Pengertian Tenaga Kerja dam Penggolongan Tenaga Kerja
1 Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian (Siswanto, 1989: 9). Selain itu juga, pengertian tenaga kerja menurut
BPS adalah salah satu moda bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya dinamika penduduk. Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan dan lowongan kerja yang tersedia menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial.
Pengertian tenaga kerja dalam penelitian ini adalah mereka yang bekerja pada suatu perusahaan yang di dalam maupun di luar hubungan kerja untuk menghasilkan barang. Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam kegiatan industri diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan kemampuan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2 Penggolongan Tenaga Kerja
Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu.
- Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.
- Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan pendidikan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan tukang memperbaiki televisi dan radio.
- Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu seperti dokter, akuntan ahli ekonomi, dan insinyur.
Tenaga kerja di Indonesia menghadapi permasalahan dalam hal produktifitasnya yang rendah. Di samping itu masalah yang timbul dari ketenagakerjaan adalah ketidak seimbangan antara penawaran dan permintaan pada suatu tingkat upah tertentu.
Keadaan umum yang terjadi adalah adanya kelebihan jumlah penawaran tenaga kerja tertentu. Hal ini terjadi akibat jumlah orang yang mencari pekerjaan atau yang menganggur semakin besar. Keadaan tersebut membawa konsekuensi terhadap usaha penyediaan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru (Kusumo Sudiro,1981).
Dengan adanya permasalahan mengenai ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja, maka perlu upaya peningkatan mutu tenaga kerja, dan meningkatkan sumberdaya manusia yang baik akan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan mempunyai produktifitas yang tinggi. Akibatnya tenaga kerja akan mudah dalam mencari kerja, atau mampu menciptakan lapangan kerja sendiri (Ananta, 1986).
3 Pengertian Rantai Produksi
Rantai produksi adalah langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka untuk mengubah bahan baku menjadi barang yang kemudian dapat digunakan oleh konsumen seperti kau dan aku. Pada setiap langkah dalam rantai produksi, nilai yang ditambahkan ke produk sehingga bisa dijual dengan jumlah yang lebih besar ketika menjadi produk akhir. Nilai ini akan ditambahkan melalui penambahan tenaga kerja, bangunan, bahan baku dan atau manufaktur dan pengolahan. Sebuah rantai produksi yang khas akan terlihat seperti ini: ( id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai)
- Produsen primer selalu tahap pertama dalam rantai apapun, dan bagian yang mereka mainkan untuk menghasilkan bahan baku dari produk akhir yang kemudian akan dibuat.
- Tahap produksi sekunder adalah ketika produk itu sendiri mengambil bentuk di tangan perusahaan manufaktur. Perusahaan-perusahaan ini membawa bersama produk dan bahan baku lain untuk menciptakan produk akhir.
- Tahap terakhir dan akhir di setiap rantai produksi adalah menjual produk yang sebenarnya sampai ke konsumen. Seorang pengecer seperti supermarket akan membeli sejumlah besar produksi akhir dari pemasok, untuk kemudian menjual konsumen.
SUMBER;
0 komentar:
Posting Komentar