Rabu, 08 Februari 2017

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 
JUDUL PROGRAM 
“GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta) Sebagai Pelopor Generasi Muda Terampil dan Berjiwa Wirausaha Guna Mengurangi Masalah Kepemudaan di Desa Gubugsari RT 3 RW III Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal 

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
RINGKASAN
Pemuda khususnya remaja merupakan pemimpin masa depan sekaligus penentu masa depan suatu bangsa. Namun, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial sehingga dapat berperilaku menyimpang. Tujuan utama dari Program Pengabdian Masyarakat “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta) adalah guna menumbuhkan keterampilan dan jiwa wirausaha pemuda agar selanjutnya dapat menjadi pemuda yang mandiri dan mampu bersaing dalam dunia usaha sehingga pemuda dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif seperti tawuran, seks bebas dan penyalahgunaan narkoba yang merupakan masalah pemuda sekarang ini. Dalam hal ini yang menjadi sasaran adalah para pemuda dimana para pemuda yang akan menjadi generasi penerus sudah tentu harus dibekali dengan wawasan dan keterampilan usaha. Melalui “GARDA MUTAN” diharapkan akan lahir para pemuda yang akan menjadi pelopor bagi pemuda lainnya agar bisa menjadi pemuda yang mandiri. 

Daerah sasaran “GARDA MUTAN” adalah Desa Gubugsari Rt 03 Rw IIIKecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Dimana disana terdapat kelompok pemuda yang belum terbentuk dalam suatu perkumpulan atau organisasi. Kendala yang dihadapi oleh kelompok pemuda tersebut adalah karena kurangnya sosialisasi, sarana dan prasarana pendukung yang memadai serta kurangnya pelatihan bagi anggota sehingga output yang diharapkan dari para pemuda di Desa Gubugsari belum tercapai secara maksimal seperti apa yang diharapkan. Metode pelaksanaan “GARDA MUTAN” dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah sosialisasi tentang pentingnya soft skill bagi para pemuda. Tahap ke dua adalah pelatihan menjadi EO (Event Organizer) melalui berbagai kegiatan perlombaan dan pentas seni bagi masyarakat khususnya anak-anak.Tahap yang ketiga adalah pemberian sarana prasarana guna kelancaran kegiatan pelatihan sekaligus pemberian peralatan dan modal awal untuk mengembangkan usaha bagi kelompok pemuda berupa sablon baju. 

Dengan adanya “GARDA MUTAN” diharapkan para pemuda dari Desa Gubugsari Rt 03 Rw III Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal ini dapat menjadi pelopor bagi pemuda-pemuda lain di berbagai daerah sebagai pemuda yang memiliki keterampilan bersifat mandiri serta memiliki jiwa wirausaha dan terhindar dari perilaku negatif. 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Pemuda, disebutkan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan yang bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun dalam kenyataannya bahwa pemerintah dalam memberikan fasilitas bagi pemuda belum seluruhnya merata dan dapat dirasakan oleh seluruh pemuda di wilayah Indonesia. hal ini yang menjadi salah satu faktor banyaknya problematika yang terjadi di kalangan pemuda karena kurangnya aktivitas positif yang dilakukan.

Problematika pemuda yang terjadi di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral. Banyak hasil penelitian mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan narkoba, justru lebih banyak dilakukan oleh pemuda. Bila sudah demikian, semakin tidak relevan jika pemuda dikatakan sebagai agen perubahan di masa saat ini. Di sisi lain hanya pemudalah yang mampu menjawab pertanyaan ini, yakni melalui kontribusi positif pemuda yang dibuktikan dengan semangat yang tinggi dalam proses pembangunan bangsa. Hal ini menjadi tugas bersama berbagai elemen guna menyelamatkan pemuda sekaligus menyelamatkan bangsa dari krisis kepemudaan agar berprestasi.

Penulis menemukan sebuah lokasi di Kota Kendal yaitu di Desa Gubugsari Rt 03 Rw III Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal di mana di daerah tersebut terdapat kelompok pemuda yang belum terbentuk dalam suatu perkumpulan atau organisasi yang saat ini perlu bimbingan dalam melaksanakan kegiatan. Maka dari itu sangatlah dibutuhkan langkah untuk menumbuhkan kesadaran para pemuda dan menjadikan mereka mampu ke luar dari problematika saat ini. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa perlu diberi pengetahuan dan pengarahan dalam mengembangkan kreativitas sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah kepemudaan dengan kesibukan melalui kegiatan-kegiatan positif. Memang tidak dipungkiri pemuda saat ini sangat jarang ada yang peduli terhadap kegiatan-kegiatan masyarakat yang menurut mereka tidak menguntungkan. Hal itu terjadi karena kurangnya sosialisasi pemuda terhadap masyarakat sekitar. Jika tidak terbiasa untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya sendiri, maka sulit bagi para pemuda untuk berperan aktif dalam mengembangkan dan membangun desa nya.

Melihat kondisi pemuda yang perlu dibimbing itu penulis mengusung sebuah program pengabdian masyarakat untuk menangani masalah pemuda dalam skala kecil yaitu “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta) sebagai pelopor generasi muda yang terampil dan berjiwa wirausaha guna mengurangi masalah kepemudaan di Desa Gubugsari Rt 03 Rw III Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Melalui program “GARDA MUTAN” penulis berusaha memfasilitasi para pemuda di Desa Gubugsari dengan memberikan pengarahan dan pelatihan terkait kegiatan-kegiatan untuk masyarakat, sehingga diharapkan pemuda-pemuda Desa Gubugsari dapat menjadi pelopor dan panutan bagi pemuda lain di Kota Kendal agar menjadi pemuda yang terhindar dari hal-hal negatif dan memiliki keterampilan serta jiwa wirausaha.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengambil rumusan masalah yaitu:

  1. Bagaimana cara menumbuhkan keaktifkan pemuda Desa Gubugsari agar menjadi lebih aktif dan kreatif dalam membangun desanya?
  2. Bagaimana membentuk sekelompok pemuda yang dapat dijadikan pelopor “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta)?
  3. Bagaimana cara menumbuhkan keterampilan dan jiwa wirausaha masyarakat? 
1.3 Tujuan Kegiatan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan kegiatannya sebagai berikut:

  1. Terwujudnya GARDA MUTTAN sebagai upaya untuk menumbuhkan keaktifan pemuda Desa Gubugsari agar menjadi lebih aktif dan kreatif dalam membangun desanya.
  2. Membentuk pemuda yang dapat dijadikan pelopor “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta).
  3. Memberikan pelatihan kepada para pemuda agar memiliki keterampilan dan jiwa wirausaha yang tinggi.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Berdasarkan tujuan kegiatan di atas, adapun luaran yang diharapkan sebagai berikut:

  1. Terciptanya masyarakat yang aman dan tentram serta memiliki ketrampilan dan jiwa wirausaha.
  2. Menumbuhkan budaya kumpul antara pemuda untuk melakukan hal-hal positif.
  3. Munculnya pemuda yang dapat menjadi pelopor “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta).
  4. Terciptanya peluang usaha bagi masyarakat terkait dengan keterampilan dan jiwa wirausaha yang telah diberikan.
  5. Terwujudnya pembangunan pemuda dalam masyarakat.
1.5 Manfaat Kegiatan
Berdasarkan luaran yang diharapkan di atas, adapun manfaat kegiatannya sebagai berikut:
1. Bagi Sasaran Pengabdian
Dalam hal ini para pemuda akan merasakan sendiri betapa pentingnya kemampuan untuk mengembang diri dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tidak hanya mendapatkan sosialisai maupun pembinaan, tetapi mereka juga mempraktikkan secara langsung kegiatan berwirausaha yaitu mengenai bagiamana cara membuat kaos yang kurang bernilai menjadi kaos yang bernilai jual tinggi. Di sini akan tercipta kreativitas para pemuda dalam menciptakan peluang usaha. Kemudian dengan adanya pelatihan EO(Event Organizer), para pemuda dapat secara maksimal terkoordinir mengembangkan kemampuan dalam bidang yang sudah dikuasainya. Selanjutnya mereka akan bertanggungjawab disetiap pembagian pekerjaan, yang bisa menumbuhkan sikap mandiri.

2. Bagi Masyarakat
Masyarakat nantinya akan secara antusias untuk ikut serta dalam memeriahkan acara. Jika acara yang dilakukan itu sukses maka akan membawa nama baik daerah masyarakat itu sendiri. Tidak menutup kemungkinan akan ada pihak-pihak yang merasa bangga dengan keberhasilan yang dicapai. Rasa bangga tersebut akan dengan sendirinya memberikan apresiasi dan malah akan senantiasa mendukung program kerja yang akan diadakan selanjutnya. Dan yang paling penting akan ada perubahan dalam pembangunan masyarakat yang lebih produktif.

3. Bagi Lingkungan
Dengan adanya pengabdian masyarakat ini, area lingkungan sekitar yang dulunya tidak mendapat perhatian kini berubah menjadi area yang dimanfaatkan potensinya sebagai sarana pendukung kegiatan. Sehingga area tersebut keberadaannya menjadi pusat perhatian dan pusat untuk mencurahkan ide-ide yang brilian.

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1 Lokasi
Lokasi pelaksanaan “GARDA MUTAN” adalah berada di Desa GubugsariRt 03 Rw III Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal
2.2 Kondisi Masyarakat
Masyarakat Desa Gubugsari Rt 03 Rw III Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal secara umum bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Petani di sini terbagi menjadi dua kategori yaitu petani sebagai pemilik sawah dan petani sebagai buruh. Begitupun dengan pedagang juga terbagi menjadi dua kategori yaitu pedagang yang sekaligus juga petani dalam artian “Bakul” dan pedagang “agen”. Untuk tanaman yang biasanya ditanam adalah bawang merah. Masyarakat Gubugsari setiap hari aktivitasnya tidak jauh dari pengolahan bahan mentah bawang merah jika memang masih ada stok, mulai dari pencabutan bawang dari tanah hingga pemisahan bawang dengan daunnya. Bawang yang sudah di pisah dengan daunnya tersebut kemudian dijual sendiri di Pasar Semarang dan agen untuk dijual kembali di pasar tradisional. Ada juga sebagian agen yang mengolah bawang tersebut menjadi bawang goreng. Ketika musimnya bawang merah hampir semua masyarakat desa Gubugsari selain pemilik, bekerja sebagai buruh bawang merah, namun ketika tidak musimnya bawang merah atau stoknya habis kebanyakan menganggur terumata para pemudanya. Sangat disayangkan jika masa hidup pemuda Gubugsari hanya dihabiskan dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Seharusnya pemuda berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dan sosialisai dengan masyarakat sekitar.

Kehadiran pemuda sangat dinantikan sebagai agen perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat. Bimbingan dan arahan terhadap pemuda sangat diperlukan agar pemuda tersebut memiliki kemandirian untuk bertanggungjawab atas pekerjaannya sendiri. Kemampuan kemandirian seperti ini tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Dengan kondisi pemuda yang kurang bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, maka sangat memungkinkan untuk melakukan pengabdian masyarakat. Dalam program ini penulis berinisiatif mengadakan perkumpulan pemuda untuk mengatasi masalah tersebut dengan “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta) Sebagai Pelopor Generasi Muda Terampil dan Berjiwa Wirausaha Guna Mengurangi Masalah Kepemudaan. 

2.3 Masalah yang Dihadapi
Pada dasarnya pemuda Desa Gubugsari Rt 03 Rw IIIKecamatan Pegandon Kabupaten Kendal tidak memiliki niatan untuk menganggur. Tetapi karena mereka bingung bagiamana cara menyibukkan diri ke arah yang positif, maka kebanyakan dari mereka melampiaskannya dengan mencari hiburan. Hal semacam ini terjadi, dimungkinkan karena:

1. Kurangnya inisiatif
Dalam berkegiatan sehari-hari pemuda Desa Gubugsari kurang tanggap dengan keadaan, sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu jika ada hari-hari besar hanya secara formalitas saja mengadakan acaranya, tidak ada inisiatif untuk mengadakan acara yang berbeda dalam jangka panjang. 

2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung
Selama ini dalam melaksanakan kegiatan, sarana untuk mengembangkan kreativitas para pemuda sangat terbatas dikarenakan masalah finansial. Selain itu sebagian pemuda yang bekerja menjadi buruh tidak mempunyai lahan untuk mengelola sesuatu. 

3. Kurangnya Pelatihan dan bimbingan
Selama ini beberapa kegiatan telah dilakukan namun kurang maksimal karena kurangnya simulasi dan pelatihan. Kegiatan tersebut dibentuk secara spontan dan sangat sederhana untuk memeriahkan hari-hari besar, seperti Idhul Adha, Syawalan, Hari Kemerdekaan, dan lain-lain. Biasanya dalam acara untuk memeriahkan hari-hari besar tersebut mengundang pihak luar, tidak mengoptimalkan potensi dari pihaknya dan masyarakat sekitar. Misalnya saja dalam rangka memeriahkan hari Kemerdekaan Indonesia ke-70 kemarin masyarakat desa Gubugsari mengundang kesenian Barong dari luar desa. Untuk masyarakat Gubugsari Rt 03 Rw III sendiri malah hanya melakukan “selamatan” atau doa bersama sebagai wujud rasa syukur.

4. Kurangnya Percaya Diri
Dalam melakukan suatu aktivitas perlu adanya kepercayaan diri sebelum dipercaya orang lain. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya para pemuda kurang yakin bahwa hal tersebut akan berhasil dan diterima dalam masyarakat. Akibatnya kemampuan yang sudah terkonsep terbut tidak jadi berjalan, dan kemudian hilang.

5. Kurangnya Kemandirian
Para pemuda sebagian masih bergantung pada lingkup keluarganya, dalam artian perkembangan jiwa dari lingkungan keluarga menuju lingkungan luar keluarga belum maksimal. Sehingga tidak ada perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh pemuda untuk lingkungan dan masyarakat sekitar.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan program “GARDA MUTAN” (Gerakan Pemuda Bermulti Talenta) ini terbagi menjadi empat tahapan, yaitu sebagai berikut:

3.1 Sosialisasi
Dalam sosialisasi ini penulis berusaha untuk menambah pengetahuan seluruh pemuda Desa Gubugsari terkait masalah kepemudaan serta kegiatan-kegiatan solutif sebagai bentuk penanganannya. Sebagai pemateri penulis menghadirkan orang yang memang ahli dalam bidangnya.

3.2 Pelatihan
Penulis mengundang pelatih yang sudah ahli dalam bidangnya guna memberikan pelatihan untuk meningkatkan kreativitas para pemuda Desa Gubugsari. Contoh pelatihannya adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan Menjadi EO (Event Organizer)
Pelatihan menjadi EO ini dapat melaluibeberapa kegiatan perlombaan misalnya pentas seni untuk anak-anak, lomba permainan tradisional, dan lain sebagainya. Nantinya para pemuda akan mendengarkan penjelasan dari pelatih terlebih dahulu melalui tanyangan slide-slide power point, setelah memahami materi yang telah disampaikan para pemuda tersebut diarahkan untuk langsung mempraktekkan dengan simulasi yang telah dibuat oleh pelatih. Langkah selanjutnya adalah diberikan program kerja untuk diwujudkan dalam bentuk acara nyata. Program kerja pertamanya adalah acara pentas seni anak-anak. Program Kerja kedua adalah acara lomba permainan tradisional.

2. Pelatihan Usaha Pembuatan Kaos Sablon
Bagi pemula usaha pembuatan kaos memang sulit karena merupakan hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Pertama-tama pelatih memberikan materi seputar pembuatan kaos sablon yang ditayangkan melalui slide-slide power point agar lebih menarik. Dari tayangan slide tersebut para pemuda akan melihat gambaran alur pembuatan kaos. Selanjutnya para pemuda dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendesain baju yang akan di sablon. Kemudian mempresentasikannya di depan agar mendapatkan masukan kritikan maupun saran. Seletah presentasi selesai dipilihlah desain baju yang terbaik untuk dijadikan kaos identitas dan kaos yang bernilai jual tinggi. Langkah selanjutnya para pemuda mempratekkan penyablonan kaos dengan didampingi pelatih sampai para pemuda bisa menghasilkan karyanya yang sesuai keinginan.

3. Pelatihan Wirausaha
Untuk berwirausaha pasti akan ada rasa khawatir kalau usahanya akan gagal atau tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka dari itu diadakanlah pelatihan wirausaha. Dalam pelatihan ini akan dihadirkan pemateri yang kompeten dalam bidangnya dan telah sukses menjalankan usahanya. Di sini para pemuda diberikan motivasi terlebih dahulu baru kemudian materi tentang wirausaha meliputi niat sampai strategi pemasaran lengkap dengan pengelolaan usahanya juga. Setelah di rasa paham para pemuda diarahkan untuk mempraktekkan langsung wawasan wirausahanya melalui penjualan kaos sablon yang telah dibuat. Hasil dari penjualan bisa dibuat untuk modal pembuatan kaos sablon lagi dan jika ada sisa dimasukkan dalam kas organisasi untuk tambahan biaya dalam kegiatan selanjutnya.

3.3 Penyediaan Sarana Prasarana
Untuk menunjang kegiatan sekaligus sebagai modal awal para pemuda Desa Gubugsari dalam melaksanakan kegiatannya dibutuhkan: 

  1. Panggung pentas sebagai tempat pentas seni dan perlombaan.
  2. Alat sablon sebagai alat penunjang usaha dan pelatihan.
  3. Baju seragam “GARDA MUTAN” sebagai bentuk identitas adanya kelompok pemuda yang bertalenta.
  4. Pemberian sarana prasarana sebagai modal awal produksi guna menunjang kreativitas para pemuda Desa Gubugsari.
3.4 Pendampingan
Setelah diadakan pelatihan dengan sarana prasarana yang ada, dari pihak penyelenggara melakukan kegiatan pendampingan yang bertujuan untuk mendampingi para pemuda dalam mempraktikkan materi yang telah diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mengecek pelaksanaan kegiatan, apabila ada yang tidak sesuai atau terjadi kesalahan. Bilamana terjadi kesalahan pun bisa langsung ditindak lanjuti agar tidak menimbulkan kesalahan-kesalahan lain. Untuk pelaksanaan kegiatan di bulan pertama ada depalan kali pendampingan yaitu seminggu terdapat dua kali pertemuan di hari Sabtu dan Minggu. Kemudian pelaksanaan kegiatan di bulan ke dua ada empat kali pendampingan yaitu seminggu sekali. Pada bulan ke tiga dilakukan pemantauan karena dirasa cukup dan berjalan lancar begitu seterusnya hingga bulan ke lima. Pendampingan juga bisa dilakukan secara kondisional yaitu menyesuaikan situasi dan kondisi.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

0 komentar:

Posting Komentar