Minggu, 18 Desember 2016

PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENELITIAN

A. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
Garis-Garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa kebijak­-sanaan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diarahkan kepada pengembangan kemampuan nasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bagi yang diperlukan dalam tahap pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan.

Adapun pokok-pokok pengarahan lebih lanjut mengenai kebijak­sanaan di bidang pengembangan I1mu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian adalah sebagai berikut :
  • Dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil penelitian bagi pembangunan perlu diciptakan iklim yang meng­gairahkan kegiatan penelitian dan pengembangan.
  • Lembaga-lembaga penelitian ditingkatkan daya gunanya sesuai dengan prioritas pembangunan, sedang di samping itu ditingkatkan pula sistem informasi mengenai kegiatan dan hasil penelitian.
  • Dalam pembinaan ilmu pengetahuan perlu diciptakan iklim yang menjamin pertumbuhan dan objektivitas ilmu pengetahuan yang diarahkan untuk kepentingan nasional. Dalam hubungan ini perlu ditingkatkan kemampuan Perguruan Tinggi, Lembaga-lembaga Penelitian, organisasi dan kegiatan cendekiawan serta diciptakan sistem penghargaan pada karyawan ilmiah yang dapat memper- ­tinggi martabat bangsa.
  • Dalam mendorong kegiatan pembangunan diusahakan pengembang- ­an serta pemanfaatan teknologi yang tepat guna, dengan meneliti secara seksama teknologi yang akan dipilih yang dapat menunjang peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.
Berlandaskan hal-hal tersebut di alas maka pengembangan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian harus benar­benar menunjang usaha pembangunan dengan titik berat pada pem­bangunan sektor pertanian menuju swasembada pangan, dengan meningkatkan sektor industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi dalam rangka mengseimbangkan struktur ekonomi Indonesia. Selain itu perlu dikembangkan pranata sosial budaya masyarakat Indonesia yang mampu menyerap perkembangan tersebut sehingga tercapai keserasian yang diorientasikan kepada Pancasila.

Bila dalam Repelita I dan Repelita II sarana pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berupa rehabilitasi dan pengembangan sarana ilmiah dan penelitian maka Repelita III pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian lebih diarahkan kepada pening­katan jumlah peneliti maupun efektivitas kemampuan tenaga peneliti berupa antara lain melalui pendidikan yang penerapannya diperguna- ­kan bagi kemanfaatan pembangunan dan pengembangan ilmu penge­tahuan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

II. KEBIJAKSANAAN POKOK
1. Prioritas dan arch pengembangan penelitian
a. Kebijaksanaan Jangka Pendek
Dalam Repelita I dan Repelita 1I kegiatan ilmu penge- ­tahuan dan teknologi berupa suatu usaha pengarahan dan koordinasi dalam berbagai bidang penelitian dan telah diadakan berbagai peningkatan jumlah dan ragam kegiatan yang mempunyai relevansi dengan kebutuhan masyarakat baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Untuk menunjang kebutuhan jangka pendek, prioritas diletakkan pada tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor industri dan sektor pertambangan. Dalam penelitian ketiga sektor ini hasil-hasil kegiatannya akan menunjang bidang-bidang pembangunan dengan sekaligus memenuhi syarat-syarat :
  • menyerap banyak tenaga kerja;
  • sebanyak-banyaknya menggunakan bahan-bahan dalam negeri, dan
  • menghasilkan pengaruh positif terhadap neraca pembayaran.
Penelitian selanjutnya ditujukan pada usaha untuk meningkatkan mute dan volume produksi pangan, pembangunan dalam bidang non pangan, usaha peningkatan kemakmuran masyarakat pedesaan serta peningkatan penghasilan petani dan penunjangan usaha para transmi- ­gran. Di samping itu telah diteliti pula pengembangan dari VUTW baru seperti VUTW Cisadane dan Semeru sebagai bibit unggul untuk dataran rendah dan dataran tinggi. Selain itu diteliti pula pengembang­- an potensi buah-buahan dan pengembangan komoditi penting seperti kopi, karat, kelapa, kelapa sawit dan coklat. Dalam usaha meningkat­- kan bahan pangan bergizi, antara lain telah diteliti pula sistem per­silangan antara sapi potong lokal dengan sapi potong unggul, serta dikembangkan model peternakan kambing dan domba.

Dalam bidang penelitian sumber daya alam, telah diadakan in­ventarisasi jenis-jenis flora dan potensi hutan tropika, perlindungan hutan, cara pengelolaan hutan alam demi kelestarian produksi, peningkatan kemampuan manajemen Daerah Aliran Sungai, reboisasi dan penghijauan. Dalam usaha memperoleh dan memanfaatkan potensi sumber- ­sumber alam dan energi, telah diteliti kemungkinan pemanfaatan gas bumi di Jambi, Cirebon, Cepu dan Arusbaya (Surabaya).

Dalam usaha meningkatkan mutu pemukiman manusia Indonesia dalam tahun 1979/80 telah diadakan penelitian untuk menanggulangi masalah air minum dan perumahan rakyat, terutama dalam usaha teknik pengolahan bahan bangunan tradisional di daerah-daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Bali dan Sulawesi Selatan. Selain itu telah diadakan penelitian untuk mencari bahan baku bangunan untuk dikembangkan menjadi bahan bangunan di lokasi pusat-pusat pe­ngembangan wilayah, khususnya di daerah-daerah transmigrasi, desa 783 pemugaran, perbaikan kampung, daerah rawan bencana, daerah pasang surut dan daerah pantai.

Penelitian air bersih dan penyehatan lingkungan dilakukan untuk memperoleh air bersih di daerah kritis, daerah yang banyak terjangkit penyakit rakyat dan daerah pedesaan. Dalam usaha penyebaran penduduk Indonesia telah diadakan perencanaan teknis pemukiman transmigrasi di 15 wilayah pengem­bangan, yaitu di propinsi-propinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dengan daya tampung berjumlah 761.300 KK.

b. Kebijaksanaan Jangka Panjang
  1. Kebijaksanaan jangka panjang terutama dilaksanakan dengan penelitian perspektif arah pembangunan jangka panjang, yang ber- usaha untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang interaksi permasalahan kependudukan, sumber alam dan kependudukan, sumber alam dan keadaan lingkungan alam sampai dengan tahun 2.000 mendatang. Penelitian perspektif arah perkembangan jangka panjang telah dilaksanakan antara lain dalam bentuk perkiraan tentang potensi dan pemanfaatan energi di Indonesia, dan tentang beberapa mineral logam dan teknologi pemrosesannya. Dalam hubungan ini telah dilan­jutkan penelitian tentang pola pembagian pendapatan di Indonesia dengan menitik beratkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkem­bangan pola pembagian pendapatan tersebut
  2. Suatu Panitia Inventarisasi Kekayaan Sumber-Sumber Daya Alam mengarahkan penelitian kepada penguasaan bidang inventari­- sasi, pemetaan dan eksplorasi dalam pendaya gunaan sumber daya alam dan energi. Selain itu, panitia ini mengarahkan penelitian ke­- pada kemungkinan pengembangan serta diversifikasi, konservasi dan indeksasi energi. Penelitian dalam bidang ini karena itu meliputi
  • penelitian cadangan sumber daya energi;
  • penelitian produksi dan konsumsi energi;
  • penelitian teknologi energi pengganti minyak;
  • penelitian kelestarian lingkungan hidup;
  • penelitian peningkatan mutu serta pengendalian pemanfaatan sumber-sumber energi.
Selain itu penelitian Inventarisasi Kekayaan Sumber-Sumber Daya Alam mencakup pula pengarahan kegiatan :
  1. penelitian sumber daya tanah, termasuk tanah pertanian, tanah peternakan, tanah pasang surut, tanah kehutanan dan tanah rawa;
  2. penelitian sumber daya air, termasuk air tanah artetis, air tanah bebas, air muka tanah, air laut dan air angkasa;
  3. penelitian sumber daya udara, termasuk oksigen, nitrogen, karbon dioksida, gas mulia, dan iklim; 
  4. penelitian sumber daya hayati dan nabati, serta hewani;
  5. penelitian sumber daya mineral yang meliputi penelitian tanah, nikel, tembaga, bauksit, emas, perak, besi, monosit, uranium, mangan, lempung, kaolin, pasir kwarts, marmer, fosfat, belerang, yodium dan beberapa non logam lainnya
(3) Penelitian Wilayah
Kegiatan penelitian ini merupakan penjajagan tentang perkem­bangan wilayah Asia Pasifik Basin menjelang tahun 1990 dan tahun 2.000. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai situasi politik, keamanan, sumber days laut, hukum laut dan energi di wilayah tersebut. Selain itu dalam penelitian wilayah, demi gam­baran dalam jangka panjang, diadakan pula penelitian kependudukan serta analisa terhadap akibat pengungsi yang terjadi di Kawasan Asia Pasifik, pengaruhnya terhadap hubungan antar bangsa, terutama bangsa-bangsa di kawasan Asia-Pasifik sendiri. Dalam hubungannya dengan perkembangan ASEAN, telah diadakan penelitian tentang perkembangan struktur organisasi kerja sama ekonomi dan politik, serta dialog-dialog antar negara ASEAN dengan negara-negara Industri.

Dalam bidang politik, perhatian dicurahkan kepada pengaruh perkembangan di Indocina terhadap ASEAN umumnya dan Indo- ­nesia khususnya. Pula diteliti tentang kemajuan-kemajuan teknologi khususnya dalam bidang pertanian dalam hubungannya dengan latar belakang sosio-kultural penduduk.

(4) Penelitian lintas sektoral/interdisipliner
Penelitian lintas sektoral mencakup tiga prioritas pembangunan, yaitu sektor pertanian, industri dan pertambangan di 10 wilayah pembangunan regional. Substansi penelitian adalah potensi regional (ditinjau dari segi sumber alam, sosial ekonomi dan budaya) dalam hubungan dengan rencana pengembangan masing-masing wilayah. Sebagai hasil sampingan dikembangkan sistem penelitian ilmiah yang bersifat interdisipliner.

Kegiatan penelitian lintas sektoral ini antara lain mencakup ma- ­salah kependudukan yang dihubungkan dengan ketenagakerjaan/ kesempatan kerja di sektor pertanian, transmigrasi maupun sektor lain. Penelitian-penelitian lintas sektoral lainnya mencakup penelitian tentang pengaruh proyek irigasi terhadap pendapatan penduduk di daerah pengaruh irigasi di Gumbasa/Sulawesi Tengah; penelitian lokasi-lokasi transmigrasi yang dihubungkan dengan pengembangan daerah dan sistem transportasi di Bengkulu. Demikian pula diteliti tentang pemukiman tetap dari suku Tugidil yaitu masyarakat terasing di Halmahera,

Selanjutnya penelitian lintas sektoral meliputi masalah migrasi dan urbanisasi, kegiatan sektor informal di Jakarta, pemanfaatan dan penempatan angkatan kerja serta pendapatannya di pulau Jawa, serta peningkatan pelayanan keluarga berencana di daerah transmigrasi. Dalam proses pembangunan masyarakat telah diteliti pula pe- ­ngaruh timbal balik antara hukum dan modernisasi, seperti pengaruh pergeseran nilai terhadap pertumbuhan kesadaran hukum/masyara- ­kat dan para penegak hukum.

2. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pemba­ngunan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam pengembang- ­an terutama ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produktivitas dan menggunakan alat yang sebanyak mungkin dihasilkan dan dipelihara sendiri.
Dalam hubungan ini dilanjutkan usaha-usaha yang telah dirintis dalam Repelita II, yaitu secara bertahap untuk :
  1. memilih teknologi yang paling sesuai untuk Indonesia;
  2. mengadakan adaptasi teknologi dari luar negeri yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia;
  3. menciptakan suatu sistem nasional;
  4. menyelenggarakan pusat penerangan teknis ilmiah untuk masya- ­rakat.
Dalam tahun pertama Repelita III penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami kemajuan dengan makin banyaknya jumlah inovasi tingkat skala laboratorium mencapai tahap penyebar­- annya di pedesaan, sebagai teknologi tepat guna. Beberapa hasil yang telah dapat dinikmati oleh masyarakat pedesaan, ialah air bersih dengan memanfaatkan teknologi energi surya di desa Rancasari dan Krawang, Jawa Barat serta Wonogiri di Jawa Tengah

Dalam bidang industri rakyat, telah dapat dikembangkan dan dimanfaatkan teknologi pengolahan mineral jarosit (= meni) di Ciater, Jawa Barat. Melalui pemanfaatan pompa air kincir angin ralan So­vannius, rakyat di daerah Lemah Duhur/Krawang/Jawa Barat dan Brebes/Jawa Tengah telah dapat menikmati air untuk sawahnya. Di samping itu teknologi tungku efisien rumah tangga telah dinikmati penduduk Krawang/Jawa Barat, Delanggu, dan Klaten/Jawa Tengah dan Malang-Selatan/Jawa Timur serta Bali.
a. Di bidang instrumentasi ;
Penelitian instrumentasi proses/industri telah dilaksanakan pene­litian-penelitian model alat pengisi botol otomatis, proportional con-troller, on-off controller, general purpose interfacebus, mesin bubut kecil dan electronic driver P.H. Control. Penelitian instrumentasi sum- ­ber daya alam telah mencapai telemetering water level dengan radio di sungai Saddang Sulawesi Selatan, rehabilitasi venturi meter di waduk Penjalin, pemasangan alat ukur tinggi muka air waduk Si­tupatok, pengiriman data curah hujan melalui radio, rencana pengendalian banjir sungai Citanduy dan Ciseel hilir, aplikasi Solar Cell pada sistem telemetri tinggi muka air, recorder debit untuk waduk penya­- lur dan pesawat penerima data ketinggian permukaan air.

Penelitian instrumentasi ilmiah/analisa telah mencapai otoma- ­tisasi analisa dan rancangan jaringan elektronika, telephone charger analizer, perluasan sistem pengembangan prosesor mikro, manometer air raksa empat tabung, alat keseimbangan fasa, micrometering pump, alat pemotretan tetes minyak (photomicrography), teleskop astronomi, absorber, pengukur kadar air kayu, laminar flow cabinet (untuk opera­- si jaringan biologi), climate chamber dan moisture meter dan lain-lain instrumen. Penelitian instrumentasi pengujian mencakup pengadaan alat uji antisipasi kecepatan dengan komponen random logic, alat uji realisasi dengan mikro komputer untuk menguji kecepatan reaksi dari calon pengemudi. Penelitian instrumentasi kalibrasi dan metrologi te- ­lah berhasil mendisain suatu turntable untuk mengkalibrasi dan posi- ­tion gyro dan accelerometer, furnace kalibrator termokopel, bak mi- ­nyak untuk kalibrator termometer gelas dan teleskop kalibrasi termo­meter gelas.

Penelitian instrumentasi pendidikan telah berhasil membuat tra- ­iner set televisi (TS.7602), trainer set digital (D.O10), trainer set dasar elektronika (PR.7803), trainer set dasar-dasar listrik (PR.7801).

b. Di bidang mineral penelitian ditujukan kepada masalah-masalah:
Studi tekno-ekonomis logam besi.
Beberapa hal yang menjadi obyek penelitian ialah :
  1. pola permintaan-penyediaan logam besi di Indonesia;
  2. hubungan kait-mengait antara berbagai tingkat industri yang menggunakan besi sebagai bahan baku, serta berbagai hambatan yang dialami oleh industri-industri tersebut;
  3. kemungkinan produksi logam besi dengan bahan baku dalam negeri.
Selain itu diteliti pula mineral aluminium, seng dan mangan serta logam dan mineral lainnya dengan tujuan yang sama. Studi tekno-ekonomis logam besi dilakukan karena besi merupa- ­kan logam utama yang paling banyak digunakan di Indonesia juga di seluruh dunia.

Studi tentang logam aluminium menjadi penting sehubungan di­bangunnya pabrik pengolahan/peleburan aluminium di Kuala Tan- ­jung, Sumatera Utara. Masalah yang dihadapi adalah karena hasil produksinya akan melebihi kebutuhan aluminium Indonesia terutama penyediaan bahan baku untuk pabrik peleburan aluminium khususnya alumina (Ala 03) hasil pengolahan dari bauksit.

Penelitian laboratorium untuk pengolahan seng dengan skala ke­cil adalah lebih ekonomis dibandingkan dengan skala besar mengingat cadangan logam dasar (tembaga, timbal dan seng) yang tersebar di berbagai lokasi di mana jumlah konsentrat seng yang dapat diperoleh tidak terlampau besar. Untuk mengatasi masalah ini telah dikembang- ­kan suatu proses pemanggangan yang sangat sederhana sehingga ke­butuhan biaya investasi juga rendah.

Penelitian Pilot Plant membuat Mn 02 elektrolitik untuk indus- ­tri baterei kering dengan adanya cadangan bijih mangan yang cukup besar. Hal ini mengingat Indonesia setiap tahun mengimpor sekitar 5.000 ton Mn 02 elektrolitik. Penelitian logam (korosi) terdiri dari penelitian korosi lingkungan atmosfir Jakarta dan penelitian cat anti karat. Penelitian korosi lingkungan atmosfir Jakarta telah berhasil mengumpulkan data tentang iklim dan kandungan kimia dari udara Jakarta. Selanjutnya mengingat makin meningkatnya kebutuhan akan logam dasar khromium dengan makin bertambahnya industri berat, telah diadakan penelitian terhadap berbagai cebakan khromit primer di Indonesia seperti di Sulawesi Selatan (Barru). Di samping itu telah dimulai penelitian cebakan logam dasar tembaga, timbal dan seng antara lain di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Sula- ­wesi Selatan.

Di Blora, Cepu dan Tuban telah diadakan penelitian terhadap endapan fosforit. Penelitian yang sama telah dilakukan pula di Suma- ­tera Barat, yaitu di daerah Indarung terhadap keping yang berumur pra-tersier. Penelitian serpih bitumen dalam tahun 1979/80 telah dila­kukan di daerah Pangkalan Kapas/Payakumbuh di perbatasan Suma­- tera Barat — Riau. Pula telah diadakan penelitian di daerah Salopa/ Tasikmalaya — Jawa Barat dalam usaha peningkatan kemampuan produksi penambangan emas primer dan emas aluvial. Hingga kini

penambangan ini dilakukan oleh rakyat tanpa izin resmi pemerintah. Penelitian bijih besi di Lampung dilakukan untuk mempelajari cara penambangan cebakan bijih besi metasomatik. Daerah cebakan bijih besi di Lampung ini pernah merupakan daerah penambangan dan kini mulai dihidupkan kembali oleh pihak swasta nasional untuk kebu­- tuhan dalam negeri. Selain usaha untuk memperoleh sumber-sumber mineral baru atau teknologi peningkatan produksi telah diadakan pula kegiatan penelitian inventarisasi limbah pertambangan khusus- ­nya terhadap komoditi hasil mineral ikutan pertambangan nikel dan emas di daerah Pomalaa dan Soroako serta pertambangan Cikotok. Kegiatan penelitian ini ditujukan untuk memperoleh mineral ikutan/ tambahan seperti timah hitam (Pb) dan seng (Zn) di Cikotok.

c. Di bidang elektronika
Penelitian dan pengembangan telekomunikasi telah berhasil mem­buat Stasiun bumi penerima audio visual, alat rangkaian-rangkaian pengukur, pengadaan pengembangan dioda silicon dan pengembangan telemetering.Dari hasil penelitian sistem stasiun bumi penerima audio visual tadi telah banyak diperoleh data baru mengenai sifat-sifat teknis bagian peralatan stasiun bumi penerima yang menggunakan rangkaian-rang-kaian elektronis tadi.

2. Pengembangan Sarana Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Penelitian
  1. Fasilitas dari pengelolaan penelitian Jumlah dan mutu tenaga peneliti/ilmiah terus ditingkatkan me­- lalui pendidikan dan latihan baik di dalam maupun di luar negeri dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Tenaga­tenaga peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mendapat pendidikan/latihan di luar negeri selama tahun 1979/80 mencapai 33 orang. Pengiriman tenaga-tenaga ke luar negeri di­maksudkan untuk mendapatkan spesialisasi ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, perstatistikan, pemanfaatan limbah biogas. Pendidikan dan penataran di dalam negeri meliputi bidang admi­nistrasi, pengelolaan penelitian dan pengembangan penelitian, mekanik meteorologi, komputer, peroketan dan teknologi dirgantara, fotogrametri dan kartografi, interpretasi foto udara, manajemen, pengelolaan dan interpretasi data komputer.
  2. Peningkatan mutu para peneliti melalui pendidikan di keempat lembaga penelitian non-departemen terus ditingkatkan. Dalam bidang nuklir kursus dan penataran meliputi bidang-bidang ope- rasi radiografi, proteksi radiasi, pengetahuan pengantar tentang tenaga atom, aplikasi radioisotop, elektronika nuklir, aplikasi radio isotop untuk pertanian biologi farmasi, kedokteran dan orientasi wartawan. Bidang pemetaan meliputi fotogrametri, kartografi, interpretasi citra penginderaan jauh, operasi kamera udara, pencetakan, photo-processing, pemetaan, geodesi dan geografi
  3. Pembangunan fisik Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Tek­- nologi (PUSPIPTEK) di Serpong hingga akhir 1979/80 mencakup penyelesaian laboratorium uji konstruksi (LUK), laboratorium kalibrasi, instrumentasi dan metrologi (KIM), perumahan peneliti, penjernihan air, jalan dan listrik
Demikian pula fasilitas BATAN yang meliputi pembangunan labo­ratorium teknologi bahan nuklir di Yogyakarta, bengkel gelas di Yogyakarta, bengkel instrumen di Jakarta, gedung kantor di Ja­- karta. Penambahan fasilitas untuk LAPAN berupa stasiun bumi di Rancabungur. Cijantung Jakarta dan Bandung masih terus dilaksanakan. Laboratorium percobaan terowongan angin, perbeng­kelan dan perakitan roket di Rumpin terus diperluas dan dikem­bangkan. Pembangunan gedung penelitian ilmu-ilmu sosial dan kemasyarakatan LIPI telah dimulai pembangunannya dan diharap- ­kan akan selesai pada tahun 1981/82. Di samping itu telah selesai dibangun gedung bertingkat 3 dengan luas 1.700 m2 untuk keperluan laboratorium elektronika dan instrumentasi LIPI, Bandung.

d. Pembinaan dan pengembangan iklim yang mendorong peningkatan kesadaran di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kedudukan ilmu Penge- ­tahuan dan Teknologi secara nasional terus ditingkatkan. Usaha mempopulerkan ilmu pengetahuan dan teknologi terus dilakukan melalui media massa seperti televisi, surat kabar, radio serta majalah. TVRI menyiarkan siaran ilmu pengetahuan populer dan pasta karya setiap minggu dan RRI mengadakannya secara lokal maupun nasional sebanyak 4 kali siaran setiap bulan. Selain itu pemahaman tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah diadakan pula melalui pameran keliling di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Nusa Teng- ­gara Barat dan Kalimantan Selatan.

Pengembangan Sistem Jaringan Nasional untuk Dokumentasi dan Informasi dilakukan dengan melalui sistem jaringan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Untuk mencapai tujuan ini, PDIN/LIPI telah melaksanakan kegiatan: Pengembangan koleksi referensi untuk menunjang jasa, memasyarakatkan jasa melalui sistem jaringan, membina iklim kerjasama sistem jaringan di mana PDIN ditunjuk sebagai koordinator, meningkatkan jumlah atau mutu sumber daya tenaga bidang informasi. 

III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENELITIAN 
Sesuai dengan arah kebijaksanaan maka langkah kegiatan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibimbing oleh kesa­daran akan perlunya suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap masalah yang dihadapi. Sebab itu masalah yang menyangkut soal penduduk dengan segala aspeknya, masalah kekayaan alam, serta hubungan manusia dengan kekayaan alam merupakan tiga bidang pokok yang mendasari perincian langkah kegiatan penelitian.

Berbagai penelitian tersebut meliputi :
(a) Kegiatan penelitian dalam bidang kependudukan
Kegiatan penelitian dalam kelompok ini antara lain mencakup masalah pemukiman, perkembangan pola pendapatan rakyat, konsumsi rakyat, masalah angkatan kerja khususnya penduduk pedesaan

Dalam usaha meningkatkan mutu pemukiman dan pengembang- ­an wilayah, telah diadakan persiapan perencanaan pengembangan wilayah dan prasarana perhubungan serta ketatakotaan di berbagai daerah seperti Studi pengembangan regional Sumatera ba­- gian Utara, Studi potensi wilayah Kalimantan Selatan dan Irian Jaya

Dalam usaha penyebaran penduduk di Indonesia demi pening- ­katan pendapatan dan pencapaian tingkat kehidupan yang layak, dalam tahun 1979/80 telah dilakukan kegiatan perencanaan teknis pemukiman transmigrasi di 15 wilayah pengembangan yang ter- ­sebar di propinsi-propinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kali­mantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan kemampuan daya tampung sebanyak 761.300 KK.

Dalam usaha peningkatan pendapatan rakyat melalui koperasi, dalam tahun 1979/80 telah diadakan berbagai penelitian terhadap unsur-unsur perkoperasian, seperti faktor-faktor yang menghasil- ­kan fungsi manajemen KUD, pemantapan 600 KUD model, studi kelayakan mengenai usaha penyaluran 9 bahan pokok oleh KUD ke daerah transmigrasi, studi kelayakan tentang usaha-usaha koperasi sekolah dan perguruan tinggi di Jawa Timur, studi kela­yakan tentang pemasaran kemenyan rakyat oleh KUD di Sumatera Utara, studi kelayakan tentang pengadaan serta pemasaran sapi kereman dan penelitian usaha ternak potong di Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh.

Selanjutnya telah diadakan studi pengembangan area terhadap 10 daerah minus yang mencakup daerah Madura, Taburana, Kendari Selatan dan Takalar, selain Gunung Kidul dan lain-lain. Selain itu telah diadakan pula studi tatapelaksanaan mencari indikator dan perumusan program daerah untuk Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Di samping itu telah diadakan pula studi kelayakan dan rencana detail bagian kota, studi perencanaan pemukiman baru wilayah sekitar Jakarta (Jabotabek), perencanaan umum pengembangan wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabotabek), studi pengembangan wilayah Surabaya (Gerbangkertosusila) dan studi peningkatan pelayanan terhadap 40 kota.

Penelitian rumah ini diarahkan pada pembinaan teknis di dalam meningkatkan cara pengolahan untuk meningkatkan mutu bahan bangunan tradisional di daerah-daerah disekitar Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Bali dan Sulawesi Selatan. Dalam hal ini telah dilaksanakan penelitian untuk mencari bahan baku ba­- ngunan untuk dikembangkan menjadi bahan bangunan di lokasi pusat-pusat pembangunan wilayah khususnya pada daerah-daerah transmigrasi, desa pemugaran, perbaikan kampung, daerah rawan bencana, daerah pasang surut dan daerah pantai. Penelitian penye­diaan air bersih dan penyehatan lingkungan dilakukan untuk pengadaan air bersih di daerah kritis, di daerah yang banyak terjangkit penyakit rakyat dan di daerah pedesaan.

Telah diteliti pula perpindahan penduduk di negara-negara ASEAN dalam hubungannya dengan pembangunan pedesaan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperoleh bahan perbandingan dengan negara-negara ASEAN. Kecuali Singapura semua negara ASEAN ikutserta dalam penelitian ini yang dilaksanakan di Way Abung Lampung. Penelitian ini meneliti sebab-sebab para migran senang tinggal di pedesaan dan tidak pindah ke kota, serta korelasi antara kedatangan transmigran dengan pembangunan regional. Selain itu penelitian ini meneliti keadaan daerah asal transmigran serta keadaan sosial ekonomi penduduk di daerah asal tersebut. Pula diteliti persepsi penduduk tentang pembangunan di daerah asalnya dan motivasi untuk pindah.
(b) Penelitian dalam bidang kesehatan antara lain meliputi penelitian biomedis, penelitian ekologi kesehatan, penelitian kanker dan radiologi, penelitian farmasi, peningkatan jaringan informasi dan dokumentasi ilmiah di bidang kesehatan .dan kedokteran, peneliti- ­an gizi dan penelitian usaha pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
(c) Penelitian dalam bidang sosial budaya dan agama :
Kegiatan penelitian di bidang ini telah menghasilkan berbagai laporan penelitian seperti : penelitian tentang perlindungankonsumen (ditinjau dari segi hukum), tentang efektivitas usaha- ­usaha penerangan, komunikasi dan penyuluhan hukum, tentang aspek-aspek hukum mengenai telekomunikasi, tentang konvensi­konvensi mengenai perencanaan lingkungan, tentang istilah-istilah hukum, tentang aparatur penegak hukum, tentang hukum jaminan, tentang perlindungan terhadap pengusaha kecil, tentang asas- ­asas hukum nasional, tentang perjanjian internasional, tentang sistem hukum negara tetangga (ASEAN), tentang stelsel hukum, tentang perkembangan hukum militer, tentang segi-segi hukum dari masalah visum et repertum, tentang implementasi Wawasan Nusantara, tentang aspek hukum dari masalah pemukiman, tentang pengaturan perkembangan hasil-hasil seni budaya, mo- ­numen, benda purbakala, suaka alam dan suaka margasatwa, tentang hak milik dan sistem hukum perdata nasional, tentang hukum adat di Bali, Sumatera Selatan dan masyarakat Melayu, tentang Asas Hukum Lingkungan dan tentang sistem hukum perlindungan hutan.

Penelitian dalam bidang Agama telah menghasilkan penelitian di 17 daerah sasaran mengenai kehidupan kerukunan beragama.
Penelitian dalam bidang penerangan, pers dan komunikasi sosial dalam tahun 1979/80 telah mencapai berbagai hasil, seperti : penelitian tentang perubahan sosial budaya sebagai akibat penyebaran televisi, penyusunan persyaratan jabatan struktural departemen, studi kelayakan tentang kualitas dan jangkauan pemancar-pemancar televisi dan radio (terutama di daerah per­batasan), apresiasi khalayak terhadap penggunaan media kaset, penelitian daerah gempa untuk penentuan lokasi pemancar televisi dalam usaha perluasan jaringan televisi ,dan lain-lain.

(d) Inventarisasi Kekayaan Alam :
Survai sumber daya regional meliputi 6 propinsi yaitu : Suma- ­tera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Bengkulu dan Jambi. Penelitian ini mencakup penelitian geologi, tanah, hutan dan penduduk. Hasil yang telah dicapai adalah : kompilasi data geologi di Sumatera bagian Selatan pada topografi skala 1 : 250.000. Data ini meliputi geologi hidrogeologi, geologi teknik, mineral dan panas bumi (geothermal). Telah selesai dibuat beberapa peta landcover yang menggambarkan liputan vegetasi tata guna tanah. Peta-peta ini dapat digunakan sebagai pengganti sementara bagi penentuan tipe-tipe hutan dan luasnya. Demikian pula telah selesai kompilasi data tentang hujan tahunan rata-rata, bulan-bulan basah dan kering, angin bagian atas, iklim, suhu, kelembaban dan tentang arah angin. Pula telah diselesaikan 4 peta kependudukan propinsi Lampung. Pembaharuan dan penambahan data dilaku- ­kan melalui teknik penginderan jauh bertingkat (multistage remo- ­te sensing techniques) yang menggunakan citra landsat, foto uda- ­ra false colour. Hasil-hasil yang telah dicapai adalah: 10 sheet meliputi daerah sekitar danau Toba, Riau, Sumatera Barat. Bengkulu dan Palembang; 14 sheet meliputi daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan sebagian Sulawesi Utara; 1 sheet meliputi wilayah pulau Lombok. Semua sheet tersebut di atas selesai dalam bentuk manuskrip. Kompilasi peta tematik mengenai data sumber daya diolah lebih lanjut menjadi sistem informasi sumber daya yang dikomputerkan. Hasil yang telah dicapai ialah untuk daerah Sumatera Selatan telah diselesaikan 32 sheets data geologi, 16 sheets data geomorfologi, 16 sheets data kemiringan lahan, 1 sheet data tanah, 1 sheet data tata guna lahan, 1 sheet data air tanah dan 1 sheet data penduduk.

Teknik penginderaan jauh telah diterapkan dalam kegiatan penelitian mengenai identifikasi tanah-tanah kritis, inventarisasi tanaman keras dan penelitian kepurbakalaan (peninggalan-pening­galan sejarah). Dalam tahun 1979/80 kegiatan pemotretan udara dengan false colour infra-red skala 1 : 50.000 meliputi areal seluas 30.927 km2.
Dalam rangka peningkatan pemetaan dasar nasional darat telah selesai dilakukan survai rekonesan untuk pemotretan udara seluruh daratan Indonesia kecuali Sumatera, Irian Jaya dan Maluku. Pemotretan udara skala 1 : 100.000 di Maluku mencapai tahap terakhir. Pengukuran titik kontrol dengan Kontrol Doppler se- ­banyak 160 stasiun di Irian Jaya telah dilaksanakan; kegiatan survai di Selat Makasar telah selesai 75% sedangkan survai hidro­grafi dan magnetik di Selat Lombok telah selesai 60%.

Dalam periode tahun 1979/80 penelitian sumber daya taut di­- titik beratkan kepada penelitian lanjutan pengembangan sumber daya laut. Penelitian ini meliputi kegiatan inventarisasi sumber daya hayati laut, sifat-sifat oseanologi perairan Indonesia, sifat­- sifat biologi biota laut yang berpotensi ekonomi, daya guna sumber daya hayati laut dan sumber daya perairan pulau-pulau Maluku. Penelitian inventarisasi sumber daya hayati laut dilakukan ter- ­hadap mangrove, algae, karang batu, echinodermata, moluska crustacce dan ikan. Penelitian sifat-sifat oseanologi peranan Indo­nesia mencakup sifat fisika dan kimia, kandungan plankton, produktivitas, mikrobiologi, geologi dan kandungan logam berat. Penelitian sifat-sifat biologi biota laut berpotensi ekonomi meliputi penelitian jenis ikan mayung, ikan belaso, ikan lemah-lemah, sifat biologi udang dan siklus reproduksi. Diteliti daya guna sumber daya hayati laut untuk beberapa jenis biota yang memiliki potensi ekonomi dengan tujuan untuk menentukan cara-cara yang sesuai bagi usaha kulturisasi biota laut secara komersial.

(e) Penelitian dalam bidang pertanian :
Untuk meningkatkan kemampuan penelitian dalam bidang penelitian, telah diadakan peningkatan fasilitas dari 8 basis pene­litian di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Kalimantan demi perwujudan pengembangan wilayah terpadu, komoditi dan usaha tani terpadu. Dalam rangka peningkatan jumlah tenaga terdidik, dalam tahun 1979/80 sejumlah 104 orang telah mengikuti pendidikan Pasca Sarjana di dalam negeri dan 50 orang di luar negeri. Untuk memecahkan masalah- ­masalah kritis yang dihadapi dalam pembangunan telah dirakit paket-paket teknologi tepat guna, serta aplikasinya terhadap tanaman pangan dengan sistem teknologi Pancausaha. Dalam memecahkan masalah hama wereng biotipe 1 dan 2 telah ber- hasil diciptakan suatu sistem monitoring skala untuk memetakan munculnya biotipe wereng di berbagai daerah di Indonesia, guna segera ditempuh usaha penanggulangannya. 

Demi perwujudan peningkatan hash padi, telah berhasil di- ­lepas VUTW baru yang disebut Cisadane untuk daerah rendah dan Semeru untuk dataran tinggi. Dalam bidang hortikultura, penelitian telah dihasilkan varitas-varitas tomat unggul baru ber­nama Intan (tomat AVRDC L 33) dan Ratna (VC 11-1). Varitas Intan dan Ratna selain unggul, mencapai jumlah produksi 31 - 45 buah per potion, mempunyai sifat tahan layu bakteri (Pseudolo­monas Solanacerunr) dan cocok untuk ditanam di dataran tinggi dan rendah.

Dalam bidang penelitian peternakan telah dihasilkan sistem persilangan antara sapi potong lokal dengan sapi potong unggul, dikembangkan model peternakan kambing dan domba.

Penelitian perkebunan ditujukan kepada perkembangan bebe­- rapa komoditi yang penting, antara lain : kopi, karet, kelapa, kelapa sawit dan coklat. Penelitian dalam bidang kehutanan, me- ­liputi bidang inventarisasi jenis-jenis flora dan potensi hutan tropika, perlindungan hutan, cara pengelolaan hutan alam demi kelestarian produksi, penelitian manajemen daerah aliran sungai, reboisasi dan penghijauan serta produksi sutera alam.

Penelitian dalam bidang energi dan pertambangan :
Beberapa penelitian di bidang energi telah dilaksanakan dan ditujukan untuk memperkirakan cadangan minyak dan gas bumi Indonesia melalui berbagai metoda untuk menghasilkan angka yang bervariasi, cara yang diterapkan dalam penelitian ini dikenal dengan metode VOLUME GENETIC. Konsep ini mengatakan bahwa besarnya cadangan minyak bumi tergantung pada jumlah hidro karbon yang terdapat dalam satu kilometer kubik batuan induk. Dari perhitungan dengan menggunakan metode volume genetik nilai besarnya cadangan minyak bumi Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikut : Volume minyak terbukti dan potensial adalah 5,92 — 14,04 milyar barrel sedangkan volume minyak terbukti dan perspektif adalah 8,91 24,04 milyar bar- rel. Apabila dianggap bahwa nilai kotor cadangan minyak bumi sama dengan nilai kotor gas bumi dalam perhitungan "gas non associated" dapat dipakai maka cadangan gas "non-associated" berkisar antara 29,58 — 70,21 TSCF, dan cadangan gas "associated" berkisar antara 1,449 — 4,988 TSCF. Dengan demikian volume cadangan gas bumi adalah berkisar antara 31,08 — 75,212 TSCF.

Studi yang menyangkut modal pengembangan wilayah dalam kaitannya dengan kebutuhan energi dimaksudkan untuk mene- ­laah berapa dan bilamana pola pemikiran yang akan diambil dalam usaha untuk memperkirakan kebutuhan energi di masa depan dari mutu wilayah yang berkembang. Sebagai studi kasus diambil ,daerah Cilacap mengingat daerah tersebut mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai wilayah industri.

Penelitian gasifikasi batubara yang dilakukan dalam tahun 1979/80 merupakan lanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelum­nya. Pekerjaan yang dilakukan di laboratorium adalah melanjut­- kan proses gasifikasi batubara yang dikumpulkan dari daerah Rembang. Sebegitu jauh proses gasifikasi tersebut belum memberikan hasil yang ditargetkan antara lain bahwa gas-gas yang dihasilkan masih belum dapat dibakar secara sempurna, oleh karena itu alat yang dipergunakan perlu dimodifikasi.

Di samping itu pembuatan disain turbin uap batu bara untuk pembangkit listrik kekuatan 50 KVA telah dapat diselesaikan. Diharapkan turbin semacam ini dapat dipergunakan dengan ba- ­han bakar batubara berkualitas rendah atau untuk daerah yang memiliki endapan batubara kecil (sedikit). Studi masalah kayu bakar dan arang kayu telah dapat me­ngumpulkan data tentang besarnya konsumsi bahan bakar, potensi produksi serta penyediaannya serta penelitian-penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Penelitian kegiatan matahari dan noda-noda matahari dilaku- ­kan bersamaan dengan tahun kegiatan matahari (solar maximum year). Kegiatan ini ditujukan guna memperoleh korelasi antara kegiatan matahari dengan kegiatan bumi yang meliputi curah hujan, cuaca dan intensitas matahari di bumi. Dalam rencana diversifikasi sumber energi, pengkajian pemanfaatan tenaga mata­hari telah dimulai. Beberapa proyek percontohan pemanfaatan energi matahari telah dilaksanakan seperti pemanfaatan energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, menggerakkan pompa irigasi, pengolahan air bait menjadi air tawar dan pembuatan es.

Penelitian dan pengembangan energi angin dalam kegiatannya telah dapat membuat prototipe turbin angin Darrieus, baling- baling, vortex generator, layar dan savonius. Berdasarkan pene- ­litian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa turbin angin Darrieus dapat dikembangkan untuk pembangkit listrik dalam skala besar sedangkan kincir angin layar savonius diper­gunakan untuk pompa air dengan menggunakan teknologi madya sedang turbin angin vortex generator masih perlu diteliti dan dikembangkan agar diperoleh efisiensi tinggi.

Penelitian pertambangan dikelompokkan menjadi inventarisasi sum ber daya mineral, penelitian dasar geologi, pertambangan skala kecil dan intrusi air laut dan dataran pantai. Penelitian untuk mendapatkan metode eksplorasi yang sesuai dengan kondisi alam Indonesia, mengembangkan mode eksplorasi yang sesuai dengan kondisi geologi dan tipe mineralisasi melalui penerapan teknologi dan konsep baru yang dikembangkan di luar negeri serta mencari kombinasi metode eksplorasi yang sesuai sehingga mem­berikan hasil yang optimal. Sasaran penelitian adalah cetakan khromit, logam dasar (Cu, Pb, Zn), endapan fosforit dan serpih bitumen. Penelitian dasar geologi dimaksudkan untuk mengembangkan konsep dasar geologi baik konsep yang sedang berkembang di luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Di samping itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kembali dan menguji konsep pembentukan kerakbumi di Indonesia, konsep pembentuk­- an dataran delta dan geologi kwartir dan sandi Stratigrafi Indonesia.

Sasaran penelitian adalah penelitian tektonik dan metalogenik, penelitian delta Cimanuk, penelitian sandi stratigrafi daerah Sangiran, Pucungan-Mojokerto dan daerah Wanokak. Penelitian pertambangan skala kecil bertujuan menginventari­- sasi usaha pertambangan swasta nasional dan pertambangan rak- ­yat. Penelitian mencakup observasi dan identifikasi teknik pe­nambangan, masalah sosial ekonomi dan pengelolaan sistem penambangan di samping kemungkinan untuk pemanfaatan limbah pertambangan.

Penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan adalah penam­bangan emas di daerah Salopa, penambangan fosfat, penambang­- an kalsit, penambangan intan di Martapura dan penambangan besi di Lampung. Penelitian intrusi air laut di dataran pantai merupakan pengem­bangan dari penelitian geologi kwartir yang merupakan bagian dari penelitian dasar geologi. Mengingat sifat penelitian yang mempunyai jangkauan lugs dan penelitian multidisiplin maka sehubungan dengan itu telah dirintis kerjasama antara lembaga­lembaga penelitian dengan Departemen khususnya Departemen Pertambangan dan Energi.

Penelitian Kedirgantaraan dan antariksa :
Berbagai penelitian mengenai kedirgantaraan dan antariksa telah dilakukan antara lain :
Penelitian pemanfaatan satelit komunikasi teledifusi telah dila- ­kukan serangkaian eksperimen pada Stasiun Bumi dalam rangka pengumpulan data untuk mendapatkan pendayagunaan secara maksimal dan efisien sistem komunikasi dan teledifusi antariksa di kawasan equatorial Indonesia dan memberikan informasi yang lebih banyak tentang pengaruh hujan terhadap perambatan gelombang mikro pada sistem komunikasi. Penelitian-penelitian dalam rangka pemanfaatan satelit sumber alam ialah penggunaan kamera multiband dan thermal scanner untuk melakukan studi area dengan memilih berbagai tipe persawahan-persawahan tadah hujan; persawahan irigasi dan persawahan jauh dari irigasi. Hasil penelitian ini dapat memberikan data yang lebih baik dibanding­- kan data yang dikumpulkan oleh Kabupaten/Kecamatan: 801

Percobaan dengan menggunakan thermal scanner akan dapat memberikan informasi tentang penyebaran panas dari suatu gunung aktif.

Penelitian lingkungan pantai Jakarta dengan menggunakan citra landsat bertujuan untuk mengetahui pengembangan pantai sejak prasejarah serta kondisi fisik maupun perubahan tata guna tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi serta akibat­akibatnya terhadap lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh peta pantai Jakarta purba dan pantai Jakarta tahun 1925 - 1980, peta abrasi dan akrasi, peta tata guna tanah di tepi pantai Jakarta dan peta penanggulangan pantai.

Indonesia pada saat ini menerima data cuaca dari 2 jenis sate- lit masing-masing dari satelit Geostasioner GMS dan satelit orbit polar TIROS-N dan NOAA. Dari data kedua satelit ini dilaku- ­kan penelitian-penelitian octas cloud cover di atas wilayah In- ­donesia, pembuatan peta angin di wilayah Indonesia dan pem­- buatan peta temperatur di pulau Jawa dan Sumatera. Penelitian ini sudah menghasilkan peta-peta angin dan temperatur.

Dalam penelitian dirgantara untuk peramalan cuaca dan ko­munikasi antara lain telah dilakukan peluncuran balon stratosfir dan percobaan tracking matahari dengan peralatan elektronis dan optis. Penelitian dengan menggunakan balon stratosfir ialah untuk menentukan struktur temperatur atmosfir sampai keting- ­gian 35 km dan variasi temperatur selama tahun 1979. Telah dilakukan pula penelitian lapisan ionosfir dalam rangka menen- ­tukan frekuensi maksimal yang masih dibenarkan antara Jakarta dan Bandung

Pengembangan kemampuan untuk mendisain satelit generasi selanjutnya dengan tujuan untuk mencapai penguasaan tekno- ­logi serta konsep kriteria pemilihan disain sistem satelit dengan penekanan pada ruas antariksa telah melaksanakan penelitian karakteristik satelit dan penunjangnya, struktur satelit dan pe­nunjangnya dan percobaan di bidang operasi satelit dan penun­jangnya

Penelitian pengembangan roket sonda meliputi pengembangan sistem-sistem motor roket, kerangka roket, pengembangan pro- ­pelan padat serta pengujian statis. Hasil-hasil penelitian ini telah dapat diselesaikan dan tahap pengujian statis telah dilak­sanakan untuk meneliti karakteristik propelannya. Pengujian terbang diharapkan pada tahun 1980 ini akan dapat dilak­- sanakan

Penelitian di bidang perhubungan
Pengkajian sistem transportasi dan pengembangan kota untuk DKI Jakarta bertujuan untuk menciptakan suatu model sistem transportasi yang terpadu untuk dipergunakan sebagai alat pe­rencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan transpor- ­tasi di masa mendatang. Penelitian ini meneliti sistem angkutan DKI Jakarta, inventarisasi dan evaluasi data sektor angkutan di kota-kota Surabaya, Medan dan Ujung Pandang sebagai bahan/ data pembanding.

Penelitian di bidang industri
Penelitian ini meliputi industri penerbangan, industri maritim dan industri otomotif. Penelitian industri penerbangan telah di­lakukan pengembangan pesawat tipe CN 235 yaitu pesawat yang menggunakan 2 engine (mesin) dan dapat mengangkut 35 orang penumpang. Pengembangan pesawat ini merupakan usaha pa­- tungan antara Indonesia (PT. Industri Pesawat Terbang Nurta- ­nio) dengan pihak luar negeri. Penelitian industri maritim dipusatkan kepada penyusunan program dan rencana rehabilitasi serta perluasan Pabrik Kapal Indonesia (PT. PAL) di Surabaya untuk suatu rencana 10 tahun. 

Dalam rangka pengembangan industri otomotif telah dibentuk suatu panitia tetap interdepartemental di bidang industri oto- ­motif. Sehubungan dengan ini panitia tetap ini telah menggarap masalah rasionalisasi industri otomotif untuk menyusun rekomen- ­dasi kebijaksanaan secara bertahap yang lebih menyehatkan pertumbuhan industri otomotif khususnya industri kendaraan bermotor Indonesia.

B. STATISTIK
1. Pendahuluan
Dengan makin meningkatnya kegiatan pembangunan, makin meningkat pula keperluan akan data statistik. Data tersebut, kecuali harus lebih beraneka ragam, lebih luas ruang lingkupnya, dan lebih teliti, juga harus tersedia dalam waktu yang lebih singkat. Sehubungan dengan itu maka sistem perstatistikan secara terus menerus disesuai- ­kan dengan dan diarahkan kepada keperluan serta perubahan dalam keperluan akan data statistik.

Demikian pula program-program di bidang statistik disesuaikan dengan tujuan pembangunan, dan mencakup langkah-langkah sebagai berikut. (1) Sebagai hasil sampingan daripada perbaikan administrasi di semua instansi, diusahakan agar dapat diturunkan data statistik yang berhubungan dengan kegiatan pokok masing-masing instansi. (2) Semua instansi bersama-sama dengan Biro Pusat Statistik menyusun dan melaksanakan program sistem perstatistikan nasional yang ter- padu untuk menyediakan data yang diperlukan dalam perumusan kebijaksanaan pembangunan jangka panjang. (3) Di samping itu di­lengkapi dan disempurnakan data yang ada dan diadakan data yang baru, yang secara khusus diperlukan untuk penyusunan perencanaan jangka pendek dan evaluasi pelaksanaannya. (4) Organisasi statistik makin disempurnakan dan kordinasi kegiatan statistik antar-berbagai instansi makin ditingkatkan. (5) Untuk menunjang semua usaha ter­- sebut di atas, secara terus-menerus diadakan perbaikan dan penyem­purnaan pembinaan tenaga-tenaga statistik yang trampil, cekatan dan mampu melaksanakan tugas-tugas pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian statistik, dan usaha ini ditunjang dengan berbagai fasilitas dan sarana yang memadai.

2. Kebijaksanaan Pembangun di Bidang Statistik Selama Tahun Pertain Repelita III 
Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kegiatan yang bertumpang tindih antara berbagai instansi, maka diadakan pembinaan kordinasi dalam pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data statistik. Hal ini perlu, agar keperluan masing-masing instansi atau berbagai pihak pemakai data dapat terpenuhi tanpa terjadi pemborosan sumber-sumber keuangan dan material, dan juga tenaga-tenaga trampil yang relatif masih terbatas.

Dalam rangka koordinasi tersebut diadakan suatu sistem pengum­pulan data yang sesuai dengan keadaan di Indonesia, di mana rumah tangga sekaligus merupakan kesatuan konsumsi, kesatuan produksi, dan sumber tenaga kerja. Dengan mengadakan survai dan pengum- ­pulan data tentang perikehidupan rumah tangga sekaligus dapat di­hasilkan berbagai macam statistik tentang kehidupan sosialbudaya dan ekonomi masyarakat.

Pengembangan statistik memerlukan penyempurnaan dalam sistem perstatistikan maupun persyaratan tenaga. Tenaga yang di­perlukan adalah yang trampil mulai dari pengumpulan data sampai kepada analisa statistik serta analisa sistem. Juga diperlukan tenaga yang kompeten dan mampu memimpin proyek atau mampu meng­integrasikan semua tahap pengembangan statistik mulai dari peren­canaan sampai kepada analisa hasil-hasilnya.

Untuk pengembangan ini telah disusun suatu program kerja dan ditentukan skala prioritas yang disesuaikan dengan keperluan akan data statistik baik bagi Pemerintah maupun masyarakat sebagai berikut.
  1. Memperbaiki dan mengarahkan lebih tepat Statistik Sosial Penduduk, sehingga didapatkan gambaran tentang kondisi kehidupan masyarakat dan sosial-budayanya. Di samping survai­- survai khusus yang diadakan untuk keperluan ini juga diintensipkan kompilasi data sekunder yang menyangkut statistik sosial-budaya untuk dasar penyusunan indikator sosial yang lebih mantap.
  2. Mem­perluas dan memperbaiki data pokok sektor ekonomi yang diperlukan untuk penyusunan perkiraan produksi, pendapatan nasional dan indikator ekonomi yang lebih lengkap.
  3. Mengembangkan statistik daerah yang meliputi wilayah lebih kecil daripada propinsi.
  4. Mening­katkan ketelitian dan ketepatan waktu khususnya untuk statistik­-statistik yang telah ada dan diperlukan dalam penyusunan kebijaksanaan di bidang ekonomi. 
  5. Meningkatkan daya guna organisasi dan pengelolaan di bidang statistik, baik dalam hal koordinasi kegiatan statistik di berbagai instansi maupun pengembangan pembakuan konsep, definisi, klasifikasi dan prosedur perstatistikan.
3. Pelaksanaan Kegiatan di Bidang Perstatistikan Dalam Tahun Pertama Repelita III
Sejalan dengan kebijaksanaan yang ditetapkan dalam Repelita III, maka dalam tahun 1979/80 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
  1. peningkatan data statistik dan perbaikan statistik pertanian;
  2. survai sosial ekonomi nasional
  3. penyempurnaan dan pengembangan statistik pendapatan nasional, regional dan tabel input-output; 
  4. pembangunan sistem perstatistikan nasional;
  5. pengolah­- an sensus konstruksi; dan
  6. sensus penduduk 1980.
a. Peningkatan Data Statistik dan Perbaikan Statistik Pertanian
1) Statistik Kependudukan
Dengan telah selesainya Survai Penduduk Antar Sensus dan Survai Sosial Penduduk maka kegiatan dalam Statistik Kependudukan dalam tahun pertama Repelita III hanya mencakup Registrasi Pen­- duduk

Registrasi Penduduk merupakan salah satu cara pengumpulan data kependudukan yang dilaksanakan secara teratur setiap per- ­tengahan dan akhir tahun sejak selesainya pelaksanaan Sensus Pen- ­duduk 1971. Dalam Registrasi Penduduk ini ,dikumpulkan data ten- tang kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dari tiap ke­-camatan di seluruh Indonesia.

Dalam tahun 1979/80 Registrasi Penduduk dilaksanakan pada akhir Juni 1979 dan akhir Desember 1979 di tingkat desa dan ke­camatan, dan kemudian dibuat ringkasannya di tingkat kabupaten. Juga telah diselesaikan pengolahan data jumlah penduduk yang di­kumpulkan pada pertengahan dan akhir tahun 1978, dan sedang di­persiapkan publikasinya. Di samping itu telah selesai pula perbaikan penghitungan Proyeksi Penduduk untuk tahun 1976 — 2001.

2) Statistik Pertanian
Untuk menjamin terlaksananya program Perbaikan Statistik Pertanian, selain diadakan penyempurnaan daftar isian dan buku pedoman yang digunakan dalam pengumpulan data, juga secara ter- ­atur diadakan pertemuan evaluasi dan konsultasi bagi para petugas lapangan dan para penanggung jawab pelaksanaan.

Dalam tahun 1979/80 telah dibentuk Team Peningkatan Data Statistik Perikanan yang terdiri dari unsur-unsur Direktorat Jenderal Perikanan dan Biro Pusat Statistik untuk menangani kegiatan Survai Registrasi Tempat-tempat Pendaratan Ikan. Dalam tahun yang sama telah dibentuk juga Team Peningkatan Data Statistik Peternakan yang terdiri dari unsur-unsur Direktorat Jenderal Peternakan dan Biro Pusat Statistik untuk mempersiapkan Survai Peternakan 1979/80. Sampai dengan tahun 1979/80 telah dilakukan Survai Pertanian putaran yang ke- 32 di seluruh Indonesia kecuali Irian Jaya. Pengum­pulan data luas panen telah dilakukan setiap bulan di seluruh Indone­- sia kecuali Irian Jaya.

Untuk memenuhi keperluan Pemerintah dalam rangka penyusun­- an kebijaksanaan di bidang pangan, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, dalam tahun 1979/80 telah disajikan tiga kali ramalan produksi padi/beras tepat pada waktunya, ialah Ramalan II tahun 1979 pada pertengahan bulan Juni 1979, dan Ramalan III tahun 1979 pada pertengahan bulan Oktober 1979, dan Ramalan I tahun 1980 pada pertengahan bulan Pebruari 1980. Di samping itu telah juga diterbitkan dalam bentuk publikasi produksi tahunan seluruh Indonesia yang terperinci menurut propinsi dan kabupaten.

Sebagai usaha peningkatan data Statistik Perkebunan, khususnya perkebunan rakyat, dalam tahun 1978/79 telah dilaksanakan Survai Perkebunan Rakyat, terutama tentang lima jenis komoditi penting, ialah kopi, tebu, teh, cengkeh dan karet. Pengolahannya dilakukan dalam tahun 1979/80, dan pada saat ini sedang dipersiapkan rencana publikasinya. Di samping itu terus dilakukan dan dikembangkan pengumpulan data Statistik Perkebunan Besar yang diperoleh baik dari pihak swasta maupun pemerintah.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan Survai Peternakan di semua propinsi yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan Survai Ganda Sasaran (Multi Subject Survey). Hasil survai tersebut pada saat ini sedang dalam tahap pengolahan. Sebagai persiapan Survai Perikanan Laut, dalam tahun 1979/80 dilakukan registrasi tempat-tempat pendaratan perikanan laut, khusus­nya di kecamatan-kecamatan pantai. Hasil registrasi ini akan diguna- ­kan sebagai kerangka sampel dalam survai yang akan datang. Di samping itu telah dilakukan dan dikembangkan pengumpulan data statistik perikanan yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

3) Statistik Industri
Statistik Industri meliputi berbagai jenis data pokok, antara lain, jumlah perusahaan industri besar, sedang dan kecil; tenaga kerja yang bekerja di bidang industri; struktur upah dan gaji; pemakaian bahan baku; pembentukan modal; dan produksi. Statistik ini perlu lebih dikembangkan, baik sistem dan metodologinya, pengumpulan data, pengolahan, serta penyajian datanya, agar lebih cepat, tepat dan ter­arah, guna menunjang penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangunan nasional.

Untuk menunjang usaha ini telah dilakukan berbagai penyem­purnaan dan modifikasi daftar isian Sensus Industri 1974 yang dapat diterapkan guna memperoleh data statistik industri baik triwulanan maupun tahunan, dalam tahun-tahun di mana tidak diadakan sensus. Di samping itu, karena sampai saat ini masih banyak perusahaan­perusahaan industri besar dan sedang yang ada di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK) belum menyampaikan data-data statistik yang diperlukan, maka telah diadakan evaluasi atas perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah tersebut.

Pada tahun 1979/80 ini telah diterbitkan hasil Survai Industri sampai dengan tahun 1978, sedang pengolahan hasil Survai Industri Kecil masih dalam tahap penyelesaian. Untuk menunjang kemantapan hasil Survai Industri Kecil telah dilaksanakan survai percobaan di Sumatra Utara dan Jawa Timur.

4) Statistik Harga-harga
Statistik Harga-harga meliputi Statistik Harga Konsumen, Statis- ­tik Harga Perdagangan Besar, Statistik Harga Produsen, Statistik Keuangan Negara dan Survai Biaya Hidup. Statistik Harga Konsumen dimaksudkan untuk menyajikan indi- ­kator perkembangan harga-harga konsumen di tingkat kota, terutama harga dan indeks harga 9 harga bahan pokok. Dengan makin meningkatnya kebutuhan akan data Statistik Harga Konsumen yang lebih cepat dan terperinci, maka diadakan kerjasama antara Biro Pusat Statistik dan berbagai instansi yang mempunyai hubungan erat dengan masalah Harga Konsumen, seperti Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, Badan Urusan Logistik dan instansi-instansi lainnya.

Dalam rangka pengembangan Statistik Harga Konsumen pada tahun 1979/80 mulai dilakukan survai tarip sewa/kontrak rumah, tarip pembantu rumah tangga dan uang sekolah. Di samping itu telah dilakukan survai beras di beberapa daerah. Berkat bantuan Kalwidag dan Dolog setempat maka penyampaian laporan dari daerah ke pusat dapat berjalan dengan lebih cepat dengan penggunaan Telex.

Publikasi yang penting dalam Statistik Harga Konsumen antara lain adalah ;
  1. Perkembangan Mingguan Harga Eceran beberapa jenis bahan pokok di ibukota-ibukota propinsi seluruh Indonesia,
  2.  Perkembangan Mingguan Indeks 9 Bahan Pokok di ibukota-ibu­- kota propinsi seluruh Indonesia, 
  3. Data Bulanan yang disampaikan melalui Indikator Ekonomi.
Statistik Harga Perdagangan Besar pencatatannya dilakukan tiap bulan antara tanggal 15 dan 20. Statistik ini mencakup harga perda­gangan besar di sektor pertanian, industri, pertambangan/penggalian, impor dan ekspor di semua ibukota propinsi dan beberapa kotamadya dan kota kabupaten penting lainnya di Indonesia. Kegunaannya teruta­- ma ialah :
  1. sebagai landasan bagi kebijaksanaan di bidang harga, karena tingkat harga perdagangan besar mempunyai peranan yang sa­- ngat menentukan bagi harga-harga lainnya,
  2. sebagai deflator dalam penghitungan pendapatan nasional,
  3. sebagai indikator dalam analisa pasar, kebijaksanaan moneter dan sebagainya.
Seperti halnya dengan Statistik Harga Konsumen, maka sejak Repelita II telah dilakukan peningkatan dalam sistem pengumpulan data Harga Perdagangan Besar dengan mengadakan penyempurnaan daftar isian yang digunakan serta mengadakan penelitian kembali atas kemantapan sumber data (responden) di masing-masing kota yang ber­sangkutan. Yang merupakan sumber data adalah para pedagang besar pertama yang pada umumnya mempunyai bentuk badan hukum seperti PT, CV, NV, Firma, PNP/PTP, asosiasi-asosiasi pedagang termasuk instansi-instansi pemerintah dan perusahaan negara. Hasil pengolahan data yang dikumpulkan setiap bulan disajikan dalam bentuk publikasi Indikator Ekonomi, balk berupa data harga maupun indeksnya.

Statistik Harga Produsen yang pencatatannya dilakukan pada tanggal 15 setiap bulan mencakup data statistik harga yang diterima dan harga yang dibayar oleh para petani di pedesaan di seluruh Indo- ­nesia kecuali DKI Jakarta dan Irian Jaya. Kegunaan daripada statis- ­tik ini yang utama ialah : (1) untuk menilai fluktuasi harga yang ter- ­jadi di daerah pedesaan, (2) sebagai data pembantu dalam penghitung­- an pendapatan nasional pada umumnya dan sektor pertanian pada khususnya dan, (3) sebagai indikator untuk menilai tingkat kesejahtera­- an petani di daerah pedesaan.

Kegiatan Statistik Harga Produsen sebelum Repelita II hanya ditujukan untuk memenuhi keperluan akan informasi tentang keadaan harga di daerah pedesaan yang dipakai sebagai dasar untuk menentu- ­kan tingkat upah buruh perkebunan. Dengan meningkatnya keperluan akan data statistik tersebut yang makin terperinci, maka sejak Repelita II telah diadakan perbaikan daftar isian untuk harga pasar barang dan jasa keperluan rumah tangga petani dan untuk harga produsen yang diterima serta biaya produksi yang dikeluarkan petani. Dengan makin sempurnanya daftar isian yang digunakan, makin terpenuhi- ­nya persyaratan ketrampilan petugas-petugas pengumpul data sebagai hasil daripada latihan-latihan khusus yang diadakan setiap tahun, serta makin cepatnya sistem pelaporan, maka setiap bulan dapat disajikan berbagai data statistik Harga Produsen yang lebih ter­- perinci dalam Indikator Ekonomi. Di samping itu dalam tahun 1979/80 telah diterbitkan dalam bentuk publikasi "Nilai Tukar Pe- ­tani di Jawa — Madura 1976 — 1978".

Statistik Keuangan Negara meliputi Statistik Keuangan Pemerin- ­tah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Tingkat II, dan Pemerintah Tingkat Desa. Data yang dikumpulkan adalah tentang realisasi pene­rimaan rutin dan pembangunan, serta realisasi pengeluaran rutin dan pembangunan setiap tahun anggaran. Statistik ini antara lain diguna- ­kan dalam penghitungan pendapatan regional, dalam penghitungan pendapatan nasional dan dalam penyusunan tabel input-output setelah digabung dengan data Keuangan Pemerintah Pusat.

Kegiatan kompilasi data Statistik Keuangan Negara yang dimulai pada tahun 1972/73, selama Repelita II ditingkatkan. Konsep dan definisi yang digunakan makin disempurnakan, dan persyaratan ke­trampilan petugas pengumpul data makin ditingkatkan. Demikian pula kerjasama antara Biro Pusat Statistik dan aparat-aparat di lingkungan Departemen Dalam Negeri mulai dari para Gubernur hingga Kepala Desa makin dipererat. Dalam tahun 1979/80 telah diterbitkan dalam bentuk publikasi antara lain. Statistik Keuangan 1977/78 dan 1978/79, Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat 11975/76 — 1977/78, Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II 1975/76 — 1977/78 dan Statistik Keuangan Desa dari berbagai propinsi. Di samping itu disajikan data bulanan dalam Indikator Ekonomi.

Pembangunan di bidang ekonomi dan sosial serta kemajuan-kema­juan di bidang tehnologi yang pesat mempunyai pengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. Tingkat dan arah pergeseran serta perubah- ­an dalam pola konsumsi tersebut perlu diselidiki agar supaya Peme- ­rintah dapat dengan tepat menentukan program-programnya. Untuk memenuhi keperluan tersebut dalam tahun 1978/79 diadakan Survai Biaya Hidup yang dilaksanakan dalam dua gelombang pencacahan di 17 ibukota propinsi, ialah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Padang, Palembang, Pontianak, Banjarmasin, Den­pasar, Mataram, Kupang, Ujung Pandang, Manado, Ambon dan Jaya­-pura.

Dengan komputerisasi pengolahan data dan sistem pelaporan yang makin baik dan cepat, maka setiap awal bulan dapat disajikan angka Indeks Harga Konsumen masing-masing kota dan Indeks Gabungan (IHK Indonesia), yang pemakaiannya telah diumumkan pada bulan

April 1979. Hasil pengolahan Indeks Harga Konsumen tersebut setiap bulan disajikan melalui Berita Ringkas BPS dan Indikator Ekonomi.

5) Statistik Perdagangan 
Statistik Perdagangan meliputi Statistik Impor dan Statistik Eks­- por. Statistik-statistik tersebut disusun berdasarkan dokumen-dokumen yang dikirim dari 250 buah pelabuhan di seluruh Indonesia.

Berbagai langkah telah ditempuh untuk memenuhi kebutuhan yang makin meningkat akan data statistik tersebut, antara lain dengan mengadakan kerjasama yang lebih erat antar-instansi yang bersangkut- ­an, ialah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Bank Indonesia, Depar­temen Perdagangan dan Koperasi dan Biro Pusat Statistik. Dengan kerjasama ini telah dapat diperbaiki ruang lingkupnya, dan dengan perbaikan prosedur pengiriman dokumen dari pelabuhan-pelabuhan, tenggang waktu antara tahun atau bulan laporan statistik dan terbitnya publikasi dapat diperpendek.

Kerjasama secara khusus antara Biro Pusat Statistik dan Departe- ­men Perdagangan dan Koperasi menghasilkan beberapa publikasi ten-tang perdagangan Indonesia — ASEAN, Indonesia — MEE dan bebe­-rapa data perdagangan komoditi pertanian, perkebunan dan kehutanan yang memegang peranan yang cukup penting setelah minyak bumi.

Mulai tahun 1975/76 bersamaan dengan penggunaan komputer untuk pengolahan data statistik perdagangan telah digunakan klasifikasi komoditi yang bersifat tunggal baik untuk ekspor maupun impor, sesuai dengan klasifikasi BTN (Brussels Tariff Nomenclature). Untuk keperluan analisa ekonomi tetap diusahakan persesuaian (one-to-one correspondence) antara klasifikasi BTN dan klasifikasi SITC (Standard International Trade Classification). Sejak tahun 1975 telah dirintis penghitungan angka Indeks Ekspor dan Impor dengan tahun 1971 sebagai tahun dasar, serta penyusunan Nilai Tukar Perdagangan (Terms of Trade) yang disusun berdasarkan klasifikasi SITC dengan menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasikan.

Dalam tahun 1979/80 telah diterbitkan Statistik Ekspor menurut Jenis Barang, Negeri Tujuan dan Pelabuhan Ekspor untuk tahun 1978 dan untuk sementer pertama (Januari — Juni) tahun 1979; Statistik

Ekspor Bulanan; Statistik Impor menurut Jenis Barang, Negeri Asal untuk tahun 1978 dan untuk semester pertama tahun 1979. Di samping itu ada yang masih dalam persiapan percetakan untuk publikasi, ialah Statistik Ekspor dan Impor tahun 1979.

6) Statistik Perhubungan
Statistik Perhubungan dalam arti luas mencakup Statistik Peng­angkutan, Statistik Komunikasi dan Statistik Pariwisata; sedang Statis­- tik Pengangkutan terdiri dari Statistik Angkutan Darat, Angkutan Laut dan Angkutan Udara. Statistik tersebut merupakan hasil sam- ­pingan administrasi instansi-instansi yang bersangkutan, dan hingga kini masih perlu dikembangkan dan disempurnakan, baik sistem dan metodologi, pengumpulan, maupun penyajian datanya dan disesuaikan dengan keperluan penyusunan dan pelaksanaan program-program pem-bangunan nasional. Untuk itu telah diadakan kerjasama antara Biro Perencanaan Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhu- ­bungan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Direktorat Jen­deral Pariwisata, semuanya dari Departemen Perhubungan; Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari Departemen Keuangan, dan Biro Pusat Statistik.

Pada tahun 1974/75 telah disiapkan suatu sampel survai secara lebih terpadu, yang hasilnya diharapkan dapat digunakan untuk memperbaiki perkiraan sumbangan subsektor angkutan darat dalam produk domestik bruto. Sebagai hasil kompilasi diterbitkan berbagai publikasi.

Dalam rangka implementasi sistem "L-2 Scheme" yang disarankan oleh Rapat Statistik Negara-negara ESCAP dan dimufakati dalam fo- ­rum ASEAN dalam tahun 1974, telah dikembangkan suatu pembinaan di bidang Statistik Angkutan Laut. Dengan sistem ini dimungkinkan penggolongan barang menurut ciri-ciri kapal, sehingga tidak hanya tersedia data yang diperlukan untuk analisa agregatif, melainkan juga data yang berguna untuk pengaturan kapal, khususnya perkapalan nasional. Data tersebut diperlukan untuk menentukan kebijaksanaan perhubungan. Yang menjadi masalah pokok dalam realisasi program ini ialah pengkode-an kapal. Demikian pula terus diusahakan peningkatan penyusunan Statistik Antar Pulau yang disusun atas dasar kerjasama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Biro Pusat Statistik, karena pekerjaan ini Bering mengalami keterlambatan datangnya dokumen-dokumen dari Inspektora- ­inspektorat Bea dan Cukai yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan kerjasama antar-instansi yang baik ini telah diselesaikan ber­bagai pengolahan dan penyajian data sampai dengan keadaan tahun 1978 untuk kegiatan Statistik Angkutan Laut. Di samping publikasi tahunan secara teratur disajikan pula data statistik bulanan dalam lembaran-lembaran khusus dan dalam publikasi Indikator Ekonomi.

Di bidang Statistik Angkutan Udara disusun berbagai publikasi tahunan maupun bulanan. Publikasi tahunan sampai dengan keada­- an tahun 1978 memuat data tentang jumlah pesawat terbang sipil menurut jenis dan ukuran, daftar alamat perusahaan penerbangan, lalu-lintas pesawat, penumpang, barang, bagasi dan pos di tiap-tiap pelabuhan udara. Di samping itu secara teratur disajikan data lalu­- lintas pesawat dan penumpang secara bulanan dalam lembaran khusus maupun dalam publikasi Indikator Ekonomi.

Sama halnya dengan semua jenis data statistik pengangkutan, maka Statistik Komunikasi diperoleh sebagai hasil sampingan admi­nistrasi instansi-instansi yang bersangkutan. Pengumpulan, pengo- ­lahan sampai kepada penyajian data Statistik Komunikasi terus di­tingkatkan. Publikasi-publikasi penting yang dihasilkan antara lain "Statistik Komunikasi tahun 1978", yang memuat berbagai data pokok tentang lalu-lintas pos, jumlah pesawat radio, televisi dan te- ­lepon di tiap propinsi, lalu-lintas telepon, telegram dan telex, peneri- ­maan dari hasil penjualan benda-benda pos, penerimaan atas jasa penggunaan telepon, telegram dan telex dan berbagai pokok lainnya. Dengan makin luas ruang lingkup data yang dikumpulkan, diharap­- kan penghitungan sumbangan sub-sektor komunikasi dalam pedapatan nasional akan menjadi lebih baik

Kegiatan pengumpulan data pokok di bidang Statistik Pariwi­- sata dilakukan baik oleh Biro Pusat Statistik maupun oleh Direktorat Jenderal Pariwisata. Dalam rangka peningkatan promosi dan produk pariwisata telah dilakukan berbagai survai, antara lain Survai Klasifikasi Hotel 1979/80 dan kompilasi data mengenai kedatangan dan keberangkatan wisatawan asing melalui tiga gerbang utama, ialah Medan, Jakarta dan Bali. Publikasi yang penting dalam tahun yang lalu ialah "Statistik Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia 1978", di samping publikasi-publikasi lainnya yang disajikan dalam bentuk Berita Ringkas.

7) Statistik Sosial
Dalam usaha memberikan gambaran tentang kondisi sosial dari­- pada anak-anak dan pemuda, pendidikan, tingkat hidup, kesehatan, peradilan, rekreasi dan sebagainya, kegiatan pengumpulan data sta­- tistik Sosial yang diperoleh melalui survai maupun sebagai data sekunder terus ditingkatkan. Di samping kelengkapan data yang di­kumpulkan, juga sistem dan metodologinya diperbaiki dalam rangka. peningkatan penyusunan Indikator Sosial yang sangat diperlukan dalam penyusunan program-program pembangunan di bidang sosial. Indikator Sosial yang telah diterbitkan sejak tahun 1971 perlu terus disempurnakan agar dapat memberi gambaran yang lebih jelas apakah penyebaran secara geografis daripada fasilitas pelayanan sosial sudah cukup, dan apakah penggunaannya serta manfaat yang diperoleh berbagai golongan masyarakat dari fasilitas-fasilitas tersebut sudah memadai.

Publikasi yang utama dalam tahun yang lalu di bidang Statistik Sosial adalah : Profil Statistik Anak dan Ibu di Indonesia 1977, dan 1978; Ringkasan Penduduk Indonesia menurut Propinsi dan Pulau 1976; Statistik Kriminil 1977; The Demographic Situation in Indo­- nesia; Penduduk Luar Jawa Hasil Registrasi Penduduk Akhir 1977: Statistik Pendidikan di luar Lingkungan Departemen P & K, Pebruari 1978; Tingkat dan Perkembangan Migrasi, Fertilitas dan Mortalitas

8) Statistik Perdagangan Penyaluran
Dalam tahun 1979/80 telah dimulai penyusunan data struktural perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah DKI Jakarta. Kegiatan tersebut secara bertahap akan dikembangkan di kota-kota dan daerah‑daerah lain, sehingga diperkirakan dalam tahun 1984 yang akan da­- tang hasilnya sudah dapat digunakan sebagai kerangka sampel untuk Sensus Ekonomi.

b. Survai Sosial Ekonomi Nasional
Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat Indo­nesia merupakan tujuan pembangunan kita. Usaha ini perlu ditunjang oleh data baik untuk mengkaji hasil setiap tahapnya, maupun untuk penyempurnaannya. Data statistik yang diperlukan adalah yang ber­kaitan dengan peningkatan taraf hidup masyarakat. Salah satu cara pengumpulan data tersebut adalah dengan mengadakan Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) melalui pendekatan rumah tangga. Dalam survai ini perhatian terutama diberikan kepada data yang di­perlukan untuk penyusunan indikator tingkat pemerataan pemba- ­ngunan dan hasil-hasilnya. Oleh karena data yang diperlukan untuk melihat tingkat kesejahteraan rakyat sangat luas, maka tidak semua data dapat dikumpulkan sekaligus. Data dikumpulkan dalam bebe- ­rapa tahap yang dikelompokkan sebagai berikut : (1) Data pokok yang meliputi keterangan seperti hubungan anggota dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan. (2) Data sasaran yang mencakup berbagai modul, antara lain kete- ­rangan demografi, kesehatan, sosial budaya, konsumsi dan Pengelu- ­aran rumah tangga, usaha rumah tangga atau kegiatan ekonomi rumah tangga, dan keadaan lingkungan.

Setiap pelaksanaan survai hanya mencakup beberapa modul yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap modul dapat diamati secara terus-menerus, ialah secara tahunan, dua tahunan dan sebagainya, tergantung pada jenis datanya. Data yang dikumpulkan diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar maupun sebagai indikator, yang selalu dapat dikembangkan dan disempurnakan.

Survai yang dilaksanakan dalam tahun 1979/80 merupakan lan­jutan dari pada survai tahun 1978/79. Pengumpulan data yang me­rupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya ialah yang berhubungan dengan angkatan kerja dan konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, sedang data yang dimulai pengumpulannya dalam tahun 1979/80adalah yang berhubungan dengan usaha rumah tangga atau kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga seperti usaha pertanian. industri, perdagangan dan sebagainya

Perencanaan dan persiapan survai, termasuk pengambilan sam­- pel, penyusunan daftar isian, buku pedoman untuk pelaksanaan lapangan, percobaan lapangan, dan latihan instruktur dilakukan di pusat. Di tingkat daerah telah dilaksanakan latihan petugas lapang- ­an, pelaksanaan pencacahan yang mencakup 60.000 rumah tangga. Sebagian dari hasil pengolahan tahun ini sudah diterbitkan dalam bentuk publikasi, sedang sebagian lagi masih dalam bentuk "print- out" komputer.

c. Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik Pendapatan Nasio- ­nal, Regional, dan Tabel Input-Output
Penyempurnaan angka-angka Pendapatan Nasional diusahakan dengan berbagai cara dan diarahkan untuk menghasilkan angka­- angka yang lebih baik, teliti, tepat waktu dan dapat menggambarkan kenyataan, termasuk di dalamnya revisi angka-angka dasar yang masih bersifat sangat sementara, sedang pengembangan mencakup perbaikan metode estimasi, perluasan ruang lingkup dan definisi, serta penyempurnaan sistem penghitungan dan penyajian. Termasuk dalam kegiatan ini ialah usaha penggunaan konsep-konsep SNA (System of National Account) secara terpadu.

Untuk menunjang dan melengkapi angka-angka Pendapatan Nasional, khususnya untuk bahan analisa, dalam tahun anggaran 1979/80 telah dilakukan persiapan penyusunan Tabel Input-Output Indonesia 1980 dan Social Accounting Matrix

Dalam tahun itu juga diadakan studi perbandingan dan analisa angka-angka Pendapatan Regional. Kegiatan ini mencakup pengum­-pulan berbagai data dan keterangan tentang Pendapatan Regional dari propinsi-propinsi di seluruh Indonesia, dan dari data tersebut di­susun ringkasan yang menggambarkan perbandingan angka-angka produksi, biaya produksi dan nilai tambah secara sektoral. Untuk mak- ­sud tersebut diadakan peningkatan kerjasama antara pusat dan daerah  dalam bentuk penyelenggaraan program pendidikan dan latihan bagi kader-kader penyusunan Pendapatan Regional yang akan bertugas di propinsi-propinsi.

d. Pengembangan Sistem Perstatistikan Nasional
Pengembangan Sistem Perstatistikan Nasional [bertujuan untuk memperbaiki penyajian data statistik secara cepat, tepat, dan ter- ­percaya, dan untuk menyempurnakan sistem dan metodologi dalam pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa, termasuk penyem­purnaan di bidang perencanaan, organisasi lapangan, penyusunan kebijaksanaan dan koordinasi antar-instansi. Perbaikan di bidang pengolahan berupa pengalihan sistem pengolahan secara berangsur­angsur dari manual ke proses komputer, sedang penyempurnaan sistem pengumpulan data diadakan dalam cara dan metodologinya, khususnya mengenai disain sampling dan daftar isian yang diguna­kan

Dalam rangka persiapan Sensus Ekonomi 1984, pada tahun 1979/80 dilakukan penyusunan data struktur perusahaan untuk mendapatkan keterangan tentang struktur dan kegiatan dasar dari semua perusahaan. Untuk tahap pertama kegiatan ini dilakukan di Jakarta, yang pelaksanaan lapangannya diintegrasikan dengan pro- gram Inventarisasi Perusahaan yang dilakukan oleh Pemerintah Da- erah DKI Jakarta tahun 1980. Di samping itu dilanjutkan pelaksanaan Survai Percobaan Peternakan, Survai Percobaan Perikanan dan survai­survai percobaan di bidang Perbaikan Statistik Pertanian.

e. Pengolahan Sensus Konstruksi
Peranan industri konstruksi dalam perekonomian Indonesia cukup penting jika dilihat sumbangannya pada produk domestik bruto. Statistik konstruksi khususnya diperlukan sebagai sumber data untuk memperkirakan pembentukan modal bruto dan kemampuan penyerapan tenaga kerja, sebab pada umumnya kegiatan di sektor konstruksi menggunakan banyak tenaga setengah trampil maupun tidak trampil.

Bila dapat dikumpulkan data yang lengkap dan terperinci, maka hal ini akan sangat membantu masyarakat maupun pemerintah dalam merumuskan proyek-proyek, dalam menyiapkan rencana pem­bangunan di bidang sosial ekonomi, baik untuk jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, dalam menilai kemajuan yang telah dicapai, memperkirakan permintaan dan penyediaan ber­- bagai input material serta harganya, tingkat kesempatan kerja bagi golongan tidak trampil maupun bagi tenaga dengan berbagai ma- cam ketrampilan, dan dalam mengukur perubahan-perubahan pada kegiatan konstruksi.

Pengumpulan data yang terperinci untuk Sektor Konstruksi untuk pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia melalui penyelenggaraan Sensus Konstruksi 1977. Persiapan penyelenggaraannya mengalami banyak kesukaran karena kurangnya referensi, baik tentang macam informasi yang perlu dikumpulkan, maupun tentang tatacara pelak- ­sanaan pengumpulan datanya. Berbeda dengan sektor kependudukan, perumahan, pertanian dan industri, maka untuk sektor konstruksi ini belum tersedia rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-bangsa yang memuat macam informasi yang perlu dikumpulkan dan rencana tabulasinya. Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka dalam tahun 1978/79 telah dibentuk Team Pengarah dan Team Tehnis Sensus Konstruksi 1977, sedang untuk mengetahui metode dan cara pen­- dekatan yang cocok, diadakan Sensus Konstruksi Percobaan bebe­- rapa kali di DI Yogyakarta, Kodya Surabaya, Sukabumi, Ujung Pandang, Semarang, Medan, Jawa Barat dan DKI Jakarta

Dalam tahun pertama Repelita III dilanjutkan kegiatan tahun sebelumnya yang mencakup :
  • pengiriman petugas untuk meng- adakan kunjungan Wang guna memperbaiki dan melengkapi daftar isian yang telah masuk, serta menanyakan langsung kepada perusa- ­haan kontraktor mengenai sebab-sebab tidak dikirimnya kembali daftar-daftar isian yang telah disampaikan kepada mereka; 
  • melakukan pengolahan secara manual keterangan umum tentang per­-usahaan; 
  • melakukan pengolahan dengan komputer daftar-daftar isian yang memuat keterangan tentang jenis pekerjaan yang dilaku­- kan selama 1977; 
  • memperbaharui daftar nama dan alamat perusahaan konstruksi berdasarkan hasil pencacahan dan hasil kunjung- ­an ulang; dan 
  • menerbitkan hasil pengolahan secara bertahap, termasuk daftar nama dan alamat perusahaan konstruksi.
Dalam tahun itu juga telah selesai disusun daftar nama dan alamat perusahaan konstruksi yang pada waktu ini sedang dalam perce- ­takan. Di samping itu telah siap penyusunan naskah publikasi hasil pengolahan secara manual keterangan umum perusahaan, yang akan segera dimulai percetakannya. Berbagai pekerjaan pengolahan dengan komputer mengalami keterlambatan sehubungan dengan pengganti- ­an komputer sehingga diperlukan waktu untuk penyesuaian

f. Sensus Penduduk 1980
Sensus Penduduk 1980 merupakan Sensus sepuluh tahunan yang sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 1961 dan 1971. Penentuan waktu pelaksanaan Sensus pada tahun 1980 ini didasarkan pada be­berapa hal sebagai berikut :
  1. Pada Undang-undang No. 6 tahun 1960 tentang Sensus pasal 3 ayat 1 dinyatakan bahwa Sensus Penduduk diadakan pada tahun yang dapat dibagi dengan angka sepuluh; 
  2. Dengan akan dilaksanakannya Pemilu pada tahun 1982, maka dengan pelaksanaan Sensus Penduduk pada tahun 1980, diharap­- kan pada tahun 1981 sudah diperoleh gambaran tentang banyak- ­nya jumlah pemilih;
  3. Data yang diperoleh dari Sensus Penduduk 1980 diharapkan dapat memantapkan Repelita III dan juga dipakai sebagai dasar per­- siapan Repelita IV;
  4. Dengan dilaksanakannya Sensus Penduduk pada tahun 1980, hasilnya dapat dipakai sebagai bahan perbandingan dengan negara-negara lain yang juga melaksanakan Sensus Penduduk pada tahun 1980.
Tujuan Sensus Penduduk 1980 ialah untuk mendapatkan data atau keterangan tentang kependudukan yang diperinci menurut jum- ­lah, jenis kelamin, golongan umur, status perkawinan, kewarganega- ­raan, pendidikan, agama, tenagakerja, lapangan usaha atau lapangan kerja, kesuburan ibu, penderita cacat, perpindahan penduduk dan keadaan bangunan tempat tinggal. Data yang diperoleh dari Sensus Penduduk 1980 ini sangat berguna sebagai bahan penyusunan rencana dan evaluasi bagi Pemerintah dalam usaha melaksanakan Pembangun- ­an Nasional. Sensus ini akan dilaksanakan di seluruh wilayah Republik Indo­nesia, kecuali propinsi Timor Timur di mana Sensus akan dilakukan dengan cara tersendiri

Tahap perencanaan dimulai pada tahun 1978/79. Dalam tahap ini dibentuk Panitia Penasehat Sensus Penduduk 1980 yang anggota- ­nya terdiri dari berbagai instansi maupun lembaga ilmiah yang me­nangani masalah kependudukan. Tugasnya ialah memberi pengarahan kepada Biro Pusat Statistik sebagai badan yang akan menyelengga­- rakan Sensus tersebut agar data yang dihasilkan sesuai dengan kebu­tuhan Pemerintah. Tahap perencanaan ini selain ditujukan untuk pelaksanaan Sensus Penduduk 1980 juga untuk menunjang pelaksa­- naan survai-survai antar sensus berikutnya.

Pada tahun pertama Repelita III dilakukan kegiatan-kegiatan persiapan yang secara garis besarnya meliputi :
  1. pembuatan sketsa desa dari semua desa, dan
  2. pembentukan wilayah pencacahan dan blok sensus. Dengan dibuatnya sketsa desa yang baik diharapkan dapat dihindarkan adanya perhitungan ganda Berta lewat cacah oleh para petugas. Di samping itu sketsa desa dapat digunakan sebagai petunjuk yang sangat membantu bagi petugas Sensus dalam melaksa­nakan tugasnya. Pada tahun yang sama telah dibentuk pula Wilayah Pencacahan yang merupakan bagian dari desa dan mencakup paling banyak 300 rumah tangga. Demikian pula dibentuk Blok Sensus yang mencakup paling banyak 100 rumah tangga. Pembentukan Wilayah Pencacahan dan Blok Sensus selain digunakan sebagai dasar penen- ­tuan beban kerja petugas sensus, juga digunakan sebagai satuan contoh pada kegiatan sensus maupun survai-survai lainnya.
Pada tahun 1979/80 yang sama telah dilakukan pula Gladi Re- ­sik Sensus Penduduk 1980 (General Rehearsal) yang dilakukan di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa Propinsi Lampung, khususnya Kabupaten Lampung Tengah, merupakan daerah yang pen­duduknya beranekaragam, baik dilihat dari segi matapencahariannya, lokasi daerah, ialah daerah pedalaman dan pantai; daerah asal pendu­duknya, ialah penduduk asli atau transmigran; maupun dalam pemilih- ­an petugasnya. Gladi Resik ini dimaksudkan sebagai percobaan ter- ­akhir sebelum pelaksanaan Sensus sebenarnya yaitu tentang cara-cara pelaksanaan Sensus, penggunaan petugas lapangan dan pengujian organisasinya, pengujian metodologi dan daftar isian yang akan di­gunakan serta jangka waktu yang diperlukan untuk melakukan wa­wancara dengan rumah tangga-rumah tangga. Dapat dikatakan Gladi Resik ini merupakan Sensus Penduduk Mini yang hasilnya diharap- ­kan dapat memberikan gambaran tentang apa yang akan terjadi dalam Sensus sebenarnya nanti

PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENELITIAN Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

0 komentar:

Posting Komentar