentuk system pemeEharan productive secara menyeluruh dan terpadu yang meliputi selur..th umur dari peralatan kerja.
- Meliputi seluruh depa::temen ( departemen perencanaan peralatan, pemakaian peralatan serta departemen pemeliharaan lain).
- Melibatkan pa:tisipasi seluruh karyawan beserta staf dari mulai manajemen puncak sampai ke pekerja lapangan paling bawah ( operator).
- Mempromosikan pemeliharaan productiv melaiui ma..'lajemen motivasi yartu melalui kegiatan - kegiatan oleh kelompok kecil.
Productie M.aintenance ( TPM ), pemeliharaan productive dan pemeliharaan preventive. Da!am > :a..'l:lbaran tersebut terlihat kekhasan dari konsep Total
Producttve A1aintenance, dimana pada pemeliharaar1 productive dan pemeliharaan preventive tidak terdapat " pemeliharaan secara otomatis oleh para operator ( kegiata.tl oleh kelompok kecil )"
Penertian dan Viskositas Pelumasan
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4893352573915100228#editor/target=post;postID=4153190132064841483;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=3;src=link
Penertian dan Viskositas Pelumasan
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4893352573915100228#editor/target=post;postID=4153190132064841483;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=3;src=link
berbeda sekali dengan pemeliharaan produclivitas yang hanya bersifat ekonomis dan bersistem menyeluruh namun tidak dapat dilakukan oleh operator melainkan harus teknisi maintenance" Berbeda pula dengan pemeliharaan preventive yang hanya bersifat ekonomis, sehingga apabila muneul pe;nasalahan maka akan sulit diatasi" Hal in.i dikarenakan pemeEharaan preventive ini tidak bersifat menyeluruh dan operator tidak dapat berbuat apa -
2.2 Sasanm Penempan Total Productive Maintenace ( TPM)
Dengan adany<t Total Productive lvfaintenance ( TPM ) dih<ttapkan semua masal&yang ada bisa ditentukan penyelesainnya secepat mungkin, sebab dengan satu masalab. saja akan menyebabkan timbul masalah yang lain. Oleh karena itu Total Productive Afaintenance ( TP::V1 ) mempunyai sasaran untuk mencegah hal tersebut, yaitu :
L Menciptakan Tenaga Kerja yang Displin.
Dengan adanya Total Productive itfaintenance ( TPM ) diharapkan semua karyawan rasa dislpEn kerja tinggi, sebab dengan disiplin semua pekerjaan akan berjalan sesuai dengan schedule yang ada tanpa ada hambatan dail masalah apapun.
2. Menciptakan Tempat Kerja Yang bersih, Rapi serta Aman
Dengan Total Productive lvfaintenance ( TPM ) maka diharapkan akan menghasilkan suasana lingkungan kerja yang bersih, a_rnan, rapi serta nyaman bagi karya'\.varL Sebab dengan kondisi lingk:ungan yang demikian menambah semangat kerja dan para karyawa.'l akan lebih kerasan dalam bekerja.
3 Menciptakan V1sual Control Sistem.
Dengan Penerapan Total Productive A1aintenance ( TPM ) diharapkan akan tercipta suatu visual control kerja yang bagus dan cepat. Apabila terdapat suatu masalah maka akan dicari pemecahaanya segera tanpa menunda nunda waktu yang ada.
2.3 Konsep Dasar Total Produvtive J1aintenance ( TPM ).
Konsep dasar dilakukancya Total Productive Maintenance ( TPM ) adalah untuk memaksimalkan kinerja suatu peraiatan kerja atau mesin produksi. Cntuk menunjarmg hal tersebut maka ditakukan perawatan dan pemeiiharaan. Hal ini berfungsi untuk :
- Mencegah terjadinya kerusakan alat.
- Mengupayakan kinerja alat dalam keadaan makismal
- lV1endukung upaya memuaskan pelanggaxt
Adapun Total Productive Maintenance itu sendiri merupakan suatu system perawatan terpadu yang dari :
:¢. Preventive lvfaintenance.
- Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance )
- Pemeliharaan Berkala (Periodic lvfatntenance ).
- Corrective atau Breakdown Maintenance.
- Predictive maintenance.
:· Afaintenance Prevention.
- A1aintainability Iprovement.
- Design to Life Cycle Cost.
- Automous lvfaintenance.
Sedangkan tujuan utan:a dari penerapan Total Productive A1aintenance ( TPM) sebagai berikut :
- Mengurangi waktu delay ( tunggu ) saat beroperasi.
- l\1eningkatkan avaibility ( ketersediaaJl ) dan menambah waktu yang produktif
- Melibatkart pemakai peralatau dcJam perawatau dibantu oleh teknis maintenance.
- Mela.ksanakan preventive maintenance ( regular dan condition based)
- Meningkatkan kemampuan peralatan dengan menggunakan expert system untuk mendiagnosis serta mempertimbangkan !angkah langkah perancangnnya.
2A Pelaksamum Program 'Total Productive Maintenance.
Dalam pelaksanaan program Total Productive lvfaintenance ( TPM ) harus disesuaika.'l dengau situasi dan kondisi perusahaan. Untuk menetapkan suatu program Total Productive maintenance ( TPM ) perlu dipertimbangkan hal - hal antara lain macam industri, metode produksi, keadaan peralatan dan lain - lain. Secara umu pelaksanaan program Total productive A1aintenance ( TPM ) dapat dikatakan melalui lima kegiatan utama sebagai berikut :
I, Peningkatan Efektifitas dari setiap unit peralatan.
Pilih satu mode1 peralatan kemudian bentuk tim proyek dan melaksanakan kegiatan -- kegiatan peningkatan oleh tim yang bersangkutan untuk mengoptimaikan efektivitas peralatan secara menyeluruh pada setiap model.
2 Pemeliharaan otonom oleh opeartor
Melaksanankan pemeliharan secara mandiri dalam kelompok kelompok kecil.
3. Penyusunan, vstem Pemeliharaan terencana.
Membuat dan melaksanakan system perencanaan dan pengendalian suku cadang, perkakas dan lain - lain. Hal ini untuk menciptakan :;ystem pemeliharaan berdasarkan waktu tetap atau berdasarkan pada kondisi alat atau perneliharaan prediktif serta untuk neningkatkan efektiwtas dan pekerjaan pemeliharaan.
4. Pelatihan utuk mellingkatkan ketra.'Ilpilan operasi da.rt pemeliharaan Menyediakan dan melaksanakan program - program pelatihan untuk mendidik operator dan pekerja bagian pemeliharaan.
5. Pembentukan manajemen peralatan
Manajeme::1 peralatan merupakan suatu system untuk menJamm perfu·lCangan, pemakaian sampm masa habis umur peralatan sena untuJ< mengu sahakan agar tercapai biaya selama umur peralatan.
Sedangkan dalam pelaksanaru.'l program TPM perlu adanya pembagian tugas terhadap pemelihararu.'l suatu mesi."l produksi. Adapun pembagian tugas antara bagia.;1 produksi dengan bagian maintenance adalah :
- Alctititas dari bagian produksi.
- Mengatasi kegagalan
- Mengukur kegagalan.
- Aktifitas maintenance bagia.'l maintenance
- Berpatisipasi dengan memberikan bantuan dalam menciptakan autonomous maintenance.
2,5 Ru:mg Lingkup Pemelih11raan dalam TPM
Pada hakekatnya ada tiga e!emen dalam kegiatan pemeliharaan, yaitu
I Mencegah penurunan kemampuan
2, Menguk:ur penurunan kemampuan
3 Mengatasi terjadinya penurunan kemampuan.
Sedangkan metode dalam kegiatan pemeliharaan yang dipergunakan dalam penerapan Total Productive maintenance ( TPM) adalah :
I. Pemeliharaan prreventive
Dalam pemeliharan prenventive dimulai dengan memilih mesin - mesin atau peralatan ker}a lain dari seluruh seksi departemen yang !,:an dimasukkan dalam progr?.m pemeliharaan preventif, kemudian pada setiap peralatan yang sudah ditentukan tersebut dilakukan pekerjaan pekerjaan pemelinaraan haria11, inspeksi dan repamsi preventif
A. pemeliharaan harian, melipeti :
• Pe!umasanm Pemeriks:aan
• Pembersihan
B. lnspeksmeliputi :
• Pemeriksaan bahan bakar
• Pemeriksaan Periodik
C Pe::-baikan atau Reparasi, meliputi :
• Overhaul dan
• Servis periodic
2. Analisis Efektifitas Peralafan Menyeluruh ( OEE)
Untuk keperluan perhitungan dan analisis efektifitas peralatan diperlukan sejumlah data sebagai berikut :
A. Waktu pemeliharaan terencana
• Pelumasan
• Pembersihan
• Pengecekan
• Perbaikan
B Waktu mesin tidak bekerja
• Penyeteian ( setting )
• Penyesuaian ( adjustment)
• Kerusakan ( breakdown ) C Kondisi Produksi
• Jumlah produksi.
• Jumlah produksi cacat atau reject
2.6 Aktivitas Ke!ompok- Kelompok TPM
Dalam pelaksanaan program Total Productive Maintenance ( TPM ), perlu dibentuk organisasi Total Productive Maintenance ( TPM ) yang dipimpin oleh manajemen puncak, misalnya oleh general manajer Dan yang paling penting, seorang pimpimm hams secara konsisten melakukan pembinaan kepada kelompok - kelompok Total Productive Maintenance ( TPM ). Setiap kelompok TPM terdiri dari beberapa operator dan pekerja bagian pemeliharam1 Hal ini bertujuan untuk memelihara dan bertanggung jawab menjaga keandalan pada peralatan kerja. Dan secara periodic kelompok TPM ini hams mendiskusikan masalah ·- masalah yang berkenaan dengan peralatan mereka. Oleh sebab itu ma."lajemen peralatan sangat diperlukan. A.dapun manajemen peralatan tersebut berfungsi untuk membantu dan mendukung departemen maintenance dan prodt -,l(si untuk membantu dan mendukung departemen mamtenance dan produksi untuk mencari solusi dalam mengatasi cacat atau kegagalan produksi terhadap desain pabriksi dan instalasi baik setelah perawatan maupun ketika perawatan cimulai kemba!i. Dalam hal ini manaje:nen peralatan juga berperan untuk menentukan dan mengatur periode atau jadwal untuk melakukan perawatan, pengoperasian kembali dengan prosedur sesuai dengan rencana awal.
Disamping itu perlu adanya peningkatan skill bagi para operator agar nanti dapat memperbaiki sejurrJah kemsakan ringan pada mesin produksi tanpa harus memanggil teknisi maintenance. Sedangkan program yang dilakukan antara lain:
- Me:1guraikan program yang akan dilaksauakan, menentukan kebijaksanaau serta strategi prioritas.
- l\1erancang program training
- Menerapkan training dan mengembangkan kemampuan dalam oengembangka:1 program yang sudah ada.
- Mengatur ling.\ungan untuk mendorong pengembangan diri.
- Analisis terhadap aktivitas dan rencana untuk masa depan.
2.7 Bentuk ·Bentuk Perawatan.
Dalam melakukan pemeliharaau suatu peralatan kerja dalam perusahaan, maka diperlukan perawatan terhadap peralatan kerja tersebut Adapun secara garis besar bentuk - bemuk perawatau terbagi atas .
I. Breakdown A1aintenance
Breakdown Maintenance adalah perawatan dan perbaikan yang dilakukan setelah peralatan mengalami suatu kerusakan. Sehingga dalam perawatan breakdown maintenance tidak terdapat suatu jadwal yang pasti mengenai pelaksanaan perawatan, sehingga secara sepintas perawatan ini sangat ekonomis dan untuk periode jangka pendek bisa dikembangkan. Jadi dalam breakdown maintenance apabila :erjadi kerusakan pada peralatan kelja maka tidak terdapat adanya persediaan suku cadang dan anggaran untuk perbaikan
2. Preventve Afaintenance
Preventive lliaintenance adalah perawatan dan perbaikan yang di!akukan secara berkala sesuai dengan running time atau spesifikasi peralatan kerja. Sedangkan Preventive Maintenance terbagi atas :
a. Systematic _Maintenance
Systematic !11aintenance adalah perbaikan. atau pemeliharan terhadap peralatan yang dilakukan pada saat- saat tertentu.
Contoh:
Perawatan I-Iarian
Perawatllll Mingguan
b. Condition _Maintenance
Condition maintenance adalah perbaikan dan pemeliharaan peralatan kelja yang dilakukan dengan melakukan suatu pengamatan. pengubran terhadap peralatan kerja selama dalam operasi kerja. Contoh: PellL'Tiasan
3 Predictive A1aintenance
Predictive _Maintenance adalah perawatan dan perbaikan yang dilakukan sebelum terjadi kemsakan. Hal. ini dengan suatu prediksi terhadap jadwal perawatan dan perbaikan. Jadi seorang karyawan hams dapat dan diketahui dari beberapa faktor, yaitu :
·!• Usia peralatan
•:• Historis Peralatan
·!Kondisi Peralatan.
4" Corrective maintenance
Corrective J,1aintena:nce adalah perawatan dan perbaikan terhadap peralatan kerja agar kondisi mesin produksi seperti keadan semula" Hal ini dilak:ukan bertujuan :
•:• Alat tidak rusak
•:• Memudahkan dilakukan inspeksi, perbaikan serta pemakaian
•!· Memastikan keselamatan ke1ja
5" Productive maintenance
Productive A1aintenance adalah suatu kegiatan maintenance gabungan,yaitu :
a. breakdown A1aintenance. b. Preventive lv1aintenance. c" Corrective Maintenance.
6" Total productive lvfaintenance ( TPM )
Total Productive Maintenance ( TPM ) adalah suatu kegiatan perawatan secara menyeluruh, baik productive maintenance maupun autonomous maintenance. Total Productive Maintenance ( TPM ) adalah suatu pemeliharaan secara productive yang melibatkan seluruh karyawan kegiatan kelompok- kelompok kecil.
2.8 Memaksima!kan Efektivitas Fendatan
Tujuan dari Total productive Afaintencrnce ( TPM ) adala.fJ untuk memaksimaikan efektifitas peralatan dengan mengupayakan biaya yang ekonomis selama umur peralatan. Hal ini identik dengan sasaran teroktenologi yaitu menghasilkan efektivitas system seeara maksimum dengan biaya selama umur peralata.-1 yang minimum. Dan untuk meneapai hal itu, Total Productive lvfaintenance ( TPM) mencoba mengeliminasi enam keborosoan utama (six big losse ) yaitu sesuatu hal yang menghambat efektivitas operasi dati system. Keenam keborosan utama (six big losses) tersebut adalah •
1. Kerusakan atas Gangguan Tidak Terduga.
Adalah kerusakan diakibatkan oleh ses .;atu hal yang tidak disengaja dalam wahi:u tertentu. Kerusakan ini bersifat tidak terduga kapan terjadi oleh sebab itu para karyawan diharapkan dapat mengatisipasi kerusakan terseb .;t agar tidak wenimbulkan kerusakan yang lebih fatal dengan mengambil langkah langkah sesuai prosedur yang telah ditentukan, sehingga waktu yang ada tidak terbuang percuma dengan adanya kemsakan.
2. Penyetelan dan Penyesuaian
Adanya kerusakan yang terjadi pada peralatan kerja yang diakibatkan oleh adanya perubahan pada cetakan, pengepresan, injeksi dan lain - lain. Karena apabi!a melalrukan kesalahan dalam penyetelan peralatan kerja maka akan menyebabkan kemsakan yang !ebih kompleks yang menyebabkan peralatan kerja tersebut tidak dapat dipakai dan diperbaiki lagi
3. Kekosongan (Idle) dan Kemacetan
Adalah kemsakan yang diakibatkan oleh adanya kesalahan pada sensor peralatan kerja serta smrJJatan pada saluran dan lain - lain. Apabila adanya kekosongan maka kecepatan peralatan kerja tidak efesien karena tidak digunakan secara maksimal dan apabi!a terjadi suatu kemacetan akan mengbambat pekerjaan lain yang seharusnya dapat diselesaikan tepat waktu namun dengan ada-'lya kejadian kemacetan maka pengoperasian terganggu dan terbengkalai
4. Pengurangan Kecepatan
Adalah perbedaan kecepatan antar rencana dan kecepatan actual dari peralatan kerja. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh adanya kesalahan teknik baik bempa kemsakan pada peralatan sendiri maupnn dikarenakan oleh penguranganjumlah konsumen sehingga tidak perlu menambah kecepatan. Namun apabi:a kecepatan tems dikurangi maka akan membuat peralatan kerja tersebut tidak ma\<:simal karena bekerja secara tidak stabil.
5. Cacat pad a Proses
Adalal1 kerusakan pada peralatan kerja yang memerlukan perbaikan yang dikarenal<an adanya kecacatan pada peralatan tersebut Kecacatan ini dapat dikarenaka'l oleh benda kerja maupurr umur serta kond!si peralatan keqa tersebut
6. Penunman Hasil
Adalah penurunan b.asil produksi. Hal ini dapat di liliat da..r:i hasil permulaan produksi sampai dengan produksi yang stabil, bisa meugalami kenaikan babkan penun:nan. Dan penurunan disini bisa bempa penurunan kualitas barang atau pennruilllll kualitas barang produksi yang diakibatkan oleh peralatan kerja itu sendiri.
Disamping itu Total Productive Maintenance ( TPM ) menghasilkan efektivitas system atau efektivitas peralatan menyeluruh ( Overall Equ1pment Effectiveness I OEE) melalui komhinasi antara ( Avability ), efesien kerja atau perfonnance dan tingkat mutu produk.
1. Avabilty Rate
2. Peiformance Rate
Berdasarkan penghargaan yang diberikan kepada Japan Institute of Flam lvfaintenance ( JlPM ) sebagai penggerak Total Productive Maintencmce melalui PM Proze, ditetapkan kondisi normal untnk Overall Equipment Fjifectiveness( OEE) adalah •
- Avabilty > 90%
- Performance > 95%
- Quality Product > 99%
Dengan dernikian nilai OEE normal adalah sebagai berikut
OEE = Avabilityx Performance x QualityProductx 100%- 90% X 95% X 99% X 100%85%
Adapun untuk rnenghitung OEE diperlukan data - data dari perusahaan sebagai berikut
Jumlah Total Produk
Jumlah total Produk adalah dalarn periode satu bulan pada tahun bersangkutan.
2. Working Time ( Jumlahjam Kerja)
Working Time adalah yang dihabiskan untuk menghasilkan sejumlah produk diatas yang dapat diasnmsikan sebagai Loading Tzme
3. Down Time
Down Time adalah kerusakan atau Trouble yang meliputi waktu idle mesin akibat rusak, penyesuaian mesin dan set up mesin prodnksi
4. Jumlah Produk Cacat ( Reject )lalil.
Prodi.!k cacat adalah produk yang cacat atau tidak bagus kualitasnya yang diakibatkan oleh mesin produksi, bahan material dan lain 1 .
5. Cycle Time
Cycle Time adalah C.)cle time yang digunakan dan teiah diinformasikan oleh perusahaan.
2.9 Pening!mtan Avability
Salah savJ faktor yang menetu.kan besamya efekfivitas _per;Uatan adalah avabilty yaitu tingkat ketersediaa.n atau kesiapan mesin atau peralatan kerja lain
hal yang mempengaruhi tingkat avabilty yaitu keandalan ( Reabilty ) dan kemampuan memelihara ( Maintainabilty ). Dengan demik:ian untuk meningkatkan avability dapat dilakukan dengan meingkatkan keandaJan peralatan, yaitu segala ilpaya yang dilakukan untu.k mengurangi terjadinya pengulangan kerusakan atau meningkatkan kemampuan memelihara, yaitu mengurangi waktu perbaikan peralatan bila terjadi kerusakan.
1. Peningkatan Kear1dalan Peralatan
Peningk£ctan Keandalan Peralatan adaia.h kegiatan menjarangkan waktu ru'ltara terjadinya satu kerusakan dengan kerusakan berikut atau Mean Time Between Failure ( MTBF ). Secara Umum Langkah - Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keandalan, sel;:aligus menjaraagkan MTBF adalab sebagai berikut :
- Menyempurnakan rancangan komponen dari peralatan
- Menyederhanaka!:rancangan system
- Menyempumakan teknik -·teknik produksi
- Menyernpurnakan system pengendalian mutu
- Menguji keoampuan komponen dan system cadangan
- Me!a.b.-ukan preventive maintenance
2. Peningkatan Kemampuill.J. Memelihara
Peningkatan kemampuan memelihara yaitu kemampuan seseorang untuk memelihara peralatan kerja agar lama berfungsi dan lebih efektif dalarr.. bekerja Sedangkan ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan memelihara adalah ,flvfean Time To Repair ( MTTR ) yaitu lamanya waktu rata - rata yang diperiukan untuk memperbaiki atau mereparasi peralatan apabila terjadi kerusakan. Dengan delnikian rr..akin tinggi tingkat kemapuan memelihara, berarti makin pendek MTTR. Dan untuk meningkatkan kemampuan memelihara ( maintainability ) maka langkah - langkah yang hams dia:m.bil adairu'l .
- Melatih pekerja pemeliharaJm dengan baik
- Sediakan sumber daya yang memadai
- Tingkatkan kemampuan :nerenca.'la dan menentukkan priorita
- Tingkatkan kemapuan merencanarlk:an kebutuhan dan penyediaan material.
- Tingkatkan kemampuan mengidentifikasi penyebab kerusakan dan
- Tingkatkan kemampnan menentnkkan cara nntnk memperpanjang jangka MTBF.
2.10 Perawata<J Mandiri ( Autunomous Maintenance)
Perneliharaan mesin produksi sangat penting agar performance mesm produksi selalu dalam keadaa:n baik, sehingga produksi dapat berja!an sesum dengan yang direncanakan balk kuar:ttitas barang maupun kualitas barang. Pemeliharaa.'l dilakukan untuk mencegah terjad.inya kerusakan atau breakdown pada mesin produksi. Sedangkan salah satu cara untuk pencegahan kemsakan adalah melaksanakan perawatan mandiri atau autonomous maintenance yaitu kegiatan perawatan yang dirancang untuk melibatkan operator dalam merawat mesin prodnksi darr peralatan kerja lain. Dan kegiatan yang sering dilakukan dalam penerapan perawatan mand.iri adalah :
1. Pengecekan Harian
Pengecekan yang d.ilakukan oieh operator maupun pekerja bagian pemeliharaan terhadap mesin produ!{si. Hal jpj berfungsi untuk mengetahui apakah mesin produksi sudah dala.tn keadaan maksimal, atau mesin prodt:.lcsi tersebut perlu diadakan perawatan dan perbaikan karena sesuatu hal yang dapat menggangu jalannya operasi produksi dan tentunya hams dicek secara teliti dan ditulis dal<L'll check sheet ya.'lg sudah tersedia, Dan keunttmgan diadakannya perawatan harian adalab apabila terjadi kerusakan pada mesin produksi maka akan cepat diketahui dan dapat diatasi tanpa menunggu waktu larn<L
2, Pembersihan
Pembersihan terhadap mesm produksi harus selalu dilz_l;:sanakan dan diterapkan, Karena mesm yang kotor mudab mengalami kerusakan dan sampar saat ini kerusakan yang sering terjadi diakibatkan adanya kotoran yaitu debu.
3. Pelmnasan,
Pelumasan adalah persyarat yang terpenting untuk mencegah terjadinnya penurunan dan mempertahankan kehandalan :nesin produksi. Walaupun pentingnya pe:umasan sudah diketahui, tapi penerapannya sering terabaikan. Sedangkan alasan mengapa pelumasan sering diabaikan adalah :
- Tidak sadar akan pentingnya pelumasan.
- Manajemen tidak cukup menghargai pentingnya pelumasan,
- Terlalu banyak jenis peiumasan,
- Tidak ada standar pebnasan.
4. Penge :cangan Mur dan Baut
Hampir semua komponen mesin dikaitkan dengan mur dan baut Kendornya mur dan baut akan mengak:ibatkan vibrasi, misalligment dan lain lain Pada bakekatnya aka:n berakibat pada kerusakan mesin,
5. Reparasi Sederhana
Reparasi sederhana ad ala h membetulkan mesin produksi secara mudah at au merawat mesin tersebut dengan menjaga !aju jalan produksi agar selalu koru;tan.
6. Pendeteksian Peny:impangan
Salah satu caca menrtdeteksi kerusakan mesm produksi adalah dengan metode Visual Control. Dan dengan visual control maka •
- Dapat diidentifikasi dariiarak jauh.
- Dapat segera menunjukkan perbedaan antara kondisi OK dan Not OK
- Dapat dipahami oleh setiap orang.
7. Langkah Perawatan Mandiri
Dalam perawaran mandiri ( autonomous maintenance ) dikenal dengan enam lang.l<ah dalarn pelaksanaan perawatan mandiri tersebut vaitu .
1. Pembersihan Awal (Initial Cleaning)
Membersihkan peralatan kerja yang telah dipakai agar sela!u terpga kondisinya dari kontaminasi benda asing Adapun pembersihan rnemilik: arti sebagai berikut :
- Pembersihan diartikan sebagai menghilangkan benda asing yang melekat pada rnesin produksi dan sekitar:nva
- Pembersihan bukan berarti sekedar menjaga kebersihan agar terlihat indah dipermukaar,_.
- Pemebrsihan dimjukan untuk menciptakan kondisi dasar mesin produksi dan untnk mengungkapkan kerusakan yang terselubung.
2. Penanganan Sumber kontaminasi.
Dalam penanga!1an sumber kontaminasi adalah mencegah kontaminasi yang ditimbuikan dan menempel pada mesm produksi untuk meningkatkan kehandalan suatu peralatan kerja serta memperbaiki tempat yang sulit dijangkau waktu pembersihan, sehingga sumber kontarninasi dapat diatasi. Prioritas pencegalmr: sumber kontammasi adalah:
- Memusnakan penyebab kontarninasi pada sumbemya.
- Jika gaga!, cegahlah penyebab kontarJlinasi untk meningkatkan tugas pembersihan rutin.
- Jika langkah kedua gagal, operator membersihkan mesin secara manual, kemudian memperbaiki metode dan alat pembersihan agar prosedur pembersihan iebih mudah.
- Jika langkah diatas gagal, sebagai altematif terakhir memoditikasi mesin produksi agar pemebersihan lebih mc:dah.
3. Pengembangan Standar Pembersihan dan Pelumasan.
Kegiatan melakukan pembersihan dan pelumasan seharusnya memiliki suatu standirisasi yang bagus, sehi11gga kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik Sebab apabila tidak ada standar untuk pembersihan dan pelumasan akan membuat operator bingung, apakah yang dilakukan sudah sesuai atau belum
4. Inspeksi Menyeluruh
Inspeksi menyeluruh adalah kegiatan yang dila.kukan dalam setip aspek yang ada didalam pemsahaan Sdngka.'l tahap tahap Lr:ispeksi secara menyeluruh adalah :
- Melaksanakan pendidikan dan lati!:lan tentang inspeksi .
- Menetapkan draft standar inspeksi.
- Mengestimasikan interval inspeksi.
- Menetajlkan target waktu inspeksi.
- Menentukkan target perbaikan.
- Menetapkan dan memperbaiki area yang suiit iinspeksi dan
- Meninaju standar inspeksi.
5. Pengembangan standar Perawatan Mandiri.
6. Menjalan kan Perawatan J\1andiri dan Kegiatan Berkesinambungan
Perawatan mandiri harus dijalanka:J. sesuai tujuannya yaitu untuk me:ninimalisasikan kerusakaE terhadap peralatan kerja. D<L'l untuk mencapai hasil maksimal maka perawatan rnandiri hams diterapkan secara menyelumh dan berkesinambungan.
2.11 Analisa Statistik Kerusakan
Setiap peralatan kerja memilki jangka waktu pemakaiannya, oleh karena itu tida-lc mengherankan apabila suatu saat peralatan tersebut menglami keruskan. Sedangkan penyebab kerusakan adalah :
1. Kemsakar. berat (Function - loss breakdown ).
Kemsakan. yang disebabkan karena penyebab tunggaL
2. Kernsakan Sedang (Function- reduction breakdown )
Kemsakan yang disebabkan karena penyebab ganda.
3. Kerusakan Kecil
Kerusakan yang disebabka.n karena penyebab kompleks.
Sedangkan dalam statistik kerusakar. hal - hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Berapa lama suatu mesin produksi dapat digc;nakan sampai mengalami kerusakan.
- Bila dipakai sampai dengan waktu tertentu berapa besar kemungkinan kegagalannya.
- berapa tingkat keandala-rmya setelah digunakan dalam waktu tertentu. Secara u:num karakteristik kegagalan suatu alat dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
l. Tahap kerusakan Awai ( Eraly failure)
Pola kemsakan awal te1jadi pada awal operasi suatu system baru Kerusakar• pada tahap ini ditandai dengan tingkat kemsakan ( failure rate ) yang semakin lama semakin kecil. Dan tahap mt kegagalan mesm lebih disebabkan oleh keter&'llpilan karyawan yang belum sesuai atau ada beberapa peralatan yang perlu per;.yesuaian lebih la11jut Adapun per;.yebab timbulnya kerusakan adalah :
- Adanya keagaman proses manufacturing.
- Teknik pengendalian muiu yang 1..'Urang maemadai
- Metode inspeksi yang kurang baik
- Pemasangan komponen yang tidak sesnai.
- Perfonna tenaga kerja yang dibawah standar.
- Kesalahan set up.
2. Tahap Kerusakan Acak (Random Failure)
Pada masa operasi normal pola kemsakan mesin bersifat acak ( random failure ) yaitu setiap mesin mempunyai probabilitas untuk rusa..lc. Adapun penyebab timbulnya kemsakan adalah :
- Kerusakan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
- Kesalaltan manusia ( human error )
- Kesalahan alamiah
- Kemsakan cacat yang tidak terdeteksi.
- Faktor keanmna.n yang rendah.
3. Tahap Kemsakan Usang (Wear Out Failure)
Pada usia tertentu suatu alat akan mengalmi keusangan, masa tersebut ditandai dengan tingkat kerusakan yang semakin lama semakin tinggi Dan
2.12 Analisa Efektifitas Peralatan.
Analisa keefektifitas mesin dilakukan secara bertahap melaui elemen - elemen pendukung yaitu Avability, Peifonnance dan Quality Rate. Sdangkan tingh.t e±ektifitas mesin y 'lg dimaksud adalah Oveall Equipment Effectiveness atau OEE. Hal ini dikarenakan OEE adalah sebagai tolak ukur keberhasilan atas pelaksanaan Total Productive lidaintenance atau TPM dalam suatu perusahaan. Adapun untuk menentukan keefektifan peralatan maka perlu langkah- langkah se'Jagai berikut •
1. Analisa Performa Rate
Analisa Performa Rate mempakan analisa yang dipengaJl.!lli_cJh jumlah total produk, waktu cycle dari pemsahaan dan waktu operasi kerja tanpa adanya down time. Disamping itu performance dipengaruhi oleh idling ( kerusakan yang diakibatka11 oleh mesin ) serta minor stopages ( kerusakan mesin perperiode ). Adapun untuk menentukkan besarnya Pe7formance Rate pada suatu mesin maka menggunakan rumus sebagai berikut •
Actual Cycle Time
untuk menghindari penga,"Uh keusangan, biasanya dilakukan pergantian ini dilakukan secara periodic sebelum alat terseb;t memasuki tahap keusangan. Adapun penyebab kemsakan adalah .
- Perawatan yang k'1liang rnemadai
- Kesalahan karena gesekan dan aus karena pemakaian.
- Kesalaha,J. karena umur pernakaian
- Kesalahan overha:ul dan korosi
- Rancangan umur pakai produk secara singkat.
2. AnaJisa Quality Product Rate
Analisa Qu'!]£tyJrqduct merupaka.11 analisa yang dipengaruhi oleh jumlah product yang reJect. Hal ini tentunya dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya :
- Kesalahan prosedur ke1ja.
- Knalitas bahan material yang kurang bagus
4. Ana!isa OEE { Overall Equipment Efectiveness)
Atmlisa Overall Equipment Ejectiveness merupakan analisa yang dipengarehi avability. Perfornwxtce serta quality product. Hal ini dikarenakan OEE merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pemsahaan dal&'TI menerapka.'1 konsep Total Productive A1aintenance atau TP,\IL Adapun untnk menentukkan besr OEE ma.l;:a menggunakan rumus sebagai berikut
OEE = Avability x Performance x Quality Product Rate
0 komentar:
Posting Komentar