Kamis, 19 Januari 2017

PENEMUAN SEPEDA

BAB II
DATA DAN ANALISA
1 Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:
  1. Buku teori sepeda “Bike Mania” yang menjelaskan sejarah sepeda, jenis sepeda dan manfaat besar dari bersepeda itu sendiri, yang juga menjadi sumber konten teks pada pembuatan buku “Sepeda dan Bersepeda”.
  2. Wawancara dan survey langsung perusahaan sepeda “Rocket Company”
  3. Data Sumatif : Berasal dari hasil survey menggunakan questioner yang ditujukan
  4. Pencarian data berupa buku literatur serta internet yang berkenaan dengan tema yang diangkat
2 Data Proyek
2.1 Sejarah Sepeda 
Nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.

Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu. Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Gambar 2.1 Sepeda Drais Gambar 2.2 Dandy Horse

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Gambar 2.3 Sepeda Ernest Michaux

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatic.

2.2 Jenis-jenis sepeda
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
  • Sepeda gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
  • Sepeda jalan raya, digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 2
  • Sepeda BMX-BMX, merupakan kependekan dari bicycle moto-cross, banyak digunakan untuk atraksi
  • Sepeda perkotaan atau city bike, Bentuk frame sepeda yang disesuaikan untuk wanita agar nyaman dikendarai, digunakan untuk keseharian dengan jarak tempuh yang pendek.
  • Sepeda angkut, termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos
  • Sepeda lipat, merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
  • Sepeda Balap, Sepeda yang model handlernya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.
2.3 Perkembangan Sepeda di Indonesia
Sejak dahulu, sepeda sudah menjadi alat transportasi umum yang sangat terkenal. Sejak ditemukannya sepeda (dengan rantai dan gerigi) pertama kalinya oleh orang Inggris bernama J.K. Starley pada tahun 1885, sepeda menjadi alat transportasi wajib. Karena selain mudah dan praktis, sepeda pun tak memerlukan bahan bakar. Sejak saat itu pulalah kemudian bermunculan banyak penciptaan-penciptaan model sepeda baru.

Hal ini kemudian memicu lahirnya kompetisi lomba balap sepeda. Namun saat itu, kompetisi balap sepeda hanya ada di Inggris, Belanda, Prancis, dan negara-negara industri Eropa lainya yang notabene adalah negara cikal-bakalnya sepeda. Ekspansi negara-negara eropa ke berbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) lah yang kemudian turut menyebarkan tren sepeda ke seluruh dunia. Sepeda kemudian menjadi sangat terkenal di semua negara, terutama negara-negara jajahan Eropa yang selama ini belum terlalu mengenal sepeda (karena transportasi mereka umumnya masih menggunakan gerobak atau kereta kuda).

Salah satu negara jajahan yang mempunyai tren bersepeda yang cukup tinggi adalah Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh penjajahan Inggris dan Belanda yang cukup lama. Tercatat di akhir abad 18, banyak bangsawan Indonesia yang telah mempunyai sepeda (saat itu sepeda adalah barang yang sangat mahal, sehingga tek semua orang bisa membelinya, hanya para bangsawan dan orang-orang terpandang saja yang mampu membelinya).

Barulah pada awal abad 19 (masa penjajahan belanda sebelum perang dunia kedua), sepeda mulai bisa dimiliki oleh orang biasa karena adanya eksport sepeda besar-besaran dari Inggris dan belanda. Hal ini kemudian memacu munculnya komunitas-komunitas sepeda dan kompetisi balap sepeda di kalangan pribumi. Balap sepedapun kemudian menjadi tren yang mumpuni di kalangan rakyat Indonesia. Saat itu, Semarang dan Bandung menjadi pusat tren sepeda di Indonesia.

Setelah membaca sedikit sejarah perkembangan sepeda terutama sepeda balap di Indonesia, sekarang kita bisa merasakan beberapa perubahan dan perkembangan sepeda di Indonesia yang ternyata masih cukup banyak peminatnya. Masyarakat Indonesia mengalami tren sepeda layaknya Negara lain, yang dimana masyarakatnya mulai senang dan peduli akan lingkungannya melalui sepeda walaupun masih belum maksimal. Perkembangan sepeda juga dirasakan bagi remaja yang mengikuti trend sepeda seperti fix gear, sepeda lipat dan sepeda extreme sport. Hal ini tidak lain juga karena sepeda tersebut termasuk sepeda yang memiliki gaya hidup muda dan memiliki nilai fashion bagi para remaja Indonesia. Perkembangan sepeda Indonesia pun cukup mendapat dukungan yang baik dari pemerintah, dengan adanya banyak acara-acara yang dibuat seperti salah satunya yang rutin di jalankan tiap minggu pagi di beberapa kota yaitu car free day, dimana suatu acara yang dibuat khusus bagi masyarakat untuk berolah raga disepanjang jalan raya ibu kota dan menutup jalan tersebut dari lalu lalang kendaraan bermotor.

2.4 Survey
Berikut adalah data dan analisa berdasarkan hasil survey melalui kuesioner yang diberikan kepada 150 responden :
1. Jenis kelamin :
Kebanyakan responden yang tertarik dengan sepeda adalah laki-laki. 
2. Usia :
Usia 21-25 mendominasi responden survey, karena usia produktif dari manusia yang masih aktif dalam berkegiatan oalah raga.
3. Pekerjaan :
Pelajar dan mahasiswa masih memiliki banyak waktu untuk melakukan aktifitas diluar rutinitas belajarnya yang memungkinkan mereka bermain dan berkumpul dengan teman.
4. Apakah anda suka bersepeda?
Masih banyak peminat masyarakat terhadap bersepeda.
5. Apa alasan anda suka bersepeda?
Karena sarana jalan yang masih buruk, kebanyakan masyarakat bersepeda hanya untuk olah raga ringan saja, walaupun sudah cukup banyak komunitas sepeda terutama sepeda modern.
6. Apa alasan yang menghambat anda tidak bersepeda dalam keseharian?
Cuaca buruk yang tak menentu masih menjadi alasan utama masyarakat untuk tidak bersepeda dalam kesehariannya, karena dinilai tidak praktis dan terlalu buang tenaga.
7. Menurut anda, apa penting adanya buku tentang sepeda untuk membantu perkembangan di Indonesia?
8. Jika ada buku tentang sepeda, bagaimana cara penyampaian yang anda harapkan?
Media cetak buku masih banyak di minati oleh masyarakat untuk sarana informasi tentang sepeda, namun kualitas desain dan visual yang baik juga harus mendukung buku tersebut. Dengan visual ilustrasi dan fotografi yang menariklah pembaca lebih tertarik dengan buku tersebut.

2.4.1 Kesimpulan hasil survey
Bersepeda merupakan aktifitas yang berguna bagi lingkungan dan kesehatan juga digemari oleh masyarakat, peningkatan sarana bersepeda di Indonesia harus lebih ditingkatkan agar para pesepeda juga mendapatkan haknya di jalan raya. Adanya media yang mendukung tentang sepeda juga masih sangat diperlukan sebagai salah satu cara memberi edukasi yang baik kepada masyarakat tentang besarnya manfaat dari sebuah sepeda.

2.5 Judul Buku
“Sepeda dan Bersepeda”
2.6 Format dan Garis Besar Daftar Isi Buku
Format buku akan dicetak dalam ukuran 22cm x 26cm, struktur rangka seperti berikut : 
  1. Cover
  2. Kata Pengantar
  3. Daftar Isi :
Bab 1. (Sepeda)
  • Pengertian sepeda 
  • Sejarah awal sepeda
  • Macam-macam sepeda
Bab 2. (Fixed Gear dan Bmx) 
  • Sepeda Fixed Gear
  • Sepeda BMX
Bab 3. (Pemanasan dan Pendinginan)
  • Pemanasan dalam bersepeda
  • Pendinginan dalam bersepeda
  • Peregangan otot dalam bersepeda
Bab.4 (Memilih Sepeda)
  • Memilih sepeda secara umum
  • Sepeda berdasarkan fungsinya
  • Tentukan kebutuhan bersepeda 
Bab.5 (Bersepeda Sehat)
  • Bersepeda mengurangi polusi
  • Efek dan manfaat bersepeda
  • Cukup nutrisi dalam bersepeda
Bab.6 (Bersepeda bagi Kesehatan)
  • Manfaat bersepeda secara teratur
  • Manfaat bersepeda berdasarkan fungsinya
2.7 Data Penerbit
PT Elex Media Komputindo, Kelompok Kompas Gramedia (KKG) adalah perusahaan penerbit, multimedia, dan sarana pendidikan yang berkantor pusat di Jakarta. Berdiri sejak 15 Januari 1985. KKG merupakan salah satu pemain besar dalam industri penerbitan dan percetakan di Indonesia.

3 Target Market 
a. Demografi
Jenis kelamin : Pria dan wanita
Usia : 17-25 tahun SES : A – B 
b. Geografi
Perkotaan dan sekitarnya yang padat akan pemukiman
c. Psikografi
Personality
  • Peduli akan kebersihan lingkungan
  • Menyukai hal berkaitan sepeda 
  • Menghemat waktu
  • Peduli kesehatan
Behaviour
  • Banyak beraktifitas diluar rumah
  • Mengikuti perkembangan jaman 
  • Menjaga pola hidup sehat
  • Mencari tahu hal yang berkaitan dengan hobi
Lifestyle
  • Senang memiliki komunitas 
  • Memiliki banyak link dari forum
  • Senang bergaul bersama teman 
4. Kompetitor Buku
Buku “ The Book of Protection by TSG”
The book of protection adalah buku yang membahas tentang alat perlengkapan bermain olahraga ekstrim, seperti helm, alat pelindung siku tangan, pelindung lutut kaki dan sebagainya. Buku ini bisa dibilang buku katalog dari sebuah merk olahraga ekstrim yaitu TSG. Hal menarik dari buku ini adalah desainnya yang bagus, dengan mengabungkan fotografi dan beberapa ilustrasi dalam layoutnya buku ini menjadi lebih mudah dibaca dan menarik.

Untuk target dari buku ini sudah bisa jelas terlihat yaitu para anak muda yang gemar bermain olahraga ekstrim seperti skateboard, sepeda BMX dan sepeda MTB. Brand TSG juga memiliki beberapa produk lain selain alat pelindung seperti produk baju dan tas. 

Alasan mengapa buku ini menjadi kompetitor karena dari segi desainnya The book of protection menarik, mengunakan fotografi dan ilustrasi yang cocok dengan targetnya, dan juga memiliki layout desain yang sederhana. Buku ini juga cukup inspiratif bagi penulis untuk menyusun buku tentang sepeda.

5. Analisa SWOT
Strength
  • Informasi tentang sepeda dan kesehatan sangat berguna bagi masyarakat yang memiliki sepeda.
  • Ikut melakukan progam go green bagi likungan.
  • Buku tersebut bisa membantu masyarakat mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan dan dengan bersepeda mereka juga mendapatkan banyak manfaat.
  • Visual yang menarik dengan menggabungkan ilustrasi, foto dan layout akan memudahkan pembaca mengerti dan memahami informasi yang disampaikan.
Weakness
  • Ukuran buku yang cukup besar tidak praktis untuk dijadikan buku saku.
  • Buku ini berharga cukup mahal.
Opportunity
  • Media buku tentang sepeda tergolong masih sedikit.
  • Informasi sepeda dan perkembangannya sangat dibutuhkan para pecinta sepeda di Indonesia.
  • Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal-hal bersejarah yang terkandung dalam sepeda.
Threat
  • Banyak pemilik sepeda yang lebih memilih berkendaraan bermotor.
  • Kurangnya minat baca bagi sebagian remaja di Indonesia.
  • Masyarakat masih berpikir sepeda sebagai alat transportasi yang primitive disbanding kendaraan motor lainnya.
  • Fasilitas umum yang tidak mendukung seolah menjatuhkan niat para peseda untuk bergerak maju

PENEMUAN SEPEDA Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

0 komentar:

Posting Komentar