Selasa, 17 Oktober 2017

Komponen, Jenis dan Karakteristik Hidrolik

Komponen-komponen hidrolik
Amati sistem hidrolik yang ada di kendaraan atau bengkel kerja, kemudian diskusikan nama bagian dan fungsinya.

Bagian-bagian utama sistem hidrolik dapat digolongkan manjadi :
  1. Pompa
  2. Unit pengatur
  3. Aktuator
1. Pompa.
Secara garis besar pompa hidrolik ada dua macam yaitu :
  • Fixed displacement Pumps
  • Variable displacement Pumps.
Pada modul Hidrolik ini akan dibahas macam-macam fixed displacement pumps.

a. Pompa Roda gigi (External Gear Pump)
Pompa roda gigi luar terdiri atas bagian utama yaitu :
  • Rumah pompa
  • Sepasang roda gigi luar yang bertautan secara presisi di dalam rumah pompa tersebut
  • Penggerak mula (prime mover) yang porosnya dikopel dengan poros driver gear.
Dari perputaran sepasang roda gigi terjadilah daya hisap (tanda kotak) kemudian cairan (oli) ditangkap di antara celah gigi dan rumah pompa dan diteruskan ke saluran tekan (outlet). Gambar 5 berikut menunjukkan external gear pump.

Dapat kita lihat bahwa tekanan yang cukup besar terjadi pada sisi saluran tekan yang juga akan berakibat menekan pada poros roda gigi dan bearingnya. Hal ini akan menjadikan gesekan mekanik pada bearing pun semakin besar.Juga akan terjadi tekanan lebih seal (perapat) pada poros. Untuk mengatasi hal ini maka dibuatlah drain duct (saluran pencerat) untuk mengurangi tekanan lebih.

b. Pompa roda gigi dalam tipe CRESCENT.
Pompa ini cocok untuk tekanan tinggi dan untuk cairan hidrolik yang bervariasi. Ukurannya lebih kecil dari external gear pump pada penghasilan pompa yang sama dan tingkat kebisingannya lebih kecil.

Seperti external gear pump, pompa ini juga termasuk pressure unbalanced.
Keterangan :
  1. Saluran oli masuk ( inlet) 
  2. Oli masuk oleh sedotan roda gigi yang berputar.
  3. Penyedotan terjadi kerena adanya rongga antara gigi iner dan outer ring gear
  4. Terjadinya penyedotan di ruang No: 4 ini.
  5. Di titik No 5 ini oli didesak/ditekan oleh pasangan gigi.
  6. Saluran tekan ( outlet )
c. Pompa roda gigi dalam type gear-rotor
Pompa ini terdiri atas inner rotor yang dipasak dengan poros penggerak dan rotor ring. Rotor ring atau outer rotor yang merupakan roda gigi dalam diputar oleh inner rotor yang mempunyai jumlah gigi satu lebih kecil dari jumlah gigi outer ring gear. Ini bertujuan untuk membentuk rongga pemompaan. Inner rotor dan outer rotor berputar searah.

d. Balanced Vane (Pompa Kipas balanced)
Pompa ini menggunakan rumah pompa yang bagian dalamnya berbentuk elips dan terdapat dua buah lubang pemasukan ( inlet ) serta dua buah lubang pengeluaran outlet yang posisinya saling berlawanan arah. Dibuat demikian agar tekanan radial dari cairan hidrolik saling meniadakan sehingga terjadilah keseimbangan ( balanced )

Vane (kipas) yang bentuknya seperti gambar 8b dipasang pada poros beralur (slots) dan karena adanya gaya sentrifugal selama rotor berputar maka vane selalu merapat pada rumah pompa sehingga terjadilah proses pemompaan.

e. Pompa Torak Radial (Radial Piston Pump)
Pompa piston ini gerakan pemompaannya radial yaitu tegak lurus poros. Piston digerakkan oleh sebuah poros engkol (eccentric crankshaft) sehingga besar langkah piston adalah sebesar jari-jari poros engkol. Penghisapan terjadi pada waktu piston terbuka sehingga oli hidrolik dari crankshaft masuk ke dalam silinder. Pada langkah pemompaan cairan ditekan dari setiap silinder melalui check valve ke saluran tekan.
Pompa ini dapat mencapai tekanan hingga 63 MPa.

f. Bent axis piston pump (Pompa torak dengan poros tekuk)
Pada pompa ini blok silinder berputar pada suatu sudut untuk dapat memutar poros. Batang torak dipasang pada flens poros penggerak dengan menggunakan ball joint. Besar langkah piston tergantung pada besar sudut tekuk. Untuk fixed displacement piston pump besar sudut (offset engle) berkisar 250 .
Gerakan langkah torak dapat kita lihat pada gambar 10b.
Langkah maksimum -- sudut maksimum 
Pengurangan Langkah -- sudut berkurang
Tanpa Langkah -- lurus

Pemilihan pompa hidrolik dapat dengan melihat karakteristik dari macam-macam pompa. Karakter ini dapat dilihat pada tabel perbandingan karakteristik bermacam-macam pompa hidrolik

Instalasi pompa hidrolik
Kopling
Kopling adalah komponen penyambung yang menghubungkan penggerak mula (motor listrik) dengan pompa hidrolik. Kopling ini mentransfer momen puntir dari motor ke pompa hidrolik. Juga kopling ini merupakan bantalan di antara motor dan pompa.yang akan mencegah terjadinya hentakan/getaran selama motor mentransfer daya ke pompa dan selama pompa mengalami hentakan tekanan yang juga akan sampai ke motor. Kopling juga menyeimbangkan dan mentolerir adanya error alignment (ketidak sentrisan yaitu antara sumbu poros motor dengan sumbu poros pompa tidak segaris).

Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas maka pada umumnya kopling dibuat dari bahan :
  • Karet (Rubber couplings)
  • Roda gigi payung ( Spiral bevel gear couplings )
  • Clutch dengan perapat plastik ( Square tooth clutch with plastic inserts )
Tangki hidrolik ( Reservoir )
Tangki hidrolik (Reservoir) merupakan bagian dari instalasi unit tenaga yang konsruksinya ada bermacam-macam, ada yang berbentuk silindris dan ada pula yang berbentuk kotak.

Fungsi/tugas tangki hidrolik
  • Sebagai tempat atau tandon cairan hidrolik.
  • Tempat pemisahan air, udara dan partikel-partikel padat yang hanyut dalam cairan hidrolik.
  • Menghilangkan panas dengan menyebarkan panas ke seluruh badan tangki.
  • Tempat memasang komponen unit tenaga seperti pompa, penggerak mula, katup-katup, akumulator dan lain-lain.
Ukuran tangki hidrolik berkisar antara 3 s/d 5 kali penghasilan pompa dalam liter/menit dan ruang udara di atas permukaan cairan maksimum berkisar antara 10% s/d 15 %.

Baffle Plate
Baffle Plate berfungsi sebagai pemisah antara cairan hidrolik yang baru datang dari sirkulasi dan cairan hidrolik yang akan dihisap oleh pompa. Juga berfungsi untuk memutar cairan yang baru datang sehingga memiliki kesempatan lebih lama untuk menyebarkan panas, untuk mengendapkan kotoran dan juga untuk memisahkan udara serta air sebelum dihisap kembali ke pompa.

Filter (Saringan )
Filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran atau kontaminan yang berasal dari komponen sistem hidrolik seperti bagian-bagian kecil yang mengelupas, kontaminasi akibat oksidasi dan sebagainya.

Sesuai dengan tempat pemasangannya, ada macam-macam Filter yaitu :
  • Suction filter, dipasang pada saluran hisap dan kemungkinannya di dalam tangki.Pressure line filter, dipasang pada saluran tekan dan berfungsi untuk mengamankan komponen-komponen yang dianggap penting.
  • Return line filter, dipasang pada saluran balik untuk menyaring agar kotoran jangan masuk ke dalam tangki.
Kebanyakan sistem hidrolik selalu memasang suction filter. Gambar 12a,12b dan 12c menunjukkkan proses penyaringan.

Pengetesan Efisiensi Pompa hidrolik.
Yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan antara output dan input dan dinyatakan dalam persen ( % )

Terjadinya perbedaan antara output dan input dikarenakan adanya kerugian-kerugian diantaranya terjadinya kebocoran di dalam pompa sehingga akan mengurangi volume output. Secara keseluruhan, kebocran dapat terjadi pada pompa hidrolik, katup-katup, aktuator dan pada setiap konektor. Sehingga dalam hal ini perbandingan antara volume cairan hidrolik yang secara efisien menghasilkan daya di banding dengan penghasilan pompa teoritis disebut efisiensi volumetrik.(hv )

Penghasilan pompa (misal:pompa roda gigi) secara teoritis dapat dihitung dengan rumus :
Q = n . V
Q = penghasilan pompa teoritis ( l/min.)
n = putaran pompa ( r.p.m )
V = volume caiaran yang dipindahkan tiap putaran ( cm3 )

Penghasilan pompa tergantung pada besar tekanan kerja sistem hidrolik. Semakin besar tekanan, penghasilan pompa (Q) akan semakin berkurang.

Apabila p = 0 , penghasilan pompa Q penuh ( Q teoritis)
Apabila p > 0 , penghasilan pompa berkurang karena adanya kebocoran dan secara logika semakin tinggi tekanan akan semakin besar pula kebocoran.

Garis lengkung pada diagram menunjukkan efisiensi volumetrik pompa ( hv )
Contoh :
Untuk pompa yang baru , kebocoran 6 % pada p = 230 bar.
Q( p=0) = 10 l/min.
Q(p=230) = 9,4 l/min.
QL = 0,6 l/min.
Jadi efisiensi volumetrik ( hv ) = 94 %

Untuk pompa yang lama, kebocoran mencapai 13 % pada p = 230 bar
Q(p=0) = 10 l/min.
Q(p=230) = 8,7 l/min.
QL = 1,3 l/min. 

Jadi efisiensi volumetrik ( hv ) = 87 %

2. Unit Pengatur (Valve)
Cara-cara pengaturan/pengendalian di dalam sistem hidrolik susunan urutannya dapat kita jelaskan sebagai berikut :
  • Isyarat (Signal) masukan atau input element mendapat energi langsung dari pembangkit aliran fluida ( pompa hidrolik ) yang kemudian diteruskan ke pemroses sinyal.
  • Isyarat pemroses atau processing element yang memproses sinyal masukan secara logic untuk diteruskan ke final control element.
  • Sinyal pengendali akhir ( Final control element ), akan mengarahkan out put yaitu arah gerakan aktuator ( Working element ) dan ini merupakan hasil akhir dari sistem hidrolik .
Komponen-komponen kontrol tersebut di atas biasa disebut katup-katup ( Valves ).
Menurut kontruksinya katup-katup tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
a. Katup Poppet (Poppet Valves)
Yaitu apabila untuk menutup katup tersebut dengan cara menekan anak katup (bola atau kones atau piringan) pada dudukan .

Menurut jenis anak katupnya, katup poppet digolongkan menjadi :
  • Katup bola ( Ball seat valves )
  • Katup kones ( Cone popet valves )
  • Katup Piringan ( Disc seat valves )
b. Katup Geser ( Slide valves )
  • Longitudinal Slide
  • Plate Slide (Rotary slide valve)
Menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai berikut :
  1. Katup pengarah ( Directional control valves )
  2. Katup satu arah ( Non return valves )
  3. Katup pengatur tekanan ( Pressure cotrol valves )
  4. Katup pengontrol aliran ( Flow control valves )
  5. Katup buka-tutup ( Shut-off valves )
1). Katup Pengarah ( Directional Control Valves )
Katup ini berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah cairan hidrolik yang akan bekerja menggerakkan aktuator. Dengan kata lain, katup ini berfungsi untuk mengendalikan arah gerakan aktuator .

Katup pengarah diberi nama berdasarkan :
  • Jumlah lubang / saluran kerja ( port )
  • Jumlah posisi kerja
  • Jenis penggerak katup
  • Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup.
2). Katub satu arah (Non Return Valves)
Katup ini berfungsi untuk mengatur aliran fluida hanya satu arah saja yaitu bila fluida telah melewati katup tersebut maka fluida tidak dapat berbalik arah.

Macacam-macam katup searah:
a. Lockable non-return valve
b. Lockable double non-return valve

2. Katup searah konis (check valve)
Cairan hidrolik dengan tekanan p1 akan mengangkat popet kones sehingga cairan dapat mengalir .
Agar tekanan p1 dapat mengangkat popet maka p1 > p2 + pF

3). Katup pengatur aliran (Flow Control Valve)
Katup ini berfungsi untuk mengontrol /mengendalikan besar kecilnya aliran cairan hidrolik .Hal ini diasumsikan bahwa besarnya aliran yaitu jumlah volume cairan hidrolik yang mengalir akan mempengaruhi kecepatan gerak aktuator.

Macam-macam flow control :
  • Fix flow control yaitu besarnya lubang laluan tetap ( tidak dapat disetel )
  • Adjustable flow control yaitu lubang laluan dapat disetel dengan baut penyetel .
  • Adjustable flow control dengan check valve by pass.
Konstruksi pokok dari flow control ada dua macam yaitu :
  • Restrictor (Gambar 23a).
  • Orifice (Gambar 23b)
3). Katup Pengatur Tekanan
Ada beberapa macam antara lain :
a. Pressure Relief Valve
Katup ini berfungsi untuk membatasi tekanan kerja maksimum pada sistem (pengaman). Apabila terjadi tekanan lebih maka katup out-let akan terbuka dan tekanan fluida lebih dibuang ke tangki. Jadi tekanan fluida yang mengalir ke sistem tetap aman. Katup ini juga dapat berfungsi sebagai sequence valve yaitu apabila dia dihubungkan dengan aktuator lain. Bila saluran pada aktuator pertama telah mencapai tekanan penuh maka katup akan membuka saluran ke aktuator kedua.

b. Pressure Regulator
Pressure regulator berfungsi untuk mengurangi tekanan input atau tekanan kerja menjadi tekanan tertentu. Hal ini digunakan apabila dalam satu sistem terdapat perbedaan kebutuhan tekanan bagi setiap aktuatornya. Sering juga ini disebut sebagai reducing valve.

3. Aktuator (Unit penggerak)
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan gerak atau usaha yang merupakan hasil akhir atau out put dari sistem hidrolik .

Macam-macam aktuator :
a. Linear motion actuator ( Penggerak lurus )
  • Single acting cylinder ( Silinder kerja tunggal )
  • Double acting cylinder ( Silinder kerja ganda )
b. Rotary motion actuator ( Penggerak putar )
  • Hydraulic Motor ( Motor Hidrolik )
  • Limited Rotary actuator
Pemilihan jenis aktuator tentu saja disesuaikan dengan fungsi, beban dan tujuan penggunaan sistem hidrolik tersebut

Single Acting Cylinder
Silinder ini mendapat suplai udara hanya dari satu sisi saja. Untuk mengembalikan ke posisi semula biasanya digunakan pegas atau kembali karena beratnya sendiri atau beban.. Silinder kerja tunggal hanya dapat memberikan tenaga pada satu sisi saja. Salah satu contoh single acting cylinder telah kita lihat dan kita bahas pada modul “Dasar-dasar sistem Tenaga Fluida“.

Double Acting Cylinder (Silinder Kerja Ganda)
Silinder ini mendapat suplai aliran liquid dari dua sisi. Konstruksinya hampir sama dengan silinder kerja tunggal. Keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga pada kedua belah sisinya. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang torak ( piston rod ) pada satu sisi dan ada pula yang pada kedua sisi. Konstruksi mana yang akan dipilih tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Hydraulic Motor ( Motor Hidrolik )
Motor hidrolik mengubah energi fluida (aliran liquid) menjadi gerakan putar mekanik yang kontinyu. Motor hidrolik ini telah cukup berkembang dan penggunaannya telah cukup meluas.

Macam-macam motor hidrolik adalah sebagai berikut :
  • Piston Hydraulic Motor
  • Sliding Vane Motor
  • Gear Motor
Berikut ini adalah contoh-contoh motor hidrolik :
Cairan hidrolik masuk mendorong piston, kemudian piston berputar memutarkan poros engkol dan poros engkol memutar poros (drive shaft). Dapat berputar bolak-balik.

Cairan hidrolik masuk mendorong vane (kipas) yang dapat keluar-masuk alur karena gaya sentrifugal dan selalu merapat pada dinding motor. Dengan vane yang berputar ini maka poros ikut terputar sehingga timbulah putaran motor.

Tugas
Buatlah rangkuman tentang Komponen-komponen hidrolik
Tes Formatif
  1. Sebutkan komponen-komponen utama sistem hidrolik dan fungsinya.
  2. Sebutkan macam-macam fixed displacement pump
  3. Sebutkan macam-macam unit pengatur/valve control
  4. Sebutkan macam-macam aktuator
  5. Apakah fungsi tanki hidrolik
Lembar Jawaban Tes Formatif
1. Komponen-komponen utama sistem hidrolik adalah:
  • Pompa sebagai penghasil aliran dan tekanan
  • Unit pengatur sebagai pengatur arah aliran cairan
  • Aktuator sebagi penerima aliran dan tekanan sehingga bergerak sesuai kerja unit pengatur yang dioperasikan oleh operator.
2. Macam-macam fixed displacement pump
  • Gear (internal/external gear pump)
  • Balance vane
  • Piston (Radial/axial/bent axis)
3. Sebutkan macam-macam unit pengatur/valve control
Katup Poppet (Poppet Valves)
  • Katup bola ( Ball seat valves )
  • Katup kones ( Cone popet valves )
  • Katup Piringan ( Disc seat valves )
Katup Geser ( Slide valves )
  • Longitudinal Slide
  • Plate Slide (Rotary slide valve)
4. Sebutkan macam-macam aktuator
Linear motion actuator ( Penggerak lurus )
  • Single acting cylinder ( Silinder kerja tunggal )
  • Double acting cylinder ( Silinder kerja ganda )
Rotary motion actuator ( Penggerak putar )
  • Hydraulic Motor ( Motor Hidrolik )
  • Limited Rotary actuator
5. Fungsi tanki hidrolik:
  • Sebagai tempat atau tandon cairan hidrolik.
  • Tempat pemisahan air, udara dan partikel-partikel padat yang hanyut dalam cairan hidrolik.
  • Menghilangkan panas dengan menyebarkan panas ke seluruh badan tangki.
 Lembar Kerja Siswa
Mengidentifikasi sistem hidrolik pada kendaraan yang ada di bengkel sekolah, mencatat fungsinya dan memeriksa kodisinya.

Komponen, Jenis dan Karakteristik Hidrolik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

0 komentar:

Posting Komentar