Selasa, 04 Oktober 2016

Jenis-Jenis Energi dan Sumber-Sumber Energi

Jenis-Jenis Energi
Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu usaha. Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang berarti kemampuan untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu bentuk satu ke bentuk yang lain namun tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-hari energi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak, jika suatu objek mampu untuk melakukan gerakan, maka obyek tersebut dikatakan mempunyai energi. Menurut ilmu fisika, terdapat berbagai macam bentuk energi diantaranya: 
  1. Energi Kinetik Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya, contohnya ketika seseorang yang sedang berlari, maka posisi orang tersebut akan berubah setiap detiknya, perubahan posisi ini menunjukkan bahwa orang itu memiliki energi. 
  2. Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Energi potensial memiliki beberapa bentuk diantaranya: energi potensial gravitasi, energi potensial pegas, dan lain - lain. 
  3. Energi Panas Energi panas adalah energi ini muncul saat terjadinya perubahan suhu benda, dan menjalar dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Energi ini dapat dideteksi dengan indera peraba dan thermometer.
  4.  Energi Kimia Energi kimia adalah energi yang tersimpan secara kimiawi. Misalnya makanan yang kita makan menghasilkan energi kimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Minyak bumi mengandung energi kimia yang sangat bermanfaat untuk bahan bakar. Baik energi kimia dalam makanan maupun energi kimia dalam minyak bumi berasal dari energi matahari. 
  5. Energi Nuklir Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam atom. Energi keluar ketika terjadi proses reaksi nuklir. Energi ini diperoleh dari hasil reaksi inti, yaitu reaksi yang terjadi pada inti atom dimana partikel - partikel berenergi tinggi bertumbukkan dengan inti atom tersebut sehingga terbentuklah inti baru yang berbeda dengan inti semula. 
  6. Energi Listrik Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik. Muatan listrik yang diam (statis) menimbulkan energi potensial listrik, sedangkan muatan listrik yang bergerak (dinamis) menimbulkan arus listrik dan energi magnet. 

B. Sumber-Sumber Energi 
1. Sumber Energi Tak Terbaharui Sumber energi tidak terbaharui (nonrenewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang singkat. Sumber energi tak terbaharui diantaranya: 
  1. Minyak Bumi Minyak bumi adalah zat cair licin dan mudah terbakar yang terjadi sebagian besar karena hidrokarbon. Menurut teori, minyak bumi berasal dari sisa - sisa binatang kecil dan tumbuhan yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu yang mengendap dan mendapat tekanan dari lempengan bumi sehingga secara alami larut dan berubah menjadi minyak bumi. 
  2. Batubara Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik (organoclastic sedimentary rock), yang memiliki kandungan utama berupa karbon, hidrogen, dan oksigen. Batubara ini merupakan hasil akumulasi tumbuhan dan material organik pada suatu lingkungan pengendapan tertentu Batubara yang kita kenal dibentuk dari sisa- sisa tumbuhan yang terkubur di dasar rawa selama jutaan tahun yang lalu. Pertama, sisa-sisa tumbuhan berubah menjadi bahan yang padat disebut gambut. Akibat tekanan dan pemanasan dari lapisan bagian atas, sisa-sisa tumbuhan tersebut berubah menjadi batubara. 
2. Energi Alternatif (Sumber Energi Terbaharui) Sumber energi terbaharui (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam. Berikut ini adalah yang termasuk sumber energi terbaharui: 
  1. Matahari Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen dari panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi listrik Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat di memanfaatkan siapapun secara gratis, dan merupakan salah satu sumber energi alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama bagi negara- negara tropis seperti Indonesi 
  2. Angin Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh udara yang berhembus di permukaan bumi. Energi angin dapat diubah menjadi energi mekanik untuk menghasilkan usaha. Karena angin tidak menimbulkan polusi, maka banyak negara - negara membangun turbin angin sebagai sumber tenaga listrik tambahan 
  3. Panas Bumi Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi. Energi panas ini dihasilkan di dalam inti bumi yang ditimbulkan oleh peristiwa peluruhan partikel-partikel radioaktif di dalam batuan. Inti bumi terbentuk dari magma yang mengalir menembus berbagai lapisan batuan di bawah tanah. Saat mencapai reservoir air bawah tanah, terbentuklah air panas bertekanan tinggi yang keluar ke permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi, maka timbul sumber air panas yang biasa disebut uap panas. 
  4. Biomassa Biomassa merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena tumbuhtumbuhan dapat kita tanam setiap saat. Dari berbagai macam bahan bakar biomassa, kayu merupakan kebutuhan yang sangat banyak digunakan, seperti pada rumah tangga dan pada ketel uap. Membakar biomassa bukan cara satusatunya untuk menghasilkan energi karena biomassa dapat juga dikonversi ke bentuk energi lain diantaranya gas metana atau etanol dan biosolar. 

3. Potensi Energi Terbarukan 
Provinsi Lampung memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup besar yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi di provinsi Lampung, namun sebagian besar diantaranya belum dimanfaatkan sehingga belum menjadi penyokong penyedia energi yang bermanfaat. Dan berikut ini adalah potensi energi terbarukan yang ada di provinsi Lampung:
  1.  Kelapa Sawit CPO yang berasal dari kelapa sawit merupakan sumber bahan baku biosolar yang sudah tersedia, meskipun saat ini CPO masih diperuntukkan untuk keperluan non energi seperti minyak goreng dan sabun. Namun perlu dipertimbangkan pengembangan dan pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan biosolar yang bermanfaat sebagai sumber energi pengganti minyak solar mengingat kebutuhan akan minyak solar tiap tahun pasti mengalami peningkatan seiring meningkatnya jumlah penduduk dan kemampuan ekonomi masyarakat. Pemanfaatan CPO sebagai biosolar dikarenakan setiap ton CPO dapat menghasilkan 0,39 ton biodiesel. 
  2. Kotoran Ternak Kotoran sapi dan kerbau telah lama diteliti dan dipraktekkan sebagai pengganti gas LPG untuk keperluan memasak dalam rumah tangga. Karena begitu banyaknya ternak sapi dan kerbau yang ada di propinsi Lampung, dan sangat mudahnya untuk membuat alat pengkonversi kotoran ternak menjadi biogas, maka seharusnya teknologi itu sudah saatnya untuk diterapkan, agar penggunaan gas LPG dapat dikurangi. Sehingga ketergantungan masyarakat Lampung pada minyak tanah dan LPG akan hilang. Menurut penilitian Houdkav, 1991 kotoran sapi memiliki kadar energi J tiap kilo gramnya, dan kotoran kerbau Joule. 
  3. Bioetanol Bioetanol dapat dihasilkan dari ubi kayu dan ubi jalar serta tebu, dimana tanaman tersebut merupakan salah satu komoditi unggulan dari provinsi Lampung. Namun permasalahan yang sama untuk pemanfaatannya menjadi bioetanol, yaitu penggunaan bahan dasar yang masih menjadi bahan baku untuk keperluan produk sektor non energi, seperti ubi kayu untuk pembuatan tepung tapioka dan tebu sebagai bahan dasar pembuatan gula putih. Disamping itu teknologi yang sangat mahal juga menjadi kendala untuk menjadikan beberapa bahan baku tersebut menjadi bioetanol. Padahal dalam tiap ton bahan baku dapat dikonversi menjadi bioetanol secara berurutan, untuk ubi kayu 0,215 ton, ubi jalar 0,215 ton dan untuk tebu 0,211 ton. 
  4. Ampas Tebu (Baggase) Ampas tebu sering dianggap oleh masyarakat luas sebagai limbah dari pemerasan tebu setelah diambil sarinya yang kemudian dibuang begitu saja. Padahal dalam ampas tebu ini terkandung nil;ai kalori yang juga dapat dimanfaatkan sehingga menjadi potensi energi yang baik bagi penggunanya. Dari LDA 2011 terlihat hasil panen tebu sebesar 99.473 ton, kemudian dari angka tersebut didapat ampasnya 37.302 ton. Dengan nilai kadar air 50%, tiap satu kilo gram ampas tebu mengandung nilai kalor 7.600 kj/kg. Sehingga jika semua ampas tebu tersebut dapat termanfaatkan dengan benar, maka dapat menghasilkan energi sebesar 283.498 GJ. 
  5. Kulit Kakao Telah diakui bahwa kakao atau yang lebih akrab disebut kopi cokelat merupakan salah satu komoditi unggulan dari provinsi Lampung. Terutama di daerah-daerah yang lahan perkebunannya masih sangat luas. Namun sayangnya kulit dari buah kakao ini tidak dianggap sebagai barang yang bermanfaat, dan hanya dibuang begitu saja. Padahal nilai energi yang terkandung dalam kulit ini dapat juga bermanfaat bagi yang memanfaatkannya. Dari LDA 2011 dalam tabel pertanian dapat dilihat bahwa hasil panen kakao pada tahun 2010 adalah sebesar 36.378 ton. Dalam tiap ton buah kakao 70% nya adalah kulitnya, dan tiap satu kilo gram kulit dengan kadar air 85% mengandung nilai kalor 16.998 kj/kg. Sehingga jika semua kulit buah kakao dapat dimanfaatkan menjagi energi, maka besar energi yang dihasilkan adalah 432.847 GJ. 
  6. Tempurung Kelapa Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan terlatak di bagian sebelah dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3-6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggidan kadar selulosa yang lebih rendahdengan kadar air sebesar 8%. Dalam tiap kilo gram tempurung kelapa tersebut mengandung nilai kalor 4.300 kj/kg. (Tilman, 1981). Sehingga dapat terlihat bahwa potensi energi dari tempurung kelapa ini sangatlah besar karena nilai kalor yang terkandung di dalamnya setengah dari nilai kalor yang dimiliki oleh bagasse tebu. Hal ini tentunya sangat baik untuk dikelola dengan baik sehingga energi ini dapat bermanfaat, mengingat panen kelapa di provinsi Lampung ini sangatlah besar tiap tahunnya. 
  7. Sekam Padi Sekam adalah pembungkus padi atau kulit padi yang biasanya hanya terbuang begitu saja pada saat penggilingan padi berlangsung. Padahal sekam padi dapat juga dikonversi menjadi energi panas yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Karena kadar selulosanya yang cukup tinggi sehingga sekam padi ini dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekamn padi memiliki kerapatan jenis 125 kg/m3 , dengan nilai kalor 3500 Kkal/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU (Houston, 1972). Jadi dengan panen padi di provinsi Lampung tahun 2010 adalah sebesar 2.673.844 ton, sehingga dari hasil panen tersebut dapat menghasilkan 25% sekam padi sehingga didapat 668.461 ton yang tentunya akan menjadi sumber energi yang sangat besar bila dimanfaatkan dengan benar. 
  8. Sampah Sampah merupakan limbah buangan dari masyarakat atau industri yang dianggap tidak bermanfaat dan menjijikkan bagi sebagian orang. Namun sebenarnya di dalam sampah ini juga terkandung energi yang ternyata dapat bermanfaat bagi manusia. Nilai kalor yang terkandung dalam sampah sangat tergantung dari jenis sampah itu sendiri, untuk sampah yang tergolong organik terkandung nilai kalor rata-rata 22.100 kj/kg sampah. Sementara itu untuk sampah yang tergolong sampah non organik terkandung nilai kalor rata-rata 60, 833 kj/kg. Maka dapat menjadi energi yang besar jika tiap manusia perhari menghasilkan sampah sebesar 1 kg dan tentunya sampah itu dapat terkonversi menjadi energi yang bermanfaat sehingga semua limbah tidak akan menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan. 
  9. Potensi Tenaga Angin Menurut BMKG Lampung dari Tahun 2010 di pelabuhan panjang dan sekitarnya menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan angin selama 4 tahun sebesar 4,93 m/detik. Namun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai potensi angin untuk khusus kawasan pesisir provinsi Lampung, sehingga belum tertutup kemungkinan pengembangan teknologi tenaga bayu di provinsi Lampung. Apabila merujuk ke Bangka-Belitung yang memiliki pembangkit listrik tenaga bayu berkapasitas 80 KW, dan banyak penelitian yang menyatakan pantai barat Sumatera memiliki kecepatan angin diatas 6 m/detik maka akan dapat disimpulkan bahwa provinsi Lampung pun memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin terutama untuk daerah pesisir pantainya. 
  10. Potensi Tenaga Surya Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data intensitas radiasi matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2 dengan variasi bulanan sekitar 10%. Namun penelitian yang dilakukan oleh BMKG menyebutkan bahwa provinsi Lampung memiliki intensitas radiasi matahari sebesar 5,2 kWh/m2. Ini berarti provinsi Lampung memiliki nilai intensitas radiasi matahari diatas rata-rata intensitas radiasi matahari Kawasan Barat Indonesia. Tahun anggaran 2012 dinas pertambangan dan energi provinsi Lampung melakukan penelitian tenaga angin di empat kabupaten yang berbatasan dengan wilayah pesisir, yaitu kabupaten Lampung Selatan, kabupaten Lampung Timur, kabupaten Lampung Barat dan kabupaten Tanggamus. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk merencanakan penempatan alat ukur kecepatan angin dan penentuan lokasi sebagai upaya implementasi pemanfaatan energi tenaga angin di provinsi Lampung. Dari penelitian tersebut didapatkan data yang tersusun dalam sebuah tabel berikut ini.
  11. Energi Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung. potensi sumber energi utama yang berada di provinsi ini adalah panas bumi dan tenaga air sebagaimana diberikan pada tabel 2 dan tabel 3 berikut ini.

C. Kondisi Kelistrikan dan Transformasi Energi 
  1. Kondisi kelistrikan Perkembangan kelistrikan di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan yang cukup pesat serta mempunyai prospek pengembangan yang cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari pesatnya pembangunan sarana kelistrikan yang meliputi pembangkit, jaringan, gardu induk yang diusahakan baik oleh PLN maupun Non PLN (Captive Power) dan koperasi. Pertumbuhan pemakaian listrik di Provinsi Lampung mencapai angka 13 % pertahunnya, Proyeksi pertumbuhan ini telah dilakukan oleh Harmen, 2003. Gambar 6 adalah tingkat pertumbuhan konsumsi listrik di provinsi lampung antara tahun 2006 hingga tahun 2010. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Provinsi Lampung saat ini dipasok oleh pembangkit–pembangkit listrik dibawah pengelolaan PT. PLN (persero) Sektor Bandar lampung sebesar ± 70% dan sisanya dipasok oleh pembangkit listrik dari sistem Sum-Sel - Lampung sebesar ± 30 % dari total kebutuhan. Hal ini dimungkinkan karena sistim kelistrikan di Provinsi Lampung dihubungkan (interkoneksi) dengan sistem kelistrikan Sum-Sel. (lihat Gambar 7)
  2. Transformasi Energi Provinsi lampung memiliki potensi yang cukup besar dalam kategori energi baru terbarukan yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi di provinsi lampung. Tongkol jagung adalah sumber energi terbarui yang kebanyakan orang menganggapnya hanya sebagai limbah dari buah jagung. Padahal tongkol jagung ini dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan cara gasifikasi, yaitu pembakaran dalam tungku kemudian uap panasnya dialirkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan arus listrik. Dengan cara ini diperkirakan satu kilo watt jam listrik dapat dihasilkan hanya dengan dua kilo gram tongkol jagung. Berikut adalah berita dari Kompas 25/02/2011 Perusahaan dari Korea selatan LIG Ensulting, dalam waktu dekat akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomassa di Gorontalo senilai 30 juta dollar AS. Dengan menggunakan bahan baku tongkol jagung, diproyeksikan dapat menghasilkan tenaga listrik 12 megawatt.
Potensi energi dari tongkol jagung di provinsi Lampung sangatlah besar melihat pada tahun 2010 nilainya mencapai 2.483.540 ton tongkol jagung. Mengingat daerah lain bisa mengembangkan potensi ini dengan bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya, diharapkan di provinsi Lampung juga akan demikian. Sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan. 

D. Teknik Peramalan 
Energi Proyeksi atau peramalan pada dasarnya merupakan suatu dugaan mengenai terjadinya suatu peristiwa di waktu yang akan datang. Dalam perencanaan, kegiatan proyeksi adalah penting karena menjadi dasar dan awal mulainya perencanaan tersebut. Bila dilihat menurut jangka waktu, maka kegiatan proyeksi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jangka waktu;
  • Jangka pendek (short term), dapat harian, mingguan, bulanan, dan satu tahun. 
  • Jangka menengah (medium term), lebih dari satu sampai lima tahun. 
  • Jangka panjang (long term), proyeksi yang dilakukan dengan rentang waktu hingga lebih dari lima tahun. 
Dalam hal ini perlu disadari bahwa semakin jauh jangka waktu ke depan kondisi yang akan diperkirakan, maka semakin besar ketidak pastiannya. Pada kegiatan membuat proyeksi selalu digunakan asumsi-asumsi, yaitu memisalkan keadaan yang diwujudkan dengan angka-angka. Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka setiap hasil dari suatu proyeksi perlu dilakukan penelitian, pengujian dan pertimbangan antara lain mengenai kewajaran dan ketelitiannya.

E. Berbagai Teknik Perencanaan Energi 
Berbagai teknik atau model perencanaan energi dapat dibangun dari cara yang paling sederhana sampai cara pendekatan yang sangat rumit. Secara umum teknik perencanaan energi tersebut dapat dibedakan dalam lima pendekatan utama, adalah sebagai berikut; 
  1. Pendekatan Proses Pendekatan proses menguraikan aliran energi dari sumber energi primer sampai permintaan final, yang mencakup ekstraksi sumber daya energi, penyulingan, konversi, transportasi, penimbunan, transmisi dan distribusi. Keunggulan pendekatan ini adalah mudah mengakomodasi bahan bakar tradisional, perhitungan sederhana dan metode paling cocok dalam menguraikan alternatif teknologi yang ada saat ini. Kendala utamanya, pendekatan ini hanya dapat dipakai untuk sektor energi saja sehingga tidak dapat menggambarkan interaksi energi-ekonomi dan variabel-variabel kebijakan ekonomi. 
  2. Pendekatan Trend Pendekatan trend memiliki keunggulan utama berupa kesederhanaan data dan prasyarat, sehingga memudahkan pengguna dengan data yang sederhana. Analisis ini dapat juga dilakukan dengan memproyeksikan nilai historis rata-rata kegiatan energi-ekonomi dan rasio energi perkapita. Meskipun secara luas digunakan dalam peramalan, terutama oleh negara-negara berkembang, keterbatasannya ternyata cukup banyak. Kecenderungan atau perilaku di masa silam mungkin tidak terlalu relavan dengan kejadian di masa depan.Secara umum pendekatan ini tidak dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang bersifat struktural dan determinan permintaan.
  3. Pendekatan Elastisitas Pendekatan elastisitas ini dapat dilakukan dengan menghitung besarnya elastisitas permintaan terhadap pendapatan. Sistem ini akan menunjukkan perubahan tingkat permintaan energi terhadap perubahan pendapatan dan harga. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu, besarnya unsur ketidak pastian atas estimasi elastisitas permintaan dikarena kondisi beberapa data, keterbatasan variabel harga, pendapatan dan kenyataan data antar waktu (time series) yang digunakan tidak mencerminkan perubahan sisi dan struktur permintaan energi dalam jangka waktu yang lebih panjang. 
  4. Pendekatan Ekonometri Pendekatan ekonometri ini adalah pendekatan yang menggunakan standar perhitungan kuantitatif untuk analisis dan proyeksi ekonomi. Kelebihan pendekatan ekonometri adalah dalam analisis kebijakan dan proyeksi jangka pendek sampai jangka panjang. Asumsi-asumsi statistik dan perilaku dapat disajikan lewat model persamaan interaksi energi ekonomi secara simultan. Pendekatan ini juga dapat menyajikan pengaruh harga relatif dan absolut terhadap substitusi antar bahan bakar yang diteliti. Di sisi lain, kelemahan pendekatan ekonometri terjadi karena harus mengakomodasi kegiatan perubahan teknologi dan datangnya komoditas baru. 
  5. Pendekatan Input-Output Pendekatan input-output pada dasarnya hampir sama dengan pendekatan ekonometri. Namun pendekatan ini memiliki dua keunggulan yaitu pertama, merupakan pendekatan paling komprehensif dan konsisten terhadap semua sektor ekonomi, termasuk aliran berbagai jenis energi dan mudah digabungkan ke dalam model ekonometri, simulasi atau optimasi. Kedua, teknik yang sangat cocok untuk analisis kebijaksanaan pada berbagai tahapan. Namun pendekatan ini bersifat statik yang berlaku untuk satu waktu tertentu saja. Keterbatasan selanjutnya adalah kebutuhan akan data dasar sektor ekonomi yang luas dan komprehensif.

F. Perangkat Lunak untuk Perencanaan Energi 
Pada dekade terakhir perhatian terhadap isu energi semakin meningkat. oleh karena itu, muncul banyak perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai media dalam melakukan perencanaan energi. Developer yang menyediakan program untuk ini juga muncul dari berbagai kalangan, dari akademisi hingga pelaku usaha, dan dari yang bersifat profit sampai non-profit (Suhono,2010). 

  1. COMPEED XL XL COMPEED merupakan Excel berbasis biaya-manfaat dan efektivitas biaya toolbox untuk pribadi maupun pengambil keputusan publik. Program ini dirancang untuk melakukan berorientasi eksternalitas techno-proyek energi ekonomi analisis. Untuk pembuat kebijakan, COMPEED digunakan untuk membandingkan proyek-proyek yang berbeda dan panjang, sehingga memungkinkan untuk menentukan prioritas di antara berbagai alternatif yang ada. 
  2. EnergyPLAN EnergyPLAN adalah sebuah alat berbasis Windows yang dibuat untuk membantu dalam desain nasional atau regional tentang strategi perencanaan energi. Program ini menggunakan model deterministik masukan/keluaran. Secara umum, inputnya berupa data sumber energi terbarukan, kapasitas stasiun energi,biaya dan sejumlah pilihan yang berbeda menekankan pada strategi peraturan impor/ekspor dan kelebihan produksi listrik. Hasil/keluaran yang dihasilkan berupa keseimbangan energi dan hasil produksi tahunan, konsumsi bahan bakar, impor/ekspor listrik, dan biaya total termasuk pendapatan dari pertukaran listrik.
  3. Energy Costing Tool Sebagai pengakuan atas peran penting yang dimainkan energi dalam mencapai MDGs, UNDP Program Energi Berkelanjutan (UNDP's SustainableEnergy Programme) telah mengembangkan seperangkat alat untuk membantu perhitungan energi utama ke dalam MDGs berbasis strategi pembangunan nasional. Perangkat biaya energi telah dirancang secara khusus untuk membantu pemerintah perencana dan pengambil keputusan memperkirakan jumlah dan jenis investasi energi yang dibutuhkan untuk memenuhi MDGs. 
  4. ENPEP (The Energy and Power Evaluation Program) ENPEP adalah satu alat analisis energi, lingkungan, dan ekonomi. ENPEP dikembangkan oleh Argonne National Laboratory Amerika Serikat dengan dukungan dari US Department of Energy. ENPEP dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh sistem energi (penawaran dan sisi permintaan), melakukan analisis rinci dari sistem tenaga listrik, dan mengevaluasi dampak lingkungan dari strategi energiyang berbeda.
  5.  HOMER Homer memiliki optimasi dan algoritma analisis sensitivitas yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dan teknis dari sejumlah besar pilihan teknologi dan untuk memperhitungkan variasi dalam biaya teknologi serta ketersediaan sumber daya energi. Homer dapat memodelkan berbagai teknologi energi konvensional dan teknologi energi terbarukan. Sumber daya yang dapat dimodelkan meliputi panel surya (PV), turbin angin, mikrohidro, solar, bensin, biogas, microturbines dan bahan bakar sel. 
  6. LEAP (Long-range Energy Alternatives Planning) LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang sangat komprehensif dalam merencanakan energy, karena banyak variabel yang bisa menjadi input variabel seperti pendapatan (PDRB), populasi, teknologi, hingga proyeksi permintaan serta pemenuhannya dalam kurun waktu yang ditetapkan. Untuk penjelasan lebih lengkapnya tentang perangkat lunak LEAP ini akan dibahas di bagian lain dalam bab ini. 
  7. MESSAGE MESSAGE digunakan untuk merumuskan dan mengevaluasi strategi pasokan energi alternatif yang ditetapkan pengguna dengan kendala fisik. MESSAGE sangat fleksibel dan dapat juga digunakan untuk menganalisa energi/listrik pasar dan isu perubahan iklim. Tidak seperti model optimasi lain, aplikasi ini tidak memerlukan pembelian GAMS, atau solver komersial. Di dalamnya sudah tersedia Linear Programming (LP) sebagai solver gratis. 
  8. RETScreen RETScreen International Clean Energy Project Analysis Software dapat digunakan di seluruh dunia untuk mengevaluasi produksi energi, biaya siklus hidup dan pengurangan emisi gas rumah kaca untuk berbagai jenis hemat energi dan teknologi energi terbarukan. The RETScreen International Online Product Database menyediakan akses informasi ke lebih dari 1.000 produsen teknologi energi bersih di seluruh dunia, termasuk situs web dan internet langsung link dari dalam perangkat lunak dan RETScreen dari Situs Marketplace. 
  9. SUPER adalah model yang berguna untuk studi perencanaan koneksi energy dalam kurun waktu beberapa tahun. Parameter yang digunakan seperti hydro-risk, fitur reservoir, pertumbuhan permintaan, karakteristik parameter per jam, konservasi energi dan program pengelolaan beban, biaya bahan bakar, periode pelaksanaan proyek, interkoneksi, dll. Namun perangkat lunak ini hanya bisa diaplikasikan untuk jangka pendek saja. 
  10. MARKAL (Market Allocation) adalah perangkat untuk pemodelan terkait dengan energi, ekonomi dan lingkungan. Hal ini dikembangkan sebagai upaya kolaborasi yang berada di bawah pengawasan Badan Energi Internasional Teknologi Energi Program Analisis Sistem (ETSAP). MARKAL adalah model generik yang disesuaikan dengan data input untuk mewakili perubahan selama periode tertentu. Banyak model yang terpadu di dalam perangkat lunak ini sehingga akan memperoleh banyak pilihan alternatif. G. Perencanaan Energi menggunakan LEAP LEAP adalah alat pemodelan dengan skenario terpadu berbasis pada lingkungan dan energi. LEAP mampu merangkai skenario untuk beberapa konsumsi energi yang dipakai, dikonversi dan diproduksi dalam suatu sistem energi dengan berbagai alternatif asumsi seperti, kependudukan, pembangunan ekonomi, teknologi, harga dan sebagainya. Hal ini memudahkan untuk pengguna aplikasi LEAP ini dalam memperoleh hasil yang fleksibel, transparan tetapi tetap memiliki akurasi yang tepat.
  1. Modul Variabel Penggerak (Driver Variable) Modul ini digunakan untuk menampung parameter-parameter umum yang dapat digunakan pada Modul Permintaan maupun Modul Transformasi. Parameter umum ini misalnya jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan sebagainya. Modul Variabel Penggerak bersifat komplemen terhadap modul lainnya. 
  2. Modul Permintaan (Demand) Modul ini digunakan untuk menghitung permintaan energi. Metode analisis yang digunakan dalam model ini didasarkan pada pendekatan end-use (pemakai akhir) secara terpisah untuk masing-masing sektor pemakai sehingga diperoleh jumlah permintaan energi per sektor pemakai dalam suatu wilayah pada rentang waktu tertentu. Informasi mengenai variabel ekonomi, demografi dan karakteristik pemakai energi dapat digunakan untuk membuat alternatif skenario kondisi masa depan sehingga dapat diketahui hasil proyeksi dan pola perubahan permintaan energy berdasarkan skenario-skenario tersebut. 
  3. Modul Transformasi (Transformationn) Modul ini digunakan untuk menghitung pasokan energi. Pasokan energi dapat terdiri atas produksi energi primer (misalnya gas bumi, minyak bumi dan batubara) dan energi sekunder (misalnya listrik, premium, solar, LPG, briket batubara dan arang). Susunan cabang dalam Modul Transformasi sudah ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi energi terdiri atas processes dan output. 
  4. Modul Sumber Daya Energi (Resources) Modul ini terdiri atas Primary dan Secondary Resources. Kedua cabang ini sudah default. Cabang-cabang dalam Modul Resources akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam Modul Transformationn. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan (misalnya minyak bumi, gas bumi, batubara) dan potensi energi (misalnya tenaga air, biomasa) (Winarno, O.T. 2006) 

SUMBER;

Jenis-Jenis Energi dan Sumber-Sumber Energi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: frf

0 komentar:

Posting Komentar