Sabtu, 04 Maret 2017

TEORI PROFIL PT INDONESIA POWER

PROFIL PT INDONESIA POWER

1 Sejarah PT Indonesia Power
Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit – pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Subsektor Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.

Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk ua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh badan usaha milik negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha – usaha lain yang terkait.

Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari sekedar perubahan nama, langkah tersebut merupakan penegasan atas tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan independen yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkatnya persaingan serta kebutuhan untuk melakukan privatisasi melalui sebuah IPO (Initial Public Offering).

Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai jumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas – fasiltas pendukungnya. Pembangkit – pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, solar, gas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit tersebut terdapat pembangkit paling tua di Indonesia sepeerti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroprasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.

PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia (9040 MW) dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa lokasi strategis di pulau Jawa dan Bali serta unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP). Unit Bisnis Pembangkitan yang dikelola PT Indonesia Power adalah Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Merica, Semarang, Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.

Kiprah PT Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di bidang pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT. COGINDO DAYA PERKASA (saham 99,9 %) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration, juga PT. Indonesia Power mempunyai saham 60 % di PT Arada Daya Coalindo yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan batubara. Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang.

2. Paradigma, Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PT Indonesia Power
PT. Indonesia Power sebagai perusahaan memiliki paradigma, visi, misi, dan motto serta simbol perusahaan yang memiliki makna tersendiri.
§ Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.

§ Visi
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.

§ Misi
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah indutri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

§ Motto
Bersama kita maju (Together for a better tomorrow)

§ Tujuan PT Indonesia Power

  • Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. 
  • Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. 
  • Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. 
  • Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan. 
  • Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
3. Makna Bentuk dan Warna Logo

Makna bentuk dan warna logo perusahaan PT. Indonesia Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.

Secara keseluruhan nama Indonesi Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utilty company di Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya power utility company di Indonesia, namun karena perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia bahkan di kawasannya, maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name.

Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu futura book/regular dan futura bold.

Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan tenaga listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

Warna
1. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.

2. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata power, maka warna ini menunjukkan produksi tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:

  • Berteknologi tinggi
  • Efisien
  • Aman
  • Ramah lingkungan
4. Budaya Perusahaan, Lima Filosofi Perusahaan, dan Dua Belas Dimensi Perilaku IP-HaPPPI
§ Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan adalah pembentukan budaya perusahaan.
Unsur – unsur budaya perusahaan:

  1. Perilaku akan ditunjukan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan nilai – nilai atau filosofi.
  2. Nilai adalah bagian dari budaya / culture perusahaan yang dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT PLN PJB I nilai ini diebut “Filosofi Perusahaan”.
  3. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu.
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam 12 dimensi perilaku.
§ Lima filosofi perusahaan
1. Mengutamakan pasar dan pelanggan.
Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan.

2. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.
Menciptakan keunggukan melalui sumber daya manusia, teknologi finansial, dan proses bisnis yang andal dengan semangat untuk memenangkan persaingan.

3. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdepan dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal.

4. Menjunjung tinggi etika bisnis.
Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional.

5. Memberi penghargaan ata prestasi.
Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal.

Filosofi perusahaan dibuat karena:

  • Memberkan acuan bagi seluruh anggota organisasi tentang bagaimana cara merealisasikan budaya perusahaan.
  • Merumuskan apa yang dianggap penting tentang bagaimana berhasil dalam berbisnis.
  • Memberikan motivasi, memacu prestasi, dan produktivitas perusahaan.
  • Memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai identitas dan cerita perusahaan

§ Tujuh Nilai Perusahaan IP-HaPPPI
1. Integritas
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan.

2. Profesional
Menguasai pengetahuan, ketrampilan dan kode etik sesuai bidang pekerjaanya.

3. Harmoni, Serasi, selaras, seimbang dalam :

  • Pengembangan kualitas pribadi,
  • Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait),
  • Hubungan dengan lingkungan hidup.
4. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder.

5. Peduli
Peka tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara lingkungan sekitar.

6. Pembelajar
Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.

7. Inovatif
Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

§ Dua belas dimensi perilaku;

  1. Integritas, berpikir benar, bersikap jujur, dapat dipercaya, dan bertindak profesional.
  2. Sikap melayani, berupa memenuhi komitmen terhadap kualitas pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
  3. Komunikasi, melakukan komunikasi yang terbuka, efektif, dan bertanggung jawab serta mengikuti etika yang berlaku.
  4. Kerjasama, melakukan kerjasama yang harmonis dan efektif untuk mencapai tujuan bersama dengan mengutamakan kepentingan perusahaan.
  5. Tanggung jawab, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban hingga tuntas, tepat waktu, untuk mencapai hasil terbaik bagi perusahaan.
  6. Kepemimpinan, memberikan arahan yang jelas, mau menerima umpan balik, dan menjadi contoh bagi lingkungan kerjanya.
  7. Pengambilan resiko, melaksanakan pengambilan keputusan dengan resiko yang sudah diperhitungkan dan dapat dipertanggungjawabkan.
  8. Pemberdayaan, memberdayakan potensi SDM dengan memberikan kepercayaan dan kewenangan yang memadahi.
  9. Peduli biaya dan kualitas, melaksanakan setiap kegiatan usaha dengan mengutamakan efektifitas biaya untuk mencapai kualitas yang terbaik.
  10. Adaptif, menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan, menyumbangkan gagasan dan menjadi agen perusahaan.
  11. Keselarasan tujuan, menyelaraskan tujuan SDM dengan tujuan perusahaan melalui pemahaman visi dan misi.
  12. Keseimbangan antara tugas dan hubungan sosial, menyeimbangkan usaha mncapai hasil kerja yang optimal dengan terciptanya suasana kerja yang harmonis.
5. Kapasitas Daya PT.Indonesia Power
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkitan tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Saat ini Indonesia Power memasok lebih dari separuh atau sekitar 54% kebutuhan pangsa pasar tenaga listrik Jawa – Bali. Kemampuan tersebut didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia Power merupakan pembangkit yang memiliki jumlah pembangkit yang terdiri dari 132 unit pembangkit dan fasilitas pendukung lainnya dengan kapasitas terpasang total 9040 MW. Ini merupakan kapasitas terbesar yang dimiliki perusahaan di Indonesia atau yang ketiga terbesar di dunia. PT Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per – unit bisnis pembangkitan.


6. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power UBP Perak – Grati
PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Perak – Grati (UBP Perak – Grati) merupakan salah satu Unit Bisnis Pembangkitan yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. Unit bisnis ini awalnya berkantor di dalam area Pelabuhan Tanjung Perak, di Jalan Nilam Barat nomor 2-4 Surabaya. Alasan pemilihan lokasi tersbut sebagai tempat PLTGU dan sebagai kantor adalah:

  • Dekat dengan pusat pemakaian listrik.
  • Kebutuhan air pendingin (air laut) cukup memadahi.
  • Pengadaan spare part dan material pendukung mudah
  • Penyaluran bahan bakar mudah.
  • Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk
Pada tanggal 20 Mei 2000, kantor Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati menempati lokasi baru di area unit PLTGU Grati yang beralamat di Jalan Raya Surabaya - Probolinggo Km 73 desa Wates kecamatan Lekok Pasuruan. Menempati lahan seluas 73 hektar yang terdiri dari 38 hektar lahan pantai dan 35 hektar lahan reklamasi. Alasan pemilihan lahan ini adalah:

  • Penanganan langsung pembangkit yang berkapasitas lebih besar.
  • Lokasi milik sendiri.
  • Lokasi yang terletak di Perak berstatus sewa dan memiliki biaya sewa yang mahal, sehingga sebagian dikembalikan kepada PT Pelindo dan sebagian tetap disewa untuk unit PLTU.
Unit Bisnis Pembangkitan ini menggunakan dua macam bahan bakar yaitu solar dan gas alam. Karena gas alam belum masuk, unit ini sekarang menggunakan bahan bakar solar yang dikirim dari fasilitas pantai kapal tanker (sekitar 4 Km dari lokasi) ke tangki PLTGU berkapasitas 4 x 20.000 KL.

Daya yang dihasilkan kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa Bali melalui SUTT 150 Kv dan SUTET 500 KV. Saat ini PLTGU Grati memainkan peranan penting sebagai pembangkit yang dibutuhkan untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati sampai saat ini mempunyai pembangkit dengan kapasitas terpasang total 950 MW walaupun dalam pengoperasiannya tdak mencapai nilai tersebut, dengan rincian : 

  • Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Perak 
  • Unit 1 buatan Westing House USA n 25 MW sejak 1964 (sudah tidak beroperasi)
  • Unit 2 buatan Westing House USA n 25 MW sejak 1964 (sudah tidak beroperasi)
  • Unit 3 buatan Mitsubishi Japan beroprasi 50 MW sejak 1978
  • Unit 4 buatan Mitsubishi Japan beroprasi 50 MW sejak 1978
Sub UBP Perak ini juga dilengkapi dengan fasilitas berikut:

  • Desalination Plant untuk memproduksi air pengisian dari air laut
  • Water Treatment Plant untuk mengolah air pengisi ketel
  • Waste Water Treatment Plant untuk mengolah air limbah sebelum dibuang ke laut.
Sejak awal beroperasi, PLTU Perak telah mengalami beberapa kali proses perbaikan untuk mengoreksi deefisiensi yang terjadi terhadap rancangan dari pabrik. Dalam kondisinya sekarang, unit 3 mengalami penurunan kapasitas menjadi 45 MW, sedangkan unit 4 mengalami penurunan kapasitas menjadi 43 MW. Unit PLTU Perak berada di atas permukaan tanah seluas 6 ha di kawasan industri dan bisnis dekat pelabuhan Tanjung Perak di bagian utara Surabaya, Jawa Timur.

Unit pembangkitan ini terdiri dari 3 tahap pembangunan:

  1. Tahap pertama adalah PLTU Perak I dan II berkapasitas 2x25 MW telah beroperasi sejak 1964 sampai 1995. Karena situasi ekonomi yang kurang menguntungkan, unit pembangkitan ini dikeluarkan dari sistem kelistrikan Jawa-Bali pada tahun 1996.
  2. Tahap kedua adalah PLTG Perak yang berkapasitas 1x29 MW yang telah beroperasi sejak 1975 sampai 1996. Sejak tahun 1996, PLTG Perak direlokasikan ke Cilacap, Jawa Tengah dan masuk ke jajaran UBP Semarang.
  3. Tahap ketiga adalah PLTU Perak III dan IV yang berkapasitas 2x50MW yang telah beroperasi sejak tahun 1978 sampai sekarang. Tenaga listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan melalui trafo utama ke system jaringan SUTT 150KV. PLTU Perak memanfaatkan bahan bakar MFO yang disuplai melalui pipa dari Pertamina ke tangki PLTU dengan total kapasitas 17.570Klt dan BBM HSD untuk pengoperasian selama proses start sampai berbeban 25%.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati Pasuruan 
Blok 1 (Combine Cycle) dioperasikan sjak bulan Oktober 1997
3 x 100 MW Turbin Gas
1 x 160 MW Turbin Uap
3 Unit HRSG (Heat Recovery Steam Generator)
Blok 2 (Open Cycle)
3 x 100 MW Turbin Gas

Blok 1 beroprasi secara komersial ejak Oktober 1997. PLTU Grati dibangun oleh tiga kontraktor, antara lain:

  • Turbin Gas dan Turbin Uap oleh Mitsubishi HI Jepang
  • Heat Recovery Steam Generator (HRSG) oleh Cockeril Mechanical Industries (CMI) Belgia
  • Generator dan perlengkapan listrik oleh Siemens Jerman
PLTGU Grati dilengkapi dengan alat bantu seperti:

  • Auxiliary Boiler yang memproduksi uap untuk proses desalinasi bila HRSG tidak bekerja.
  • Desalination Plant untuk menyuling air laut menjadi raw water
  • H2 Plant untuk memproduksi H2 guna mendinginkan generator di sistem pendinginan air laut (kondensor).
  • Waste Water Treatment Plant untuk mengontrol kualitas air limbah sebelum dibuang ke laut.
  • Water treatment plant untuk memproduksi air pengisi.
PLTGU Grati berada di atas lahan seluas 70 ha (35 ha lahan pantai dan 35 ha lahan reklamasi) di Lekok, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, 80 Km dari Surabaya. Pembangkitan ini terdiri dari Blok I (Combined Cycle) dengan total daya terpasang 500 MW, Block II (Open Cycle) dengan total daya terpasang 300 MW, mulai dibangun tahun 1995 dan selesai bulan April 1997. Daya yang dihasilkan kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa-Bali melalui SUTT 150 KV dan SUTET 500KV. Saat ini PLTGU Grati memainkan peranan penting sebagai pembangkit yang dibutuhkan untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali.
PLTU dan PLTG mempunyai perbedaan yang mengarah pada keuntungan dan kerugian masing – masing. Berikut ini perbandingan antara PLTU dan PLTG mengenai faktor – faktor yang penting seperti dalam Tabel 2.3.

Asal mula UBP Perak dan Grati adalah PLN sektor Perak, karena semua pembangkitan berada di PLTU atau PLTG Perak Surabaya yang terdiri dari PLN Eksploitasi IX, PLN Wilayah XII di Jawa Timur, PLN Distribusi dan Pembangkitan I Jawa Tengah, serta PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan Bali (KJT).

Sejak tanggal 3 Oktober 1995, Unit Pembangkitan ini mulai masuk dalam jajaran PT. Indonesia Power dengan kantor induk di Jakarta. Tahun 1996, PLTG Perak Surabaya direlokasikan ke Cilacap, Jawa Tengah dan menjadi bagian jajaran UBP Semarang. UBP Perak dan Grati menggunakan bahan bakar berbeda yaitu PLTGU Grati menggunakan gas dan HSD, HSD diperoleh dari fasilitas lepas pantai kapal tanker (sekitar 4 Km dari lokasi) ke tangki PLTGU berkapasitas 4x20.000 kilo liter. Sedangkan PLTU Perak menggunakan bahan bakar MFO.

TEORI PROFIL PT INDONESIA POWER Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

1 komentar: