Logam
Logam menurut pengertian orang awam adalah barang yang padat dan berat, biasanya digunakan orang untuk alat atau perhiasan yaitu besi, baja, emas, dan perak. Padahal masih banyak logam lain yang penting dalam proses biologis mahluk hidup misalnya kobalt, mangan, dan lain-lain. Pada dasarnya logam dibagi menjadi 2 bagian yaitu logam esensial dan logam non esensial. Logam esensial adalah logam yang sangat membantu dalam proses fisiologis mahluk hidup yaitu membantu kerja enzim atau pembentukan organ dari mahluk hidup itu sendiri. Sedangkan logam non esensial adalah logam yang peranannya dalam tubuh mahluk hidup belum diketahui, kandungannya dalam jaringan sangat kecil dan apabila kandungannya tinggi dapat merusak organ-organ tubuh mahluk hidup yang bersangkutan (Darmono,1995).
Besi(Fe)
Besi atau ferum (Fe) adalah berwana putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Di alam didapat sebagai hermatit. Di dalam air minum Fe menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa,pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan.Besi dibutuhan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin sehingga jika kekurangan Fe akan mempengaruhi pembentukan Hb tersebut.Sel darah merah muda (korpuskula) mengandung Hb dan bahan ini diproduksi oleh sumsum tulang untuk mengganti sel darah merah yang rusak. Kemudian dari sel darah merah yang rusak ini besi dibebaskan dan dipakai lagi untuk bahan pembentukan sel darah merah muda.Besi juga terdapat dalam serum protein yang disebut “transferin” yang berperan dalam mentranspor besi dari jaringan satu ke jaringan lain.
Besi juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavor protein.Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi. Tubuh tidak dapat mengekskresikan Fe. Karenanya mereka sering mendapat transfuse darah, warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe (Juli Soemirat,1996) Kekurangan Fe dalam diet akan mengakibatkan defiensi Fe,kasus defiensi ini merupakan factor yang di sebabkan oleh malnutrisi, hambatan absorbsi, pendarahan dan hamil yang berulang kali. Karena tubuh sangat efisien dalam menyimpan Fe, diet yang sangat rendah jarang menyebabkan defisiensi Fe.
Dua penyebab utama kasus difiensi pada orang dewasa adalah kehilangan darah yang berat pada penderita tumor pada saluran pencernaan ,ulcer lambung dan pendarahan waktu mensturasi. disamping itu defiensi disebabkan oleh penyakit parasit dan penurunan daya absorbs Fe ini menyebabkan Anemia. Gejala klinis dari anemia karena defiensi Fe adalah : kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala pusing, nausea, konstipasi atau diare, penurunan nafsu makan,kulit,dan selaputlendir terlihat pucat karena penurunan sirkulasi hemoglobin, kuku menjadi pucat dan tipis berkerut,kasar dan cekung serta terasa dingin pada tangan dan kaki (Darmono 1995). Sekalipun Fe itu diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe juga dapat diakumulasi didalam alveori dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru (Juli Soemirat,1996).
Ligan dapat dikelompokkan atas monodentat, bidentat, polidentat.
- Ligan Monodentat yaitu ligan yang hanya mampu memberikan satu pasang elektron kepada satu ion logam pusat dalam senyawa koordinasi. Misalnya : ion halida, H2O dan NH3. Atom N dan O dapat mendonorkan sepasang electron kepada atom pusat seperti ion Fe2+
- Ligan Bidentat yaitu ligan yang mempunyai dua atom donor sehingga mampu memberikan dua pasang elektron. Dalam pembentukan ikatan koordinasi, ligan bidentat akan menghasilkan struktur cincin dengan ion logamnya (sering disebut cincin kelat). Ligan bidentat dapat berupa molekul netral (seperti diamin, difosfin, disulfit) atau anion (C2O4 2- , SO4 2- , O2 2- ).
- Ligan Polidentat yaitu ligan-ligan yang memiliki lebih dari dua atom donor. Ligan ini dapat disebut tri, tetra, penta, atau heksadentat, bergantung pada jumlah atom donor yang ada.Ligan polidentat tidak selalu menggunakan semua atom donornya untuk membentuk ikatan koordinasi. Misalnya : EDTA sebagai heksadentat mungkin hanya menggunakan 4 atau 5 atom donornya bergantung pada ukuran dan stereokimia kompleks.
Berdasarkan jenis ikatan koordinasi yang terbentuk, ligan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
- Ligan yang tidak mempunyai elektron sesuai untuk ikatan π dan orbital kosong sehingga ikatan yang terbentuk hanya ikatan σ, seperti H- , NH3, SO3 2- , atau RNH2.
- Ligan yang mempunyai dua atau tiga pasang elektron bebas yang selain membentuk ikatan σ, juga dapat membentuk ikatan π dengan ion logam, seperti N 3- , O2- , OH- , S2- , NH2- , R2S, R2O, NH2, dan ion benzena.
- Ligan yang memiliki orbital π-antiikatan kosong dengan tingkatan benzene rendah yang dapat menerima elektron yang orientasinya sesuai dari logam, seperti CO, R3P, CN- , py, dan acac.
- Ligan yang tidak ada pasangan elektron bebasnya, tetapi memiliki electron ikatan-π, seperti alkena, alkuna, benzena, dan anion siklopentadienil.
- Ligan yang membentuk dua ikatan σ dengan dua atom logam terpisah dan kemudian membentuk jembatan. Sebagai contoh, OH- , O2- , CO. (Nuryono, 2003)
Menurut Kirk dan Othmer ( 1965 ), senyawa pembentuk kompleks merupakan sejenis molekul organic ( ligan ) yang menyebabkan sebuah ion logam memiliki lebih dari satu posisi, misalnya melalui dua atau lebih grup electron donor dalam ligan. Pembentukan senyawa kompleks dapat terjadi jika ada reaksi antara ion logam yang dinamakan ion inti dengan komponen-komponen lain yang disebut ion negatif atau molekul yang disebut ligan. Dalam pembentukan senyawa kompleks ligan akan mengikat ion logam melalui ikatan koordinat kovalen, dimana yang bertindak sebagai donor electron disini adalah ligan. Senyawa kompleks yang terbentuk bisa bermuatan negative, positif, atau nol.
SUMBER;
Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, baik pada manusia, hewan, tanaman, maupun lingkungan. Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu :
BalasHapusLogam berat esensial, yaitu : logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya.
Logam berat tidak esensial, yaitu : logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik, seperti Hg, Cd, Cr, dan lain-lain. pabrik Penerima Limbah Kardus jasa penulis artikel