STATISTIK
Pembangunan nasional memerlukan dukungan sistem informasi yang semakin maxitap dan canggih. Statistik merupakan satu bentuk informasi yang penting bagi penyusunan rencana dan kebijaksanaan pembangunan nasional maupun untuk mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program-program pembangunan. Statistik mendukung pengembangan kemampuan penelitian ilmiah di dalam negeri karena informasi ini merupakan bahan dasar bagi kegiatan penelitian-penelitian tersebut, terutama dibidang ekonohti, kependudukan dan kemasyarakatan. Dalam jangka panjang tersedianya data statistik yang baik dan merata bagi masyarakat umum, juga merupakan satu unsur penting dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa.
Arti penting dari tersedianya data statistik yang lengkap, mutakhir dan dapat dipercaya telah disadari, sehingga sejak Repelita I pembangunan perstatistikan telah menjadi bagian integral dari pembangunan nasional.
2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah
Oleh karena statistik merupakan pendukung bagi pembangunan nasional, maka prioritas pembangunan perstatistikan selalu dikaitkan dengan prioritas pembangunan pada setiap tahap pembangunan.
Dalam Repelita I perbaikan statistik pertanian, melalui perbaikan sistem monitoring produksi pangan dan pelaksanaan Sensus Pertanian mendapatkan prioritas utama karena persoalan pokok pada waktu itu adalah masalah pangan. Demikian pula, statistik dasar kependudukan yang ada dirasakan sudah tidak memadai untuk keperluan-keperluan perencanaan dan kebijaksanaan pembangunan maupun untuk keperluan lain yang mendesak pada waktu itu, seperti pemilihan umum. Oleh sebab itu dalam tahap pembangunan ini Sensus Penduduk juga memperoleh prioritas. Sensus ini ditunjang dengan Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) untuk mengetahui secara lebih terperinci karakteristik rumah tangga di Indonesia. Karena masalah stabilitas ekonomi, terutama stabilitas harga, pada waktu itu menonjol, maka perbaikan statistik perdagangan dan harga juga memperoleh prioritas. Selain itu direncanakan pula untuk mengadakan perbaikan data statistik industri, yang merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Semua kegiatan tersebut ditunjang dengan usaha perbaikan di bidang organisasi, personil dan peralatan dari aparat perstatistikan.
Dalam Repelita II arah pembangunan statistik dilanjutkan dan diperluas dengan tujuan jangka panjang yaitu terciptanya suatu sistem perstatistikan nasional yang terpadu. Karena titik berat pembangunan masih pada bidang ekonomi, maka perbaikan statistik untuk sektor-sektor ekonomi utama terus ditingkatkan. Sektor pertanian tetap merupakan prioritas dalam Repelita II, sehingga penyempurnaan statistik pertanian dilanjutkan dan diperluas dari statistik tanaman pangan ke tanaman perdagangan, peternakan, dan perikanan. Di sektor industri, tekanannya adalah pada peningkatan statistik industri yang mengolah hasil-hasil pertanian, sedangkan sektor-sektor ekonomi lain seperti pertambangan, konstruksi dan transpor juga semakin memperoleh perhatian. Dengan tersedianya hasil-hasil Sensus Penduduk 1971, statistik sosial dan kependudukan juga menjadi semakin memadai baik dari segi mutu maupun cakupannya. Untuk menunjang semua kegiatan tersebut, usaha penyempurnaan organisasi, perbaikan metode, peningkatan prasarana dan keterampilan personil di bidang perstatistikan ditingkatkan.
Dalam Repelita III, dengan pertumbuhan dan stabilitas yang semakin mantap, aspek pemerataan pembangunan semakin memperoleh prioritas yang lebih besar lagi. Di samping itu, sejalan dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai di sektor pertanian, peranan sektor industri semakin menonjol pula. Pembangunan statistik dalam Repelita III juga mencerminkan prioritas pembangunan tersebut. Sensus Penduduk dilaksanakan lagi pada tahun 1980. Susenas disempurnakan dan diperluas agar dapat memonitor secara lebih baik dampak pembangunan pada berbagai kelompok rumah tangga di semua propinsi. Perhitungan Pendapatan Nasional dan Regional disempurnakan dan disusun “peta” ekonomi nasional, dalam bentuk Tabel Input-Output dan selanjutnya berupa Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Sensus Pertanian juga dilaksanakan dalam tahun 1983, dengan cakupan yang lebih luas, serta penyempurnaan-penyempurnaan lain termasuk perhatian khusus pada kelompok petani-petani kecil. Perbaikan dalam metode pengumpulan dan pengolahan statistik-statistik sektoral, seperti statistik industri, eksporimpor, perhubungan, konstruksi, pariwisata dan sebagainya dilanjutkan.
Pengembangan perstatistikan dalam Repelita IV merupakan kelanjutan dari program pengembangan perstatistikan yang telah dilaksanakan dalam Repelita III dan Repelita-Repelita sebelumnya. Kebijaksanaan pembangunan tetap berlandaskan pada Trilogi Pembangunan dan pelaksanaan Delapan Jalur Pemerataan makin diperluas. Pengembangan perstatistikan dalam Repelita IV diarahkan untuk menunjang kebijaksanaan tersebut dan sekaligus diusahakan tetap dalam rangka pengembangan sistem perstatistikan nasional terpadu dalam jangka panjang. Dalam tahap ini direncanakan untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan lanjutan Sensus Pertanian 1983, melaksanakan Sensus Ekonomi 1986 serta mulai mempersiapkan Sensus Penduduk 1990. Di samping itu akan lebih disempurnakan pelaksanaan Susenas, perhitungan statistik-statistik makro seperti Pendapatan Nasional dan Regional, Neraca Sosial Ekonomi Nasional dan Tabel Input-Output. Survai Penduduk Antar Sensus (Supas) direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun 1985 dan Survai Biaya Hidup pada tahun 1988. Kemampuan para petugas statistik terus ditingkatkan melalui penataran-penataran dan pendidikan lanjutan, sedangkan prasarana dan sarana fisik, khususnya yang menyangkut ruang kerja, mobilitas bagi petugas lapangan serta perlengkapan/peralatan lainnya akan ditingkatkan.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Sejak Repelita I perstatistikan telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Selama Repelita I telah dicapai perbaikan-perbaikan yang berarti dalam bidang statistik pertanian, khususnya produksi pertanian pangan. Suatu tim perbaikan statistik pertanian telah bertugas untuk mengembangkan suatu sistem pencatatan dan laporan yang lebih baik dan seragam untuk seluruh Indonesia. Sensus Pertanian telah dilaksanakan dalam tahun 1973 dan pemrosesan hasil-hasilnya dapat diselesaikan pada awal Repelita II. Hasil-hasil Sensus ini meningkatkan jumlah dan mutu statistik pertanian pada umumnya. Di bidang statistik harga, pengumpulan dan pelaporan data mengenai harga bahan-bahan pokok menjadi lebih cepat dan mencakup semua ibu kota daerah Tingkat II (kecuali Irian Jaya). Sistem pengolahan data ekspor dan impor juga telah mengalami perbaikan dalam hal lingkup serta jumlah dan jenis data yang dihasilkan. Studi ten-tang pendapatan regional telah diselenggarakan dengan mengikutsertakan pemerintah daerah dan universitas. Kegiatan yang penting lainnya adalah diselenggarakannya Sensus Penduduk pada tahun 1971, yang menghasilkan data kependudukan yang lebih lengkap dan mutakhir. Dalam hal personil dan peralatan, telah diselenggarakan latihan dan penataran serta perbaikan sistem peralatan pengolahan termasuk penyediaan perangkat lunak dan operator guna pelayanan komputer.
Dalam Repelita II pengumpulan data statistik pertanian tanaman pangan mengenai luas panen, produksi dan ramalan sudah cukup memadai dan segi produksi ini mulai dihubungkan dengan data hasil Susenas untuk segi konsumsinya. Kegiatan baru yang menonjol pada waktu itu adalah dilaksanakannya Survai Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang pertama, pada tahun 1976 yang telah meningkatkan tersedianya informasi mengenai karakteristik angkatan kerja di Indonesia. Survai ini selanjutnya dipadukan dengan Susenas sebagai salah satu modulnya. Dalam periode ini juga dilaksanakan Survai Penduduk Antar Sensus (Supas) 1975, Sensus Industri 1974 dan Sensus Konstruksi 1975. Di bidang statistik makro, statistik Pendapatan Nasional/Regional disempurnakan dalam kerangka pengembangan Statistik Neraca Nasional dan penyusunan Tabel Input-Output mulai dilaksanakan.
Selanjutnya dalam Repelita III kegiatan-kegiatan survai penting yang dilaksanakan mencakup Sensus Penduduk 1980, Sensus Pertanian 1983 dan Susenas. Sensus Penduduk 1980 menggunakan daftar isian dan konsep definisi yang disempurnakan sehingga bisa menghasilkan tabulasi serta analisa yang lebih lengkap dan lebih terperinci dibanding dengan Sensus Penduduk 1971. Sensus Pertanian 1983 dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu pengumpulan data umum dan data tanaman pangan yang terperinci dalam tahun 1983 sebagai tahap pertama, dan pengumpulan data terperinci mengenai non-tanaman pangan pada tahun 1984. Kegiatan Sensus Pertanian 1983 yang dilaksanakan dalam tahun 1983/84. meliputi pendaftaran dan pelaksanaan Sensus Sampel Rumah tangga Pertanian, Sensus Lengkap Koperasi Unit Desa, Sensus Lengkap Potensi Desa, Survai Evaluasi Pasca Sensus dan Sensus Lengkap Perkebunan Besar. Susenas, yang dilaksanakan secara periodik, dimantapkan sistem pelaksanaannya sehingga bisa mencakup secara lebih luas aspek-aspek kehidupan rumah tangga, dengan cara pemakaian sistem modul yang diatur secara bergantian. Modul-modul tersebut adalah (a) konsumsi/pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, (b) angkatan kerja dan kegiatan ekonomi rumah tangga, dan (c) perumahan dan lingkungan hidup serta data sosial ekonomi penduduk. Modul (c) baru dilaksanakan dalam Repelita IV. Di bidang statistik makro, yang perlu dicatat adalah dimulainya penyusunan Sistem Neraca Sosial Ekonomi, yang bisa menggambarkan aspek distribusi pendapatan secara lebih jelas dibanding dengan data Pendapatan Nasional/Regional dan Tabel Input-Output.
Dalam tahun pertama Repelita IV (1984/85) telah dilaksanakan 8 kelompok proyek pembangunan di bidang perstatistikan, yaitu:
- Peningkatan Data Statistik dan Perbaikan Statistik Pertanian.
- Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik Pendapatan Na-sional, Regional dan Tabel Input-Output.
- Survai Sosial Ekonomi Nasional.
- Sensus Pertanian 1983.
- Sensus Ekonomi 1986.
- Survai Penduduk Antar Sensus 1985.
- Peningkatan Keterampilan Pegawai Statistik.
- Peningkatan Prasarana Fisik.
a. Peningkatan Data Statistik dan Perbaikan Statistik Pertanian
Proyek ini bertujuan untuk menyempurnakan statistik mengenai berbagai sektor, yang umumnya perlu disajikan secara berkala, dan mencakup penyempurnaan statistik pertanian tanaman pangan, konstruksi, industri, pertambangan besar, listrik, harga konsumen, harga perdagangan besar, harga produsen, keuangan, perdagangan luar negeri, perdagangan/penyaluran dalam negeri, hotel dan wisatawan, perhubungan, upah, serta kegiatan-kegiatan yang menyangkut analisa, pengembangan metode, klasifikasi industri, sistem informasi yang menunjang kegiatan-kegiatan penyempurnaan statistik sektoral tersebut di atas. Dalam tahun 1984/85 sebagian besar dari hasil-hasilnya telah diterbitkan dalam berbagai publikasi, sedang yang lainnya masih dalam bentuk naskah untuk dicetak.
b. Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik Pendapatan Nasional, Regional dan Tabel Input-Output.
Proyek ini bertujuan untuk menyempurnakan statistik Pendapatan Nasional dan Regional dalam rangka mewujudkan suatu Sistem Neraca Nasional yang lengkap dan terpadu. Sampai dengan akhir tahun 1984/85, proyek ini telah menghasilkan publikasi statistik Pendapatan Nasional (sampai tahun 1983), Pendapatan Regional setiap Propinsi (belum termasuk Timor Timur) sampai tahun 1982, Tabel Input-Output 1980 dan Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 1975.
c. Survai Sosial Ekonomi Nasional
Tujuan proyek ini adalah untuk melaksanakan dan lebih menyempurnakan Susenas, sebagai sumber data utama mengenai rumah tangga di Indonesia, sehingga perkambangan kesejahteraan berbagai kelompok rumah tangga bisa diamati dan dimonitor secara regular. Data semacam ini sangat penting bagi usaha me-monitor hasil pemerataan pembangunan antar kelompok rumah tangga.
Sampai dengan akhir tahun 1984/85, berbagai data mengenai konsumsi/pengeluaran rumah tangga, keadaan sosial-budaya dan kesehatan, indikator kesejahteraan rumah tangga, perumahan dan lingkungannya dan lingkungan hidup di Indonesia sampai dengan keadaan pada tahun 1982 telah dihasilkan. Sejumlah publikasi mengenai aspek-aspek tersebut telah pula diterbitkan.
d. Sensus Pertanian 1983
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian yang kegiatan pengumpulan datanya sebagian besar sudah diselesaikan dalam tahun 1983/84. Dalam tahun 1984/85 ini kegiatan lanjutan tersebut meliputi Sensus Lengkap Perusahaan Pertanian Lainnya, Sensus Sampel Perikanan Laut dan Tambak, Sensus Sampel Tanaman Perkebunan Rakyat dan Sensus Pendapatan Petani. Kegiatan pengolahan dan analisa data serta publikasinya direncanakan seluruhnya selesai pada tahun 1987/88. Dalam tahun 1984/85, 5 publikasi telah bisa diselesaikan.
e. Sensus Ekonomi 1986
Sensus ini merupakan sensus terpadu untuk semua sektor ekonomi (kecuali sektor pertanian, yang sudah dicakup Sensus Pertanian 1983), yaitu mencakup sektor pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air; konstruksi; perdagangan besar, eceran dan rumah makan serta hotel; pengangkutan, pergudangan dan komunikasi; keuangan asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan; jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan; serta subsektor kehutanan. Data yang dicakup mencakup cara pengusahaan, bentuk badan hukum/usaha, status permodalan, pekerja, upah/gaji, produksi, biaya, pembentukan modal, nilai tambah dan sebagainya.
Hasil-hasil Sensus ini diharapkan dapat dijadikan dasar-dasar penyusunan statistik sektoral yang lebih baik, khususnya data perusahaan yang lengkap dan terpercaya.
Dalam tahun 1984/85 kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masih merupakan tahap perencanaan dari Sensus tersebut dan meliputi percobaan lapangan dan penelitian kelengkapan daftar nama dan alamat perusahaan untuk masing-masing sektor. Kegiatan utama sensus akan dilaksanakan dalam tahun 1985/86 dan 1986/87, sedangkan kegiatan-kegiatan pengolahan, analisa dan publikasi direncanakan berlanjut sampai tahun 1989/90.
f. Survai Penduduk Antar Sensus 1985
Tujuan survai ini adalah untuk memperkirakan jumlah penduduk dalam kurun waktu antara dua sensus; tingkat kelahiran, tingkat kematian dan kepindahan penduduk; keadaan sosial-ekonomi penduduk yang terkait dengan perilaku kependudukan, serta mendapatkan keterangan tentang bangunan dan tempat tinggal penduduk. Data kependudukan dan sosial-ekonomi tersebut mencakup data mengenai umur, hubungan keluarga, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, perkawinan, fertilitas dan keluarga berencana, perpindahan penduduk, kesehatan dan kematian angkatan kerja dan bangunan tempat tinggal.
Sampai dengan tahun 1984/85 kegiatan yang dilaksanakan berupa perencanaan dan percobaan lapangan. Kegiatan utama pengumpulan data akan dilaksanakan dalam tahun 1985/86.
g. Peningkatan Keterampilan Pegawai Statistik
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan peningkatan keterampilan pegawai statistik sejak Repelita II. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dibidang teknis statistik bagi para petugas statistik dan keterampilan administratif dan tata usaha keuangan bagi pegawai non-statistik. Kursus dan pendidikan diadakan di Pusat dan di 5 pusat latihan yang terletak di Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Ujung Pandang. Dalam tahun 1984/85, jumlah lu‑ lusan dan tamatan yang dihasilkan adalah 310 orang dari Kur‑ sus Statistik Dasar, 28 orang dari Kursus Statistik Menengah, 30 orang dari Kursus Kaderisasi Pendapatan Regional, 200 orang dari Kursus Komputer, 35 orang dari Kursus Administrasi Praktis, 28 orang dari Kursus Administrasi Lanjutan, 50 orang dari Kursus Statistik, Pimpinan Kantor Statistik, 55 orang dari Akademi Ilmu Statistik dan 13 orang sarjana statistik.
h. Peningkatan Prasarana Fisik
Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek peningkatan prasarana fisik Biro Pusat Statistik yang dilaksanakan setiap tahun sejak tahun kedua Repelita II. Tujuan utamanya adalah untuk semakin meningkatkan prasarana dan sarana yang menunjang kegiatan operasional perstatistikan di Pusat dan di daerah-daerah. Dalam tahun anggaran 1984/85 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain pembangunan edung kantor (19 buah), rehabilitasi gedung kantor (15 buah), pembebasan tanah (4.700 m2), penyediaan mesin stensil (17 buah), mesin ketik (98 buah), rak dokumen (117 buah), line telkom (10 buah) serta berbagai peralatan operasional lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar