Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi
Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang. Pengertian produksi dapat pula diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut produsen. Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:
- Menghasilkan barang atau jasa.
- Meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
- Meningkatkan keuntungan.
- Memperluas lapangan usaha.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya manusia berusaha agar apa yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik atau mendekati kemakmuran. Dalam kegiatan produksi tentunya membutuhkan unsur-unsur yang diperlukan dalam proses produksi yang disebut faktor-faktor produksi.
Faktor-faktor produksi itu antara lain adalah sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya modal, sumberdaya pengusaha. Faktor-faktor produksi tersebut akan dimasukkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi atau jasa. Perusahaan harus melakukan perencanaan untuk mempersiapkan ataupun menggunakan faktor-faktor produksi tersebut. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas yang meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu.
Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena itu, setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan. Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran perusahaan secara kebijaksanaan, program dan pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan. Dalam perencanaan produksi selalu menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi yang baik namun merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya.
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis. Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan.
Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi database management system yang terintegrasi dengan sistem lainnya di lingkungan perusahaan sehingga bagian perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup handal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Bagian perencanaan dengan mudah dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menyusun perencanaan produksi.
Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi terdapat berbagai macam permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian dirumuskan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien serta bagaimana cara pengendaliannya. Keberhasilan dalam membuat perencanaan produksi dan pencapaiannya tidak hanya tergantung pada organisasi bagian perencanaan itu sendiri, melainkan sangat tergantung pada struktur organisasi secara keseluruhan dan sistem yang diterapkan. Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas, jenis perusahaan, sumberdaya dan jenis produksi yang dikerjakan.
Pengukuran keberhasilan perencanaan tidak tepat untuk dibandingkan dengan perusahaan lain karena perbedaan kelengkapan, kapasitas dan sumberdaya apalagi jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak sejenis. Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi meliputi waktu, mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada jangka waktu tertentu di perusahaan. Pengukuran perlu dilakukan secara terusmenerus sehingga keputusan yang diambil untuk pengembangan jangka panjang mempunyai dasar yang objektif.
2. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut. Jika bahan baku yang tersedia di gudang terlalu banyak, maka akan menyebabkan biaya atas persediaan yang semakin meningkat, sedangkan apabila persediaan bahan baku terlalu sedikit, maka akan menghambat perusahaan memenuhi permintaan dari pelanggan.
Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur). Pada perusahaan dagang hanya ada satu persediaan, yaitu persediaan barang dagangan (Inventory), sedangkan pada perusahaan manufaktur ada tiga jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku (Raw Material), persediaan barang dalam proses (goods in process/work in process), dan persediaan barang jadi (finished goods). Menurut Prasetyo (2006), “Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan/ proses produksi menunggu masa penggunaannya pada proses produksi”. Menurut Warren Reeve (2005:452), “Persediaan juga didefenisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”. Menurut Stice dan Skousen (2004:654), “Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”.
Dengan kata lain persediaan adalah suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada masalah lain. Menurut Stice dan Skousen (2004:654), “Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi”. Persediaan bahan baku dapat juga diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh perusahaan yang akan dimasukkan dalam proses produksi sehingga pada akhirnya akan menjadi barang jadi.
Persediaan berfungsi untuk menghubungkan operasi perusahaan dengan pembelian bahan baku untuk selanjutnya diolah menjadi barang atau jasa yang kemudian diarahkan pada konsumen. Dengan demikian adanya persediaan memungkinkan terlaksananya operasi produksi bagi perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2001:585) paling sedikit ada tiga alasan perlunya bahan baku bagi perusahaan yaitu :
- Adanya unsur ketidakpastian pesanan (permintaan yang mendadak).
- Adanya unsur ketidakpastian pasokan dari supplier.
- Adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan harus mampu untuk mengantisipasinya. Antisipasi tersebut berkaitan erat dengan tujuan diadakannya persediaan bahan baku, yaitu :
- Untuk memberikan layanan yang baik pada pelanggan.
- Untuk memperlancar proses produksi.
- Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan.
Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu :
- Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi.
- Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
- Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon.
- Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga.
- Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman.
- Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.
0 komentar:
Posting Komentar