PROFIL PT. ARUN NGL
1 Uraian Umum
1.1 Sejarah Singkat PT. Arun NGL
Pada tahun 1971, kontraktor bagi hasil Pertamina yaitu Mobil Oil Indonesia inc. Menemukan sumur pertama cadangan gas alam di Arun. Arun adalah nama sebuah desa kecil di kecamatan yang berlokasi lebih kurang 30 km disebelah timur kota Lhokseumawe. Bertitik tolak dari penemuan inilah, nama desa kecil ini diabadikan sebagai nama kilang gas cair yang sudah terkenal ke dunia international yaitu PT. Arun NGL. PT. Arun NGL merupakan suatu perusahaan yang berbentuk Persero dengan pembagian saham operasi 55 % Pertamina, 30 % Mobil Oil dan 15 % JILCO (Japan Indonesia LNG Company). Namun demikian semua aset yang terdapat pada PT. Arun NGL adalah milik Pertamina.
Dalam melaksanakan pembangunan kilangLNG, pilihan jatuh pada Bachtel inc, mengingat pengalamannya baik dalam pembangunan kilang LNG maupun proyek–proyek besar lainnya yang terbesar diseluruh dunia. Untuk proses pencairan gas, dipilih sistem air produk dan chemical in corporation, mengingat sistim tersebut merupakan suatu sistem yang telah teruji. Pekerjaan Engineering dan perincian perkiraan biaya pelaksanaan dilaksanakan pada bulan Januari 1974, di San Francisco kemudian di London, dan di Jakarta. Kesibukan-kesibukan sehubungan dengan pembangunan, sudah terasa sejak awal Januari 1974. Sedangkan alat dan bahan konstruksi mulai berdatangan awal 1975.
Dalam rangka pembagunan proyek, Pertamina membentuk suatu “Task” yang merupakan gabungan antara Pertamina dan Mobil Oil Indonesia. Tujuan utama adalah melaksanakan pengawasan mulai dari perencanaan sampai dengan selesainya proyek.
1.2 Lapangan Gas Arun.
Lapangan gas Arun dikenalkan dan dikelola oleh MOI (Mobil Oil Indonesia), yang bertindak sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina. Lapangan Arun ini ditemukan di daerah blok B di daerah Nanggroe Aceh Darussalam, jelasnya terletak diperkampungan Arun.
Cadangan gas alam ini terdapat dicelah-celah karang batu kapur pada kedalaman 2882 meter dengan area 18,5 x 5 km. Ketebalan kandungan gas yang dikandung didalam telaga (reservoir) ini diperkirakan sebanyak 17 triliun kubit feet, yang akan mampu mengalirkan kebutuhan 6 train (pabrik) pencairan gas alam selama 20 tahun paling sedikit. Untuk saat ini hanya 4 train yang masih beroprasi.
Karena ladang gas Arun ini mempunyai luas 92,5 km maka area ini dibagi 4 stasion pengumpul yang disebut kluster, hidrokarbon tersebut dapat dipisahkan menjadi kondensat dan gas. Kondensat dan gas dari kluster dialirkan kesentral pemipaan, baru kemudian dialirkan kepabrik pencairan gas alam “Point B”.
Gas kondensat dipisahkan diladang Arun dan gas-gas tersebut dialirkan melalui pipa 42 inc. dan kondensat melalui pipa 20 inc. dikirim kekilang LNG sejauh 31 Km.
1.3 Kilang LNG.
Kilang LNG Arun meliputi daerah seluas 271 Ha, panjang 1,7 km dan 1,5 km. Dua buah pelabuhan untuk tanker LNG adalah pelabuhan buatan yang dikeruk sedalam 14 meter panjang 1200 meter, lebar 350 meter dengan jalan masuk sebesar 50 meter.
Sesampainya gas di unit 20 kemudian gas dialirkan ke unit selanjutnya untuk diolah menjadi produk dengan kualitas yang dikehendaki. Gas diolah diproses II dan III yaitu dibersihkan dari senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki seperti merkury, senyawa-senyawa sulfida dan karbon dioksida. Kemudian didapat tiga unsur gas alam yang paling ringan yaitu metana, ethana, dan sedikit propana yang dicairkan menjadi LNG.
1.4 Hasil-Hasil Produksi Kilang
Kondensat yang dihasilkan diekspor kesebagian besar America Pantai barat, Jepang, Singapura dan New Zealand melalui pelabuhan. MBM (Multi Boui Mooring). yang dapat menampung tanker berkapasitas 100.000 ton bobot mati. LNG diangkut keterminal pembeli di Jepang dengan menggunakan kapal tanker yang dibuat khusus untk pengangkutan LNG. Kapal tanker ini diperoleh Pertamina dari Burma Gas Transport Ltd, atas dasar kontrak selama 10 tahun. Kapal-kapal ini dibuat oleh Quicy Ship Building di Qucy.
LPG adalah singkatan dari Liquified Petrminyakum Gas, yang artinya gas dari hasil penyulingan Crude Oil yang dicairkan. LPG ini diproduksi dengan pertimbangan, untuk memanfaatkan unsur-unsur Propana dan Butan sebagai unsur yang mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding dengan apabila unsur tersebut digabung kembali kedalam hasil yang dijual sebagai kondensat. LPG umumnya diekspor ke Jepang dengan kesepakatan Pertamina pada tanggal 15 Juli 1986.
2. Struktur Organisasi PT. Arun NGL.
PT. Arun NGL pada saat ini masih dalam proses perubahan yakni proses restrukturisasi organisasi melalui Work Process re-engginering. Pada saat ini kegiatan program perubahan itu memasuki fase pemeliharaan dan pemantapan. Pelaksanan perubahan terhadap organisaisi yang lama melibatkan pihak-pihak yang terkait seperti Cambridge Management Consulting, konsoltan yang ditunjuk PT. Arun NGL Change Management Team, anggota management PT. Arun NGL (Manager and Superintendent), Task Force. Sebelum organisasi baru dikembangkan mereka menetapkan prinsip-prinsip pengembangan organisasi baru. Berdasarkan prinsip tersebut dan penyederhanaan proses kerja, organisasi PT. Arun NGL. yang baru dikembangkan.
Pimpinan tertinggi organisasi PT.Arun adalah President Director (PD) yang berkantor di Jakarta. Sedangkan PT. Arun NGL. Plant site dipimpin oleh Vice President Director (VPD). VPD PT. Arun NGL. melapor kepada PD. VPD. PT. Arun NGL. membawahi tiga divisi dan empat non divisi setingkat seksi, yaitu:
- Divisi Production.
- Divisi Plant Operation Support
- Divisi Service and Development
- Non Divisi (Seksi Public Relation)
- Non Divisi Seksi Finance and Accounting
- Non Divisi (Continous Improvement Team)
- Non Divisi (Seksi General Audit)
2.1 Divisi Production
Tugas utama divisi Production adalah untuk mengelola gas alam menjadi gas alam cair (LNG) merencanakan produk LNG dan kondensat, menyimpan LNG dan kondensat, mengapalkan ketujuan serta mencegah terjadinya kerugian perusahaan. Divisi ini membawahi empat seksi yaitu:
- Seksi LNG / NSO
- Seksi Utilities
- Seksi Fire Safety Health Environmental (FSHE)
- Seksi Storage Loading & Shipping
2.2. Divisi Plant Operation Support.
Divisi ini mengemban tugas utama untuk pemeliharaan sarana dan prasarana kerja yang terkait dengan pemprosesan dari alam dari gas alam cair (LNG) dan kehidupan keluarga diperumahan perusahaan, divisi membawahi enam seksi yaitu:
- Seksi Maintenance Planning &Constructions
- Seksi Plant Area Maintenance
- Seksi Supply Chain
2.3 Divisi Service and Development.
Divisi ini mengemban tugas utama untuk memberikan pelayanan dalam bidang kepegawaian, fasilitas, sarana dan prasarana kerja. Divisi ini bertugas mendukung pelaksanaan tugas divisi lain dengan dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Divisi ini membawahi tiga seksi yaitu:
- Seksi Facilities Service
- Seksi HR (Human Resources)
- Seksi Legal Affairs
2.4 Non Divisi (Seksi Public Relation)
Seksi ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Seksi ini mengkomunikasikan kebijakan dan kegiatan PT. Arun NGL. kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. Seksi ini juga menangani tamu-tamu perusahaan yang berkunjung ke PT. Arun NGL.
2.5 Non Divisi (Seksi Finance and Accounting)
Seksi ini bertugas menangani administrasi keuangan perusahaan seperti membayar invoce, gaji pegawai, bonus, tunjangan-tunjangan. Seksi ini juga menangani pembayaran pajak perusahaan dan pegawai. Pajak pegawai dipotong langsung dari gaji bulanan. Seksi ini juga membuat laporan keuangan setiap bulan dan pada akhir tahun.
2.6 Non Divisi (Seksi CIT (Continous Improvement Team)
Seksi ini pada mulanya sebagai sarana koordinasi dalam membentuk reengineering permasalahan yang ditujukan untuk mengevaluasi sejauh mana organisasi yang ada memadai atau harus dilakukan perubahan sesuai dengan koordinasi permasalahan. Disamping itu, seksi ini juga mengevaluasi peraturan perusahaan yang dirasa perlu disesuaikan kembali dengan kondisi yang ada karena beberapa peraturan yang lama dimasukkan sudah tidak perlu lagi karena dihapuskannya beberapa kebijakan dan seksi yang ada di organisasi PT. Arun NGL.
2.7 Non Divisi (Seksi General Auditor)
Seksi ini bertanggung jawab dalam pengendalian keuangan di dalam perusahaan dan menunjukkan tiap instalasi peralatan pada proses secara detail. Seksi General Auditor secara struktur organisasi di bawah tanggung jawab President Director (PD) di Jakarta. Tetapi karena General Auditor berkantor di plant site maka secara tidak langsung pelaporan dan pengawasan tetap di bawah Vice President Director (VPD)
0 komentar:
Posting Komentar